Cieee ganti cover :^
_________________________
Sebulan berlalu semenjak KKN berlangsung, Jeongin telah kembali ke kontrakan. Tinggal sendirian seperti dulu. Meski masih merasa bersalah sebab belum menemukan Jisung dan Seungmin yang tiba-tiba hilang tak bersisa. Jeongin yakin ia mengetahui sesuatu, tapi apa?
Asyik melamun, Jeongin tidak sadar teleponnya berdering beberapa kali di atas nakas. Jeongin menggapai ponsel lalu menarik gambar hijau ke atas, mengangkat telepon dari sang ibu yang masih merantau menjadi TKW di negara orang.
"Iya ma? Maaf baru mengangkat telepon. Aku lagi sakit. Kepalaku pusing, sepertinya aku terserang demam," keluh Jeongin. Ibunya, Jo Boah di seberang menghela napas.
["Mama akan pulang lusa, kamu jangan lupa istirahat dan minum obat ya sayang?"]
"Iya ma, mama juga jaga kesehatan di sana." Jeongin terdiam sejenak, setitik air mata jatuh membasahi pipinya dalam diam, "Aku kangen mama." Pemuda manis itu menangis, rasa rindu perlahan menyeruak, hingga membuncah penuhi batinnya yang sesak.
Boah memegangi ponselnya erat-erat, hati ibu mana yang kuasa mendengar kesedihan sang anak? Ia kian merasa khawatir, rasanya ingin cepat-cepat pulang demi bertandang menjaga sang putra yang tengah jatuh sakit. Namun, majikannya di Arab Saudi nyatanya lumayan strict. Sang ibu tidak bisa mendadak pulang, ia harus membuat janji dari jauh-jauh hari yang mana bertepatan dengan lusa nanti, baru ia bisa pulang. Mengharu biru melepas rindu.
["Maafkan mama, Jeongin, mama tidak bisa menjaga kamu saat kamu sedang jatuh sakit. Ini semua salah mama."] Suara Boah bergetar, ia menyeka ujung mata, coba menghalau air yang mungkin hentak bercucuran.
"Bukan salah mama kok, 'kan mama di sana juga lagi nyari uang biar aku sama mama bisa hidup enak suatu hari nanti," kata Jeongin meyakinkan dengan senyum tersungging meski tidak berhadapan.
Sang ibu menyeka pipinya yang berlinang air mata, akhirnya ia tidak jua kuasa menahan tangis pilunya.
["Mama akan sampai ke sana dua atau tiga bulan lagi."]Perjalanan dari Arab Saudi menuju Indonesia terutama pulau Kalimantan memang memakan waktu setidaknya sebulan paling cepat dengan menaiki kapal ferry. Namun, ibunda Jeongin memilih untuk menaiki kapal angkut barang atau biasa disebut dengan kapal kargo yang mana sering stay cation di beberapa negara. Harganya jauh lebih terjangkau, tapi juga menyebabkan perjalanan jadi terhambat.
"Jaga diri mama."
["Kamu juga, sayang."]
Setelah satu dua kata perpisahan diucap, Jeongin bangkit seusai telepon mati. Saat sudah berdiri hendak beranjak menuju kamar mandi, Jeongin merasa kepalanya berkunang, kemudian jatuh menimpa tubuh Hyunjin yang muncul menembus dinding.
"Jeongin! Apa yang terjadi? Tubuhmu panas sekali!" panik Hyunjin memegangi tubuhnya dengan gentle.
Tubuh Jeongin dibopong naik ke atas ranjang lagi. Merebahkannya dengan hati-hati. Hyunjin ikut berbaring di samping seraya mengecupi wajah bersemu oleh sebab terserang virus demam itu. Jeongin sangat manis bagi Hyunjin yang tidak bosan hanya dengan memandangi raut wajahnya yang mengernyit.
Jemarinya tidak bisa tinggal diam, Hyunjin beralih mengelusi lengan hingga pinggang Jeongin kala napas sang submissif kian memburu. Mencoba tenangkan batinnya yang mungkin tengah mendera gelisah. Sedikit Hyunjin keluarkan kekuatannya untuk Jeongin. Pemuda iblis itu memiliki setidaknya sihir penyembuh walau tak sekuat saudaranya yang memang seorang iblis penyembuh.
Tanpa sengaja, Hyunjin menyentuh perut rata milik Jeongin yang terekspos sebab ia berbaring telentang. Pemuda iblis itu mengernyit, kembali meraba demi memastikan terawangannya tidak salah. Jeongin memang tengah berbadan dua. Ada anak mereka di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘽ecaꪊse 𝙔ou 𝙒ouꪶd 𝘽e 𝙈ine! - S1&S2, [hyunjeong].
FanfictionTAMAT • HYUNJEONG Pijaraya semesta rasanya sulit untuk digapai. Sebab sosokmu tak pernah berhenti berdamai dengan keadaan. Dunia kita berbeda. Kamu adalah temaram yang dijauhi umat manusia sepertiku, tidak seharusnya kamu sembunyikan aku dari dunia...