0.03

291 49 38
                                    

TW // MENTION OF DIVORCE; BULLYING; SEXUAL HARASSMENT; MURDER; BLOOD; LUCIFER;  PASTOR

_________________________

.

Pagi di hari ospek, Jeongin memutuskan untuk tetap berkuliah di kota kelahirannya. Enggan untuk beranjak menuju kota lain hanya sebab rasa sakit hati oleh bullying yang sempat menimpa dirinya. Jeongin menapaki gerbang kampus, lalu mengangguk yakin.

"Aku harus bisa melawan ketakutanku sendiri! Semangat Yang Jeongin!" serunya pada diri sendiri.

Mulanya semua berjalan normal serta menyenangkan bersama teman-teman baru. Namun, menjelang siang segerombolan muda mudi datang hampiri Jeongin. Mengejek dan menertawakan tingkah lakunya di masa lalu. Penyebab mengapa pemuda manis itu selalu dijauhi orang-orang, menceritakan betapa mengganggu segala teror yang membayangi hidup Jeongin. Aibnya dibuka terang-terangan hingga satu angkatan tahu bahwa Jeongin adalah pemuda yang sangat memalukan.

Sejak masih sekolah dasar, Jeongin sering kehilangan barang penting, berpikir bahwa mungkin saja ia hanya lalai dan melupakan letak asal muasalnya. Sebelum ia sadar kalau dirinya memiliki gift yang berharga sekaligus malapetaka. Oleh sebab satu dua barang sering hilang, membuat suasana rumah kian kacau balau. Kalau kata tetangga, hawa di rumah Jeongin teramat panas. Memicu pertengkaran di dalam rumah tangga. Makanya kedua orang tua si pemuda malang lebih sering adu mulut serta otot ketimbang menjaga serta mengayomi seorang anak. Jeongin kerap kali merasa iri bila jam pulang sekolah menghampiri, melihat teman sebaya diantar-jemput orang tua membuat hatinya menjerit dengki. Menanti kapan mampu gapai hangat keluarga yang harmonis kelak suatu hari.

Masa SMA adalah yang paling parah. Jangankan masalah rumah yang hancur terberai oleh sebab perceraian orang tua, di sekolah Jeongin juga mengalami pelecehan seksual. Para pemuda yang sekelas dengannya sering kali mempermainkan tubuhnya. Lalu mengejek bahwa Jeongin adalah aib. Mana ada laki-laki yang disukai laki-laki dari wujud entitas lain? Memangnya Lucifer suka makan batang?

Dalam desisan hati yang pedih, Jeongin menyumpah dalam diam. Sebab ia belum menyadari seberapa pahit lidahnya bila sudah berkoar, "Aku harap suatu saat kamu bisa merasakan lebih daripada kemalangan yang menimpa hidupku."

Lusa kemudian terdengar kabar bahwa sekumpulan pemuda yang melecehkannya kecelakaan dan terluka parah. Dalam hati Jeongin tersenyum senang. Setitik noda telah terberai, membuat entitas sosok yang bersemayam dalam kalbunya ikut merasakan euphoria yang sama.

Kejadian serupa beberapa kali terulang, Jeongin mulai merasa bersalah dan menyangka bahwa mungkin saja malapetaka yang menimpa para pembully itu berasal dari sumpah serapah dari pahit lidahnya. Sempat mental si pemuda malang terguncang, perasaan takut nan kalut menghantui sepanjang masa. Namun, Jeongin kini sedang berusaha bangkit kembali. Berbekal ritual yang dilakukan pendeta Chan yang katanya sudah berhasil mengusir iblis. Jeongin ingin tampil percaya diri.

Inginnya begitu, tapi rupanya petaka tak bisa lewat dengan tenang. Jeongin kembali dihantam telak oleh trauma berat. Malapetaka yang tidak ingin ia ulang.

"Benar-benar seperti pasien sakit jiwa, kalian tahu? Semua tingkah laku Jeongin tidak ada yang masuk akal." Salah seorang gadis mulai memancing prahara.

"Betul. Bahkan dulu, Jeongin pernah kehilangan celana dalam yang masih dia kenakan, ternyata malah tergeletak di ruang kepala sekolah. Bayangkan saja, orang waras mana yang percaya kalau ada iblis yang sengaja menyembunyikan karena lagi caper sama dia perkara barang-barangnya sering hilang? Aku akan lebih percaya kalau dia sengaja menggoda kepala sekolah untuk dijadikan peliharaan, makanya celana dalam itu bisa tertinggal di sana. Mau seribu satu alasan pun yang dia bilang, tidak akan merubah cara pandangku yang buruk padanya. Orang gila," sahut gadis lain yang ikut memprovokasi.

𝘽ecaꪊse 𝙔ou 𝙒ouꪶd 𝘽e 𝙈ine! - S1&S2, [hyunjeong].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang