Five.

116 56 10
                                    

Tak terasa minggu depan sudah harus berangkat ke London

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa minggu depan sudah harus berangkat ke London. Ia sangat berat sekali meninggalkan Bandung. Orang tuanya datang dari Surabaya untuk liburan sebelum Mahita berangkat. Mereka sangat senang sekali bisa quality time dengan keluarganya. Karena sehari setelah Mahita sidang akhir, Ayahnya mengalami serangan jantung. Suasana kala itu sangat chaos dan tegang karena kondisi jantung ayahnya hanya berfungsi 30% saja. Beruntungnya, Ayah Mahita dapat diselamatkan. Tetapi risikonya adalah harus ekstra kontrol makanan dan berolahraga. 


Kali ini, Mahita sekeluarga mengunjungi ke beberapa destinasi wisata lembang untuk menikmati suasana sejuk dan hijaunya pemandangan sekitar. Mereka sangat menikmati setiap detiknya. Sebelum orang tuanya di Bandung, Mahita sudah mulai resign dari Manjiw dan mempersiapkan diri untuk berangkat. Ia tidak sabar untuk membuka lembar baru di London sebagai mahasiswa Magister Oxford University. 

______________________________

Siang hari ini berbeda seperti biasanya bagi Mahita karena ia akan berangkat ke London. Ia serta keluarganya berangkat ke bandara pada pukul 12 siang. Waktu penerbangan Mahita kurang lima jam lagi sehingga banyak waktu kosong untuk bertemu sahabat-sahabatnya untuk terakhir kalinya di Bandung. 

Sesampainya di bandara, Mahita dan keluarganya langsung mencari tempat makan untuk makan siang. Akhirnya mereka menemukan restoran chinese food yang halal untuk makan siang. Tak lama kemudian, sahabat-sahabat Mahita mulai berdatangan.

"Mahita!!!!" sambut Mereka menghampiri dan memeluk Mahita.
"Wah! Kalian dateng juga ya. Yuk,makan dulu," Mahita sambil mempersilahkan mereka duduk bersama keluarganya.

Mereka bercengkraman satu sama lain tentang seputar kehidupan dan karirnya. Tak terasa kurang 2 jam waktu penerbangan Mahita ke London. Mahita langsung berpamitan dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya. Bandara Husein Sastranegara diselimuti dengan suasana haru dan tangis. Berat hati mereka melepas Mahita tetapi sekaligus bangga terhadapnya sudah sejauh ini melangkah.

Sesi haru telah selesai, wanita berumur 22 tahun tersebut perlahan-lahan meninggalkan mereka dengan hati yang berat. Ia bergegas untuk check-in terlebih dahulu yang hanya butuh waktu 30 menit sudah selesai proses check-in.

"Kepada seluruh penumpang pesawat Cathay Airlines diharapkan segera menuju boarding station karena waktu keberangkatan telah tiba."
Mahita bergegas menuju boarding station karena waktu keberangkatan telah tiba. Perasaan sedih mulai bermunculan kembali. Ia menatap suasana luar pesawat dari jendela.

 
"Selamat tinggal Bandung. Terima kasih kenangannya. "

Perjalanan dari Bandung ke London sungguh melelahkan. Karena tidak ada pesawat yang langsung menuju London, ia harus transit dahulu di Dubai selama dua jam. Akhirnya ia punya waktu untuk mandi dan beristirahat sejenak sebelum berangkat ke London. Bandara Dubai sangat-lah modern. Bahkan di kamar mandinya disediakan bathub dan ruang tunggu yang mewah.  Setelah menunggu waktu transit, Mahita berangkat menuju London. Waktu penerbangannya memakan delapan jam agar sampai ke London.

Sesampainya di London, Mahita langsung mencari toko menjual sim card dan makan siang di Starbucks. Mahita secinta itu dengan semua menu di Starbucks. Namun ia merasakan ada seseorang yang mengikutinya. Akhirnya, ia bergegas meninggalkan Starbucks dan menuju MRT station. Tak lama kemudian, ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Ternyata totebag Mahita tertinggal di Starbucks. Mahita bergegas mengambilnya dan mengucapkan terima kasih kepada orang yang mengembalikan totebag-nya.

Setelah Mahita lihat ke dalam totebag- nya ternyata ada surat "misterius" lagi. Mahita sudah jenuh dengan surat-surat "misterius" itu.  Ia berangkat menuju MRT Station untuk menuju ke Distrik Oxford. Sepanjang perjalan di MRT,  Mahita mulai membuka surat "misterius" itu.

"Apaan sih?" risih Mahita terhadap surat "misterius" itu. Ia menyimpannya di kantong mantelnya. Tak butuh waktu lama, ia sudah sampai di Oxford District


"Oxford 415 Apartement Oceana, Sir!"
"Okay, Miss."

Perlahan-lahan taksi tersebut meninggalkan Stasiun MRT dan menuju apartemennya. Perjalanannya cukup jauh sekitar satu jam. Tetapi ia sama sekali tidak bosan atau lelah. Karena setiap sudut jalanan di Inggris sungguh memukau dan memanjakan matanya. Mulai dari Menara Big Ben hingga melewati Tower Bridge. Tak lupa, ia juga mengabadikannya dengan mirrorless-nya. 

Tak lama kemudian, Apartemen Oceana sudah nampak batang hidungnya.  Ia menaiki lift untuk menuju ke lantai tujuh karena unit apartemennya berada di nomor 704. Mahita membuka pintu apartemennya sambil mengucapkan salam terlebih dahulu dan langsung merapikan barang-barangnya. 

Ruangan tersebut sangat kotor dan berdebu. Mahita perlu tenaga lebih untuk membersihkanya namun ia memilih untuk merapikan barang-barangnya terlebih dahulu. Dua jam berlalu dan wanita tersebut kelelahan.  "Seandainya ada mama, mungkin bisa bantuin ini" gumam Mahita sambil merebahkan dirinya di atas koper pink-nya.  "Capek banget Ya Allah!" keluhnya. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anagata - The Future [DOYOUNG X SEJEONG] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang