Past.

57 21 3
                                    

TRIGGER WARNING! Karena part ini terdapat banyak sekali kekerasan,umpatan yang membuat trauma pembaca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TRIGGER WARNING!
Karena part ini terdapat banyak sekali kekerasan,umpatan yang membuat trauma pembaca!
.
.
.
19 Desember 2012.

"EH MINGGIR ADA ORANG FRIK LEWAT! BERI JALAN, BERI JALAN!" Suara olokan terdengar pada saat perempuan berambut kepang melewati kerumunan geng sok hits itu. "DAMN DAMN DAMN WHAT I'D HAVE TO HERE HERE~ HAHAHA HUUUU!"

Mahita tak asing akan pemandangan ini. Benar, pemandangan pada saat ia pentas seni semasa SMP. Semasa kecil, ia sempat tinggal di Surabaya.Mahita kecil menuruni panggung dan tampak malu wajahnya karena gagal membawakan lagu untuk kelasnya.

Mahita terus mengikuti perempuan itu menuju pintu keluar sekolah dengan tatapan sinis dari sekitarnya. "Ngesok banget orang-orang ini" ia terus berjalan mengikuti dirinya. Mungkin mereka kira yang berjalan di belakang anak itu adalah ibunya.
"DAMN DAMN DAMN~" olok guru SMP berambut pendek itu kepada anak kecil tersebut. Tak tinggal diam. Mahita langsung memarahi guru tersebut yang ternyata guru musik sekaligus pembina paduan suara SMPnya, "Bu,mulutnya dijaga ya! Masak seorang guru seenteng itu melakukan perundungan terhadap muridnya sendiri!"

"Emang Anda siapa kok berani-beraninya ngatur saya?!" respon Guru berambut pendek tersebut malah menyolot dan melototinya. "Saya ibunya! Kenapa Bu?! Masih berani bully anak saya?! Ok, saya laporkan ke polisi satu sekolah ini karena telah kasus perundungan terhadap siswinya sendiri!" ancam Mahita dengan setengah berteriak karena tanpa sadar ia melampiaskan dendamnya selama ini.

Anak kecil itu bergerak menjauh dan semakin tidak terlihat oleh pandangannya. "Mau pulang kayanya ni anak," ujarnya sambil terus mengejar anak kecil itu. Meskipun ia telah keluar dari halaman sekolah itu, suara olokan terus menggelegar.

Mahita kecil itu terus berjalan tanpa arah sambil menangis tersedu-sedu. Ia tak mengira penampilannya gagal dan mendapat olokan dari seisi sekolah termasuk guru-gurunya. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri dan meraung kesal akan perbuatannya. "SEHARUSNYA AKU GAK NGEIYAIN QUENA BUAT GANTIIN DIA NYANYI! BODO KAMU TAK!" geramnya sambil menghentakkan kakinya.

Mahita menghampiri perempuan kecil yang menangis di pinggir jalanan sepi itu. "Halo cantik!" sapa Mahita kepada dirinya waktu kecil. Mahita kecil terkejut dan menatap horor ke arahnya. "Siapa kamu?! Mau bully aku juga ya?! Bully aja sekarang! Pukul aja kalau bisa" ujarnya sambil tangisnya kembali pecah.

"Hei hei tenang! Aku gak akan bully kamu kok! Kenalin aku dirimu dari masa depan." Mahita mengulurkan tangan ke Mahita versi kecil. Dengan tangannya bergetar ketakutan, Mahita kecil berjabat tangan dengannya, "Diriku dari masa depan? Gak percaya aku!" ucapnya menjauhi Mahita. Namun ia berusaha mendekati dan duduk di sebelah Mahita kecil.

"Iya aku dari masa depan. Kamu kenapa cantik?" tanyanya sambil menghapus air mata Mahita kecil.

"Aku di bully sama semua orang di sekolahku. Soalnya sok kepedean nyanyinya, jelek pula suaranya. Pantes diolok-olokin!"

Anagata - The Future [DOYOUNG X SEJEONG] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang