Four.

118 64 20
                                    

Minggu pagi ini,  Mahita ingin membeli peralatan dan perintilan untuk ke London

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu pagi ini,  Mahita ingin membeli peralatan dan perintilan untuk ke London. Akan tetapi, di rumah hanya ada Mahira saja dan mobil Mahita masih diperbaiki. Akhirnya, ia memutuskan untuk meminta tolong Sagara mengantarkanya. Meskipun ia masih marah dengannya. Menurutnya, siapa lagi yang bisa diandalkan selain Sagara.

 Menurutnya, siapa lagi yang bisa diandalkan selain Sagara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat balasan dari Sagara, membuat Mahita berpikir keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat balasan dari Sagara, membuat Mahita berpikir keras. Tak mungkin hari libur masih ada rapat mendadak. Mahita memutuskan untuk positive thinking saja, mungkin memang rapat. Pintu ruang tamu terbuka yang menandakan Aurora datang dari luar rumah. 
"Kak, minta tolong anterin aku beli perintilan buat ke London dong!" Mahita menghampiri dan meminta tolong ke Aurora.
"Ayo, tapi bentar ya aku makan dulu. Laper banget coy!" Aurora sambil mengambil makanan di bawah tudung saji.
"Mahira! Ayo siap-siap ke PVJ anterin aku beli perintilan," panggil Mahita di depan pintu kamarnya.
"Gak mau, mager!" respon adiknya sambil bermain dengan Lego. 
"Hash, aku traktir Gyukaku, deh!" rayu Mahita.
"Wah kalau itu gak bisa ditolak sih. Gas!" Mahira beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap-siap untuk berangkat. Disamping itu, Aurora memanaskan mobilnya terlebih dahulu.

Sebelum berangkat, tiba-tiba ada driver gosend datang ke rumah Mahita mengantarkan paket dari seseorang misterius.
"Atas nama Neng Mahita ya."
"Iya Pak! Dari siapa ya paket ini."
"Orangnya gak mau disebutin sih,neng. Udah terima aja."
Mahita curiga akan paket tersebut. Ia takut kalau isinya bom atau apapun itu.
"Ye! Kalau itu bom gimana Pak? Bapaknya mau tanggung jawab?"
"Ya kalau bom mah, saya juga kena kali neng."
"Ya udah makasih ya Pak!" Mahita membanting pintunya lalu menaruh bingkisan tersebut ke meja belajar kamarnya dan bergegas menutup pagar rumahnya.

Anagata - The Future [DOYOUNG X SEJEONG] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang