Pertemuan.

45 18 0
                                    

Hati Mahita berdendang sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati Mahita berdendang sejak tadi. Karena ia akan mengenalkan Adhimas dengan keluarganya. Apalagi orang tuanya sangat strict tentang pacaran atau sebagainya. Sehingga ia takut Adhimas tidak diterima di keluarganya terutama ayahnya.

Serta Mahita sejak kecil sudah di didik keras oleh kedua orang tuanya serta diberi beban amanah cukup berat dibandingkan adiknya,Mahira. Sewaktu ia masih SMA, Mahita selalu bersembunyi-sembunyi jika akan pergi dengan teman-temannya dan mantan pertamanya. Maka dari itu terbentuklah Mahita yang introvert dan malas untuk berlama-lama di keramaian. Semoga kali ini orang tuanya tidak memarahinya karena sudah berpasangan tanpa awasan orang tua.

Sepanjang perjalanan raut mukanya sudah cemberut ketakutan. Adhimas peka terhadap perasaan istrinya karena kedatangan orang tuanya. Dengan sigap ia mengenggam tangan istrinya agar tenang kembali perasaannya, "Udah gak usah cemas ya. Keluargamu pasti menerima keadaan kamu disini kok. Aku berani jamin, ayahmu itu mudah akrab sama aku."

"Beneran,kan?" Mahita memastikannya kembali karena belum tenang perasaanya.

"Beneran deh! Aku berani jamin."

"Nah udah sampe yuk turun!"

Namun Mahita masih termenung seribu bahasa dan menggelengkan kepala tak untuk turun dari mobil tersebut. Adhimas menoleh ke arah istrinya, "Kenapa gak mau turun, Sayang?"

"Takut!" Sahut wanita tersebut dengan muka cemberutnya. Adhimas turun dan membukakan pintu mobilnya, "Silahkan Tuan Putri!"

"Mau gendong!" rengek Mahita.

"Ogah! Punya tangan sama kaki, kan? Bisa jalan? Yaudah jalan sendiri aja," canda Adhimas sambil menggandeng Mahita namun malah ditepis. Ia terus berjalan tanpa memperdulikan orang sekitarnya.

"Eh iya maaf-maaf aku cuman bercanda lho! Jangan marah,please. Iya aku tahu kalau aku salah," Adhimas terus mengejar istrinya yang sedang pundung dengannya.

Perempuan itu masih terdiam marah, padahal ia ingin sekali-kali menunjukan sifat manjanya ke pasangannya. "Iya gak papa kok," jawabnya dengan singkat yang lalu disambut oleh rangkulan Adhimas sebagai permintaan maafnya.

"Sini kalau mau nyender ya silahkan. Kalau gak mau, gak apa-apa juga kok," Pria itu memberikan pundaknya untuk bersandar.

"Aku itu mau manja ke kamu. Malah dikerjain. Kan aku jadi nambah sedih tauk!" gerutunya sambil bersandar di pundaknya. "Iya-iya maaf ya, Sayang" Adhimas mengacak-acak rambutnya.
"Ih kok diacak acakin sih nambahan. Liat tuh! Berantakan! Emang ya, sedetik gak bercandain aku dah kejang-kejang kamunya," emosi Mahita memuncak dengan mencubit keras perut Adhimas.

"AAA SAKIT SAKIT YA YA DEH AKU DIEM. MAAP MAAP DEH. AMPUN BANG!"

"Kapok! Rasain tuh pedesnya cubitan seorang bidadari dari surga."

"Bidadari dari surga? Dari neraka kali, soalnya kek dakjal tingkah lakumu." cibir Adhimas.

"Berarti kamu iblisnya fix no debat," Mahita tak mau kalah mengejeknya.

Anagata - The Future [DOYOUNG X SEJEONG] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang