Anagata - The Future.
"𝙀𝙫𝙚𝙧𝙮 𝙙𝙚𝙘𝙖𝙙𝙚, 𝙢𝙮 𝙝𝙚𝙖𝙧𝙩 𝙨𝙩𝙞𝙡𝙡 𝙥𝙤𝙪𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙞𝙣 𝙩𝙝𝙚 𝙨𝙖𝙢𝙚 𝙗𝙚𝙖𝙩 𝙛𝙤𝙧 𝙮𝙤𝙪"
Mahita Raline Humaira adalah seorang wanita berasal dari Bandung. Ia pergi merantau untuk pendidikan,cinta dan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagi perantau, rindu keluarga merupakan hal wajib yang dilakukan setiap harinya. Berbeda dengan Mahita, ia merasa bebas melakukan apapun yang dimau tanpa ada orang tua yang strict dan over-protective. Meskipun di London juga, ada Adhimas yang selalu memantau dan protective ke Mahita, setidaknya sekarang Mahita nyaman jika berada disisi Adhimas setiap harinya.
Sejak kecil, Mahita selalu didik keras oleh orang tuanya. Bentakan, pukulan serta pertengkaran kedua orang tuanya sudah menjadi makanan sehari-harinya. Hal tersebut membuatnya trauma akan bentakan dan teriakan yang ia dapatkan dari sekolah, maupun lingkungannya. Sampai-sampai waktu Mahita SMP sering memakai baju lengan panjang untuk menyembunyikan memar dan luka yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
Akibatnya adalah Mahita mengidap penyakit mental ADHD dan PTSD yang disebabkan oleh kedua orang tuanya serta syaraf pergerakan tangannya melemah. Maka dari itu, ia tak jarang kesusahan dalam memegang sesuatu dan mudah ter-distract akan sesuatu. Satu-satunya pelarian yang bisa ia lakukan adalah merantau. Dengan kesendirian dan jauh dari keluarga membuatnya Mahita tenang dan senang berada di London ini.
Dalam memilih pasangan Mahita lebih menyukai yang sabar dan tegas terhadapnya. Apalagi Mahita anak pertama yang sangat keras kepala dan susah diatur. Tapi entah mengapa Mahita semakin kesini malah menunjukan sikap manja dan menurut kepada Adhimas.
Padahal di hubungannya sebelumnya, Mahita cenderung lebih dominan dan menunjukan sisi Alpha-nya. Maka dari itu mantannya, Sagara meninggalkannya karena kemandiriannya serta insecure dengan perbedaan strata sosialnya.
Ulang tahun kali ini, Mahita sangat menikmati momen-momennya karena jauh dari orang tua dan dikelilingi oleh orang-orang yang tulus sayang kepadanya. Maka dari itu, ia sangat malas-malasan dan menikmati ulang tahunnya dengan slow life. Begitu juga dengan Adhimas. Seharian mereka hanya bermalas-malasan di sofa, menonton film seharian.
Handphone berdering dan Mahita dikejutkan dengan panggilan masuk dari kedua orang tuanya. "DIEM-DIEM! JANGAN BERSUARA YA NANTI KETAUAN!!" perintahnya untuk Adhimas diam tidak bersuara. Ia takut ketahuan tinggal bersama pria yang saat ini belum menjadi suami sahnya.
Mahita : Assalamualaikum Wr.Wb. Ada apa,Ma?
Mama Mahita: Waalaikumsalam,Teh! Selamat ulang tahun ya,Sayang! Semoga panjang umur, sehat selalu ya ,Teh. Gimana kabarmu disana?
Mahita: Alhamdulillah baik, Ma. Gimana kabarnya Mama Papa disana? Sehat-sehat,kan? Makasih ya Ma ucapannya.
Mama Mahita: Alhamdulillah baik,Teh. Oh ya, September akhir kami sekeluarga mau ke London nih! Jengukin kamu. Kamu udah masuk liburan,kah?
Mahita : Belum Ma. Masih November liburnya, tapi dari kamis sudah libur kok biasanya gak ada matkul. Mama nanti nginep dimana rencananya? Di Apartemenku kah?