Future.

61 19 6
                                    

Edinburg,2030

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edinburg,2030

"AWW!!! SAKITTT!" Mahita meringis kesakitan setelah terpontang-panting di lorong waktu dan terjatuh di sebuah kasur berwarna coklat di ruangan yang begitu asing dari pandangannya. Ia membuka mata dan bangun dari kasur itu sambil menelaah ada dimana sekarang.
"Anjir banyak banget ya darahnya!" Darah bekas mematahkan pisau tersebut masih mengucur dengan deras. Cepat-cepat ia mencari kamar mandi terdekat dengan kamar itu untuk mengobati darah tersebut.
Tak lama kemudian, seorang anak kecil berkuncir dua ada di luar kamar mandi. Anak kecil sekitar berumur 5 atau 6 tahun dan mempunyai mata persis dengan Mahita.

Anak perempuan itu diam membeku sejenak dengan tatapan ketakutan kepadanya. "YAHHHH TAKUTTT!!! ADA SETAAN DI KAMAR MANDII YAYAAHH!!!" Rani berlari ketakutan menjauhi Mahita yang keheranan melihat tingkah laku anaknya.

Maharani menangis ketakutan menghampiri Adhimas baru datang dari supermarket membeli bahan makanan. "Yah! Yah! Tadi Rani ngeliat ada setan berambut panjang terus serem mukanya! Rani gak berani ke kamar mandi jadinya! HUAAA!"

"Setan apa sih, Nak? Yayah udah bacain ayat kursi terus jadi gak usah takut ya. Setannya gak akan berani muncul kok!" Adhimas menunduk menoleh ke arah anaknya yang ketakutan melihat Mahita.

Karena penasaran, Mahita langsung menghampiri sumber suara itu dari kejauhan. Terkejut sekaligus gembira karena ia bertemu Adhimas kembali setelah sekian lama.

"SAYAANGGG!!" Adhimas berlari menghampiri istrinya dan mereka melepas rindu satu sama lain. Maharani kebingungan melihat tingkah laku ayahnya.

"Aku kangen banget sama kamu, Sayang," Mahita memeluk erat sambil diciumi pipi suaminya itu. "Kok bisa sampe disini kamu?" tanya Adhimas sambil terus memeluknya erat.

"Aku pake mesin waktu yang kamu kasih itu. Terus kamu tahu gak? Aku kepontang-panting pas menjelajah pake mesin ini. Jelek juga ternyata!" kesalnya dengan menunjukan mesin waktu yang Mahita bilang jelek.

"Hahaha emang gitu cara kerjanya. Nih punggung aku sampe biru-biru." sahut Adhimas sambil menunjukan punggungnya yang memar.

"Ya Allah kayak orang abis kerokan tau! Oh ya, ini siapa? Kok kayak takut ya ngeliat aku?" tunjuk Mahita ke arah Maharani yang bersembunyi di belakang Adhimas.

"Lah ini Maharani anak kita, Sayang. Ah, lupa aku kalau kamu kan belum sempet ngeliat dia ya. Ayo salim dulu ke mama kamu!" perintah Adhimas kepada Maharani.

"Kan mamaku sudah meninggal Pa. Berarti ini hantu dong!" ketus Maharani yang masih denial dengan keberadaan mamanya.

"Iya ini emang mama kamu. Tapi dari masa lalu,Nak. Ayo salim dulu! Masa takut sama mama sendiri." suruh kembali Adhimas kepada anak semata wayangnya. Akhirnya Maharani mau bersalaman dengan mamanya dari masa lalu,"Jangan digigit lho aku!"

Mahita tertawa kecil melihat anaknya yang ketakutan karena kedatangannya. "Engga lah, Nak. Ini mama kamu. Bagaimana kabarmu,Nak?" Mahita mengusap kepala anaknya untuk pertama kalinya.

Anagata - The Future [DOYOUNG X SEJEONG] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang