Ten.

132 47 4
                                    

Perempuan berambut merah itu terbangun dari bunga mimpinya, akibat ada hal yang mengganggu tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan berambut merah itu terbangun dari bunga mimpinya, akibat ada hal yang mengganggu tidurnya. Ia mengumpulkan nyawanya dulu sebelum bangkit dari tempat. Ia mengucek matanya dan tidak sengaja melihat laki-laki yang masih tertidur pulas di sofa keras itu. 

Terkejut! Dia terkejut karena ternyata ia dan juga laki-laki ini tidur berdua di satu sofa yang sama. "Kok bisa ada di samping aku?!" dengus Mahita sambil mencoba mengingat kejadian semalam.

"Ck! Ganggu aja si!" Perasaan kesal dari perempuan ini muncul, karena tidurnya terganggu oleh dengkuran alus dari yang ternyata itu Adhimas sendiri.

Mahita mencoba melupakan apa yang mengganggu isi pikiran nya padahal matahari juga belum muncul. Dia bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap melakukan aktivitas hari ini dengan mata kuliahnya itu Advanced Planing Operation. Seluruh badannya sudah bersih dan wangi, dia segera buat turun ke bawah hendak menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Adhimas.

Sambil mempersiapkan semuanya, satu pikiran mengganggu isi kepalanya, 'kok bisa aku cepat banget nyaman sama Adhimas?' dalam hati kecil Mahita berkata. Tapi, ia masih ada rasa trauma dan trust issue dengan siapapun.

Tidak lama, sosok Adhimas muncul di hadapan Mahita.

"Selamat pagi istri akuu~" Sapaan manis dari Adhimas membuat Mahita sedikit merinding.

"Diam kamu! Masih pagi, nggak usah genit!" Peringatan Mahita membuat sang suami tersenyum getar.

"Haha.. Maaf deh, cantik."

Mahita bernoleh ke arah Adhimas yang sedang menari kegirangan entah karena apa, 'orang gila!' Tidak habis pikir dengan suaminya itu.

Selesai Mahita menyiapkan semuanya, mulai Adhimas mengambil satu buah roti yang sudah siap tinggal dia hap. "WOWW! ENAKK BANGET!!" Excited setelah mengigit satu roti buatan istri cantiknya. Mahita hanya menggeleng melihat berbuatan suaminya ini.

"Nyenyenye" Mahita mencibir Adhimas agar menyembunyikan rasa salah tingkahnya. Tiba-tiba terjadi kejadian menegangkan karena Mahita memanaskan air dengan api yang terlalu besar sehingga terjadi kebakaran kecil.

"Mas,Mas! Tolong apinya gede banget! Panas banget jariku! Bantuin mati-in dong!" Mahita sambil meniup-niupkan jarinya yang sedikit terbakar.

"Nih, kasih air dulu jarinya! Sakit gak? Bentar ya aku matiin dulu apinya. Kasih air dulu aja tanganmu di keran." Adhimas sigap menyemprotkan pemadam kebakaran agar mematikan apinya dan menghidupkan keran air cuci piring.

"Kalau salting jangan atraksi lagi ya!" lanjutnya dan mengobati jari Mahita yang terkena api tadi. Untungnya hanya luka kecil yang didapat oleh Mahita sehingga tidak perlu perawatan khusus di rumah sakit. Mahita hanya bisa tersipu malu karena perkataan Adhimas benar adanya.

Setelah makan mereka menuju ke parkiran mobil Adhimas. Berangkat kuliah kali ini mereka sedikit terlambat karena kebakaran kecil barusan. Perjalanan dari apartemen menuju kampus mereka memakan waktu 20 menit menggunakan mobil. Karena sudah mendekati jam masuk mata kuliah tersebut, mereka bergegas dan berlari menuju ruang kelas.

Anagata - The Future [DOYOUNG X SEJEONG] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang