Part 13

2.1K 62 0
                                    

Hubungan Sagara dan Murni semakin menjauh sejak insiden hari itu, sudah seminggu berlalu tapi tidak ada pembicaraan yang terjadi diantara keduanya bahkan untuk membahas hal yang terjadi pun mereka enggan melakukannya.

Apalagi Sagara, setiap harinya ia menjadi tidak fokus dan rasa bersalah masih sering menghantuinya. Akhir-akhir ini kegiatan yang sering sagara lakukan adalah diam-diam mengamati Murni.

Mulai dari saat di meja makan, saat ia akan pergi bekerja Murni akan menyalimi Sagara meski terkadang lelaki itu kaku dan ragu mengulurkan tangannya. Tapi lama-kelamaan ia terbiasa dengan kegiatan itu, malahan Sagara merasa ada yang kurang jika berangkat kerja tidak di salimi Murni.

Seperti saat ini, dia dan Murni sedang sarapan. Seperti biasa tidak ada pembicaraan sampai masing-masing dari mereka menandaskan makanan dan Sagara berdiri untuk berangkat bekerja. Ia melihat Murni yang beranjak juga, wanita itu akan mengantarnya sampai depan pintu.

Jujur Sagara sangat ingin mendengar ocehan dan kebawelan Murni tapi Sagara juga tidak ingin memaksa, dia tau mungkin Murni masih trauma akan kejadian hari itu. Sagara jadi berpikir apa ia harus mengosongkan waktu untuk bisa berbicara serius pada Murni?

Tapi apakah wanita itu masih mau menanggapi nya? Ah soal yang lain bisa Sagara pikirkan nanti, yang harus dia lakukan sekarang adalah berbicara pada Murni.

"Murni" panggil Sagara saat mereka sudah sampai di pintu depan, tidak ada sahutan dari Murni namun raut wajah kebingungan itu menjadi pertanda bagi Sagara untuk melanjutkan ucapannya.

"Saya mau kita bicara, setelah saya pulang nanti. Kamu bisa kan?"

Sagara melihat Murni seperti sedang menimbang ajakan nya, wanita itu terlihat ragu.

"Bisa mas" Sagara tersenyum tipis mendengarnya.

"Oke, kalau gitu setelah saya pulang kerja. Kita bicara di ruang baca, saya harap kamu gak menghindar" Ucap Sagara dibalas Murni dengan anggukan.

Lelaki itu mengulurkan tangan dan disambut Murni yang langsung mencium punggung tangan suaminya itu, tidak seperti biasanya Sagara mengelus surai Murni lembut. Setelahnya ia mulai melangkah menuju mobil dan sampai kendaraan itu menghilang dari pandangan Murni, wanita itu masih setia menatap gerbang yang ditutup langsung oleh penjaga saat Sagara sudah melaju.

Murni menghela nafasnya, entah kenapa beberapa hari ini banyak ketakutan yang singgah di hatinya. Seperti ada sesuatu tak kasat mata yang membuat Murni enggan untuk bersuara. Sudah seminggu ini Murni mencoba menghilangkan bayangan tentang malam itu, ia sedang mencoba ikhlas walau sulit.

*****

Sagara sampai di kantor dan kenzo langsung menyambutnya begitu ia lift yang ia gunakan sudah sampai di lantai ruangannya. Kenzo bilang bahwa hari ini mereka akan ada meeting bersama investor dari Australia.

Hubungan Sagara dan Kenzo agak renggang sebab Sagara sudah mengetahui siapa orang yang mengantar Murni ke apartemen pribadi nya, orang itu Kenzo. Sagara tau betul bahwa tidak ada yang bisa mengakses lantai apartemen kecuali ia, Kenzo dan Kevin. Saat mendengat kejujuran dari orang kepercayaan nya itu, Sagara kecewa tentu saja ia bahkan sangat ingin menghajar kenzo.

Tapi Sagara sadar bahwa Kenzo hanya ingin membantu Murni, bukan salah Kenzo tapi ini adalah salahnya karna tidak memberitahu siapapun kapan dia pulang. Kenzo bilang dia tidak tega melihat wajah sedih Murni dan saat dia berkata bahwa lelaki itu tau dimana Sagara berada, Kenzo melihat wajah sumringah Murni setelahnya.

Kenzo tau konsekuensi dari perbuatannya tapi yang pasti dia hanya ingin membantu Murni menemukan keberadaan suaminya. Sagara akhirnya memilih untuk tidak memperpanjang masalah walau ia masih bersikap dingin pada kenzo, tapi Sagara hanya belum ingin berinteraksi seperti biasanya dengan kenzo.

"Jam berapa?" Tanya Sagara saat sudah duduk di meja kerjanya, ia mulai memeriksa berkas-berkas dan menandatangani nya.

"Sekitar jam 10 beliau beserta asisten pribadinya akan sampai, Tuan" Sagara mengangguk dan mengibaskan tangan mengkode kenzo bahwa ia sudah bisa pergi.

Kenzo pamit undur diri setelahnya, meninggalkan Sagara seorang diri dengan kegelisahan hatinya.

"Kenapa jadi kepikiran Murni terus sih, pake pelet apa pula perempuan itu sampe bisa buat saya begini" Sagara mengusap wajahnya, sebenarnya ia masih sering terngiang akan malam itu.

Bagaimana tangan besarnya membelai setiap inci tubuh Murni dan betapa manisnya bibir wanita cantik itu ketika Sagara menciumnya. Sagara ingin melakukannya lagi, tiap ia melihat Murni rasanya kewarasannya hampir hilang. Tapi ia mencoba menahan godaan itu dengan mengingat atau menggumamkan nama kevin. Kekasihnya.

Sagara tau hal itu adalah yang pertama bagi Murni, baik ciuman maupun selebihnya. Terlihat dari betapa kakunya wanita itu mengimbangi ciuman Sagara. Tapi lelaki itu juga senang mengetahui bahwa ia adalah lelaki yang pertama menyentuh Murni. Seperti ada kebanggaan tersendiri untuknya sebagai seorang lelaki.

"Engga Sagara, cinta kamu hanya untuk Kevin sedangkan Murni hanya orang asing yang dipaksa masuk ke hidup mu. Jangan pikirkan dia" Kalimat itu Sagara tanamkan dalam hati dan pikirannya, supaya dia tidak terus memikirkan Murni.

*****

Di lain tempat, Astelia sedang menikmati secangkir teh hangat di temani dengan beberapa kue kering. Wanita paruh baya itu tau bahwa rencananya kali ini berhasil, dia mendapat kabar dari bi Marsih yang tidak sengaja melihat Sagara dan Murni bercumbu di depan kamar sebelum akhirnya memasuki kamar anak lelakinya itu.

Sagara pikir bahwa ia berhasil menyembunyikan kejadian malam itu dari siapapun, tapi ternyata Sagara salah. Malam itu ada saksi mata lain yang melihat bagaimana Sagara mencium Murni dengan kasar, bi Marsih orang yang ibunya percayakan untuk menjadi pembantu sekaligus mata-mata.

Bukannya Astelia tidak percaya pada Murni ataupun Sagara tapi ia hanya ingin tau perkembangan hubungan mereka, ia menjadi sangat marah saat bi Marsih melaporkan jika Sagara sudah berani membawa kekasih terlarangnya itu ke dalam rumahnya.

Tapi Astelia tidak akan membiarkan hal itu terus terjadi, bukannya dia tidak siapa kevin dan bagaimana masa lalu dari lelaki itu sebelum bertemu Sagara. Satu rencana Astelia sudah berhasil tinggal satu hal lagi yang harus dia lakukan.

Yaitu menyingkirkan kevin sebagai satu-satunya hama yang harus ia musnahkan agar kehidupan pernikahan Sagara dan menantunya Murni bisa benar-benar berjalan normal.

"Kevin Tanujaya, hanya dengan satu ancaman saya yakin kamu akan memilih untuk menghilang selamanya dari hidup anak saya. Kamu tunggu tanggal mainnya"

*****

"Mas sudah pulang?" Sagara yang baru saja memasuki rumah dibuat menoleh dan melihat Murni dengan dress motif bunga-bunga berwarna maroon berjalan menghampiri nya.

"Baru sampai, kamu lagi apa tadi?" Tanya Sagara, Murni mengambil tas kerja Sagara dan mengikuti langkah suaminya, meski mereka tidak tidur di kamar yang sama namun Sagara tetap mengijinkan murni memasuki kamarnya. Untuk menyiapkan baju yang akan ia pakai ke kantor, jujur saja murni selalu bisa menyesuaikan pakaian sagara setiap harinya.

Bahkan Sagara dibilang terlihat selalu fresh dan stylish oleh para karyawan dan investor, membuat kepercayaan dirinya meningkat. Dan lagi-lagi itu karna murni.

Sagara sadar bahwa ia sudah mulai bergantung pada istrinya, ia akan menikmati waktu dilayani seperti ini sampai kontrak mereka selesai. Kontrak pernikahan.

"Aku nungguin kamu, kan katanya ada yang mau dibicarain" Sagara hampir lupa bahwa mereka akan berbicara serius pada Murni mengenai banyak hal. Termasuk soal hubungan mereka.

"Ah iya untung kamu ingetin, yaudah kalau gitu aku mandi dulu. Kamu boleh ke ruang baca duluan, nanti setelah saya selesai. Saya akan langsung kesana"

Murni mengangguk sebagai jawaban, mereka masuk ke dalam kamar Sagara. Murni dengan cekatan menyiapkan baju ganti untuk Sagara kecuali pakaian dalamnya karena Murni masih canggung untuk memegang benda pribadi suaminya itu. Sedangkan Sagara langsung masuk ke dalam kamar mandi dan memulai aktifitas membersihkan dirinya.

Semoga setelah bicara permasalahan mereka akan selesai dan Murni tidak sungkan lagi memulai pembicaraan dengannya. Batin Sagara.

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang