Part 12

2.3K 58 0
                                    

Sagara terbangun dan merasa sangat pusing, ia melihat jam menunjukkan pukul 8 pagi. Sial dia terlambat datang ke kantor, begitu Sagara ingin beranjak ia merasa aneh dan melihat ke dalam selimut. Sagara kaget tentu saja menyadari ia tidak memakai apapun di balik selimut ini. Sagara mencoba mengingat apa yang terjadi.

Dan betapa terkejutnya ia begitu sadar bahwa ia sudah melakukan hal keji terhadap Murni, istrinya. Sagara mengusap kasar rambutnya dan pandangannya terjatuh pada bercak darah di seprai berwarna putihnya ini.

Ya Tuhan Sagara sudah merenggut kesucian Murni, ia merasa sangat berdosa sekarang. Tapi Sagara tidak bisa memungkiri bahwa tubuh Murni sangatlah nikmat, ia masih bisa merasakan ketika kejantanan masuk ke dalam inti Murni. Dan juga bibir merah mudanya, Sagara rasanya ingin terus mencicipi bibir itu. Ia sudah kecanduan.

Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Jujur selama menjalin hubungan dengan kevin bahkan Sagara tidak pernah melakukan lebih dari sekedar ciuman. Itupun Sagara sangat jarang melakukannya, biasanya mereka hanya saling memeluk. Hanya itu saja. Sagara hanya merasa belum ingin melakukan hal lebih dari sekedar itu dengan kevin.

Terkadang Sagara berpikir apakah ia benar mencintai Kevin atau hanya sekedar mencari pelarian dari masa tersulitnya?

Apapun itu yang harus dilakukan Sagara adalah meminta maaf pada Murni, resiko apapun itu akan Sagara tanggung.

Semoga saja Murni mau memaafkannya. Tapi ini memang seharusnya mereka lakukan sebagai suami istri kan? Harusnya Murni tidak perlu merasa marah atas tindakannya kan?

Gadis itu sekarang pasti ada di kamarnya, Sagara beranjak menuju kamar mandi namun sebelum itu tatapannya jatuh pada pakaian Murni yang semalam ia robek dengan brutal. Astaga Sagara meringis menyadari jiwa buasnya, maklum saja juniornya tidak pernah dipuaskan. Bahkan pada calon mantan istrinya dulu, Sagara tidak berani bertindak lebih dari sekedar memeluk.

Tidak butuh waktu lama bagi Sagara berada di kamar mandi, ia segera berpakaian. Hari ini Sagara sepertinya akan sangat terlambat datang ke kantor, biarlah pikirnya ia hanya perlu mengabari kenzo dan membiarkan orang kepercayaan nya itu yang mengurus kantor sebelum Sagara datang.

Lelaki itu memakai kemeja putih dan celana bahannya, setelah merasa tampilan nya lebih baik. Sagara bergegas menuju kamar Murni, sebelumnya ia membereskan kekacauan kamar dulu. Menaruh baju robek Murni di lemari paling bawah sebenarnya bisa saja langsung Sagara buang tapi nanti bisa-bisa pembantu yang membersihkan kamarnya curiga dan mengadukan kecurigaan itu pada ibunya. Tidak ada yang boleh mengetahui hal ini kecuali mereka berdua.

"Dia masih di kamarnya kan?" Gumam Sagara begitu melihat pintu kamar Murni yang tertutup rapat.

Tok tok tok...

"Murni? Tolong buka pintunya, ada yang mau saya bicarakan"

Sagara kembali mengetuk pintu itu tapi tidak kunjung terbuka, lelaki itu menekan handle pintu tapi ternyata terkunci dari dalam.

Entah kenapa otak Sagara jadi berpikir negatif.

"Murni kalau kamu gak buka pintu ini saya bakal dobrak"

Dibalik kekalutan Sagara, Murni malah asik merenung di depan meja riasnya, setelah membersihkan diri dan berpakaian. Murni kembali merenung, ia mencoba menerima kenyataan ini. Ia berpikir bahwa semua yang terjadi adalah campur tangan Tuhan. Ini takdirnya.

Toh ia dan Sagara adalah pasangan sah di mata hukum dan agama. Murni sedang mencoba ikhlas, mendengar ketukan pintu yang kuat dan terkesan tergesa itu Murni akhirnya tersadar dari lamunannya.

"Murni, saya bakalan dobrak pintu ini"

Mendengar hal itu Murni dengan cepat bangun dan membuka pintu meski dengan langkah sedikit tertatih karna bagian intinya masih terasa sakit.

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang