Part 16

2.8K 77 0
                                    

Sudah sebulan sejak kejadian hari itu, Murni memilih untuk tidak mencari masalah dengan Sagara. Karna yang Murni tau kekasih lelaki itu tidak menghubunginya dan hilang kontak, Sagara kalang kabut dan terkadang pulang dalam keadaan mabuk karna frustasi mencari Kevin yang entah ada dimana sekarang.

Murni tidak bisa bertindak apa-apa kecuali menyuruh beberapa bodyguard yang biasa menjaga Sagara untuk lebih mengawasi lelaki itu dan membawanya sampai dengan selamat ke rumah. Apabila Sagara pulang dalam keadaan mabuk maka mereka juga lah yang akan membawa lelaki itu ke dalam kamarnya.

Jujur Murni masih trauma memasuki kamar Sagara, dia takut kejadian yang tidak diharapkan terjadi lagi dan kembali memicu kemarahan suaminya itu.

Beberapa hari ini juga ada yang aneh dengan tubuh Murni, ia sering merasa mual di pagi hari dan akan merasa sangat mual jika mencium bau masakan. Murni bingung karna baru pertama kalinya ia mengalami hal ini, sebelumnya Murni tidak pernah pilah pilih soal makanan namun sekarang dia sungguh sulit menelan makanan yang disajikan para pembantu rumah ini.

Seperti halnya pagi ini sama seperti pagi sebelumnya Murni sudah beberapa kali bolak balik kamar mandi dalam kamarnya, ia sudah sangat lemas wajahnya pun terlihat pucat. Dia sangat enggan untuk keluar kamar tapi Murni takut Sagara marah dan kembali berbuat kasar jika ia tidak muncul di meja makan, jadi mau tidak mau dia harus keluar untuk melayani Sagara walau harus menahan mual selama sarapan.

Murni sampai di meja makan dan dia sudah melihat Sagara yang duduk dengan tatapan fokus pada layar ponselnya, Lelaki itu belum mengambil sarapannya. Lalu dengan lemas Murni mendekat dan duduk tepat di sebelah kanan Sagara yang duduk di kursi tengah, Kursi khusus kepala keluarga.

"Pagi mas" Murni menyapa namun hanya dibalas deheman oleh Sagara, memang sejak pertengkaran mereka hari itu Sagara jadi sangat jarang membuka mulut.

"Ya ampun nyonya muka nya pucat sekali" ucap bi marsih yang sedang menaruh sup buah di meja makan ketika matanya tidak sengaja menatap wajah majikannya yang sangat pucat dan terlihat lemas itu. Mendengar hal itu pandangan Sagara beralih pada Murni, lelaki itu bertanya ada apa dengan istrinya ini?

"Kamu kenapa?" Tanya Sagara, Murni jadi gelagapan karna ini untuk pertama kalinya setelah pertengkaran mereka Sagara mau buka suara lebih dulu.

"Ah ini kayanya aku masuk angin mas, dari kemarin mual terus dan badan aku agak lemes. Tapi gapapa kok aku udah lebih baik"

"Udah ke dokter?"

"Gak perlu mas, aku minum obat warung juga udah langsung sembuh pasti" Murni menyengir mencoba untuk terlihat baik-baik saja walau kepala sudah sangat pusing sekarang.

"Jangan sembarangan minum obat, lebih baik periksa ke dokter untuk tau keadaan yang lebih pasti" ucap Sagara datar setelahnya lelaki itu memulai sarapan paginya. Padahal Sagara berucap dengan sangat datar tapi Murni merasa bersyukur setidaknya lelaki itu masih mau memperhatikannya.

Atau ini hanya Murni saja yang kepedean?

"Iya mas, nanti aku ke dokter"

Beberapa menit kemudian Sagara selesai sarapan dan akan berangkat ke kantor, Murni dengan cepat meminum air putih dan mengejar Sagara yang sudah berjalan lebih dulu. Biar bagaimanapun lelaki itu bersikap Murni harus tetap menunjukkan sopan santunnya sebagai seorang istri untuk suaminya. Sagara.

"Mas" panggil Murni ketika mereka sudah melewati pintu utama. Sagara berbalik dan memasang wajah seolah berkata 'ada apa?'

"Aku mau minta izin untuk kerumah ibu, aku kangen sama beliau" Sagara hanya mengangguk saja kemudian bersiap melangkah namun suara Murni kembali mengurung langkahnya.

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang