Part 21

2.7K 64 0
                                    

Hari-hari berikutnya mulai dijalani Sagara dan Murni dengan banyaknya interaksi, sejak hari dimana Murni bercerita tentang masa kecilnya, ada sedikit perubahan pada Sagara. Lelaki itu jadi bisa menerima kehadiran Murni, contoh kecilnya Sagara sudah mau dilayani oleh Murni.

Menyantap sarapan yang dibuat wanita itu, memakai pakaian yang disiapkan Murni, bahkan dia meminta untuk disiapkan air hangat oleh wanita itu ketika ingin mandi.

Hal itu membuat Murni sangat bahagia dan bersyukur, meski terkadang Sagara mengeluh merindukan Kevin tapi yang Murni lakukan hanya mencoba memberi lelaki itu semangat.

Walau dalam hati Murni berharap Kevin tidak akan kembali sehingga Sagara akan lupa dengan sendirinya tentang sosok yang berada dalam hidupnya, meskipun Murni agak skeptis akan hal itu.

"Murni kamu lihat dasi aku yang warna biru tua gak? Aku cari di laci kok gak ada ya"

Dan hal itu pula yang mengisi hari-hari Murni setiap harinya, Sagara yang mencari suatu barang namun tidak ketemu maka dia akan memanggil Murni untuk bertanya.

Anehnya setiap Murni yang mencari pastilah selalu ketemu, kadang Sagara mempunyai pikiran konyol tentang istrinya itu yang mungkin saja punya kekuatan super untuk menemukan kembali barang yang hilang dalam sekejap mata.

"Dasi yang itu kan kamu taruh dimesin cuci kemarin, belum dicuci. Pakai yang lain aja"

"Yah, padahal kan hari ini jasnya warna biru. Gak cocok dong kalau pakai dasi warna lain"

Keluh Sagara yang membuat Murni menggelengkan kepala, satu hal yang baru-baru ini Murni tau. Tentang Sagara yang sangat manja dan merengek jika salah satu jas atau dasinya tidak sewarna.

Kalau Murni bercerita tentang Sagara dan sifat aslinya, orang-orang pasti tidak akan mempercayainya. Sebab Sagara memang terlihat dingin dan tidak tersentuh, mana mungkin bisa bersikap seperti anak kecil. Begitulah pikir mereka.

Tidak tau saja mereka bahwa jika Sagara  sudah mode ngambek maka akan sangat sulit untuk dibujuk, kecuali satu hal.

"Pakai jas lain aja ya? Yang warna abu-abu kan kamu bilang jas itu dari Kevin, pakai itu aja untuk hari ini"

"Oh iya ya, jas yang itukan jarang aku pakai, bisa-bisa Kevin kecewa kalau tau aku jarang pakai barang yang dia kasih"

Segera saja lelaki itu kembali melesat menuju kamarnya untuk berganti jas dan celananya, nah itu cara satu itu ampuh untuk membujuk Sagara. Dengan membawa nama Kevin, entah pelet seperti apa yang lelaki belok itu beri pada suaminya. Sampai terlihat sebucin itu, lihat saja nanti akan Murni buat Sagara lebih bucin padanya nanti.

Murni hanya menghela nafasnya lalu kembali menata sarapan mereka pagi itu, beberapa menit kemudian Sagara kembali ke meja makan. Namun anehnya lelaki itu tidak mengganti pakaiannya, masih dengan jas dan celana berwarna biru tua yang Murni siapkan.

"Lho kok belum ganti?" Tanya Murni ketika Sagara sudah duduk di kursi kepala.

"Gak jadi deh, pakai jas ini lebih berwibawa aku. Lagian jas dari Kevin ada motifnya aku kurang pede"

Mendengar ucapan itu senyum Murni mengembang, entah mengapa dia berpikir Sagara tetap memakai jas itu untuk menghargainya yang sudah bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan segala keperluannya. Bolehkan Murni berpikir begitu untuk menyenangkan diri?

Tidak tau saja dia bahwa hal yang dia pikirkan itu memang benar adanya, Sagara tidak mengganti pakaiannya sebab dia menghargai pilihan Murni. Istrinya. Tapi Sagara tidak sepenuhnya berbohong, jas dari Kevin memang jarang dia pakai bahkan sangat jarang, motif dari jas itu terlalu mencolok dan Sagara kurang suka.

"Kayanya hari ini aku bakal pulang telat, ada yang mau aku bicarain sama papa soalnya. Nanti malam kamu makan duluan aja, gausah nungguin aku"

Murni mengangguk dan menyunggingkan senyum, tanda bahwa dia akan melakukan apa yang Sagara suruh. Murni memang sebucin itu, mereka pun melanjutkan makan bersama di pagi yang cerah itu.

****

"Aku pergi ya, kamu hati-hati dirumah" Mereka berada di pintu utama, hal lain yang baru-baru ini mereka lakukan. Yaitu Murni mengantar Sagara sampai di pintu depan dan menyalimi suaminya serta menunggu sampai lelaki itu benar-benar meninggalkan pekarangan rumah, dan Sagara yang akan mencium kening Murni.

Orang lain yang melihat mungkin akan berpikir mereka berdua pasangan yang romantis, padahal mereka hanya mencoba menjadi teman hidup yang saling bertahan dan bersikap normal. Awalnya Sagara agak keberatan namun lama-lama dia terbiasa melakukan hal ini dan menganggap ini hanyalah hal biasa yang bisa dilakukan oleh siapa saja.

Namun Murni berharap semoga saja Sagara bisa secepatnya menerima keberadaannya, ini hanyalah masalah waktu. Iyakan?

Saat mobil Sagara tidak terlihat lagi, barulah Murni masuk kedalam rumah dan mengerjakan hal yang bisa dia lakukan. Meski Sagara sangat melarang keras Murni membantu membereskan rumah, Murni hanya iya-iya saja tapi saat Sagara pergi maka wanita itu akan mulai mengerjakan sesuatu yang tidak begitu membuatnya kelelahan. Sebab semenjak hamil Murni jadi mudah merasa lelah dan pegal.

"Nyonya" panggil Dayu pembantu baru yang dikirimkan Astelia untuk mengurus Murni selama hamil.

"Ada apa yu?"

"Nyonya belum minum susu hamil pagi ini, vitamin juga belum nyonya minum"

Astaga Murni hampir lupa akan hal yang harus dia lakukan secara diam-diam ini, setelah Sagara pergi biasanya Murni akan kembali menuju dapur untuk menyeduh susu hamil dan meminum obat. Sebenarnya obat itu adalah obat penguat kandungan yang Murni dapat dari resep dokter Tari.

Karna Murni yang kekeh mempertahankan bayinya, Tari pun memberinya obat penguat kandungan dan penstabil imun tubuh Murni. Agar setidaknya bayi ini bisa bertahan sampai waktu melahirkan nanti dan Murni yang tetap bisa menjalani hari-harinya dengan normal.

Tapi Astelia, ibu mertuanya hanya tau obat itu adalah vitamin ibu hamil yang harus selalu Murni konsumsi 2 kali dalam sehari. Mengenai susu, untungnya dayu mau untuk menaruh semua kotak susu itu didalam kamarnya. Karna Murni takut Sagara akan melihat kotak susu itu jika ditaruh di dapur, nanti jika Sagara sudah mengetahui tentang bayi mereka barulah Murni akan menyimpan susu itu di lemari dapur.

Betapa sulitnya hidup dengan bermain kucing-kucingan seperti ini.

******

Murni sedang membuat susu untuk yang ketiga kalinya, jam menunjukkan pukul 8 malam. Sagara belum pulang seperti yang lelaki itu bilang saat sarapan tadi, bahwa dia akan lembur malam ini.

Saat sedang meminum susu ibu hamil itu ponsel Murni berdering panggilan masuk dari Astelia. Pastilah tidak jauh-jauh membahas tentang kondisinya sekaligus cucunya, Murni terlalu asik bercerita sampai tidak sadar dia meninggalkan kotak susu di meja dapur.

Bertepatan Murni yang pergi meninggalkan kotak susu itu, Sagara datang. Lelaki itu tidak jadi lembur sebab Dirga sedang ada urusan mendadak, jadilah dia mengundur pertemuan mereka. Dan sialnya tidak seperti malam-malam biasanya, dimana Sagara langsung bergegas menuju kamarnya tetapi malam ini lelaki itu merasa sangat haus dan ingin minum air dingin, langkah panjang itu terhenti begitu melihat sebuah kotak dengan gambar ibu hamil terpajang di meja dapur.

"Susu ibu hamil?"

*****
Hayoo jangan lupa vote and comment.

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang