Part 5

2.6K 63 0
                                    

Murni memasuki kamar dan melihat sagara sedang duduk di sofa dekat jendela dengan wajah datarnya. Murni melihat pakaian yang lelaki itu pakai, itu bukan pakaian yang murni siapkan. Baju tidur itu masih tergeletak diatas ranjang seakan memang tidak disentuh oleh nya.

Sagara memilih memakai celana training berwarna hitam dan kaos berwarna senada. Tatapan Murni jatuh pada sagara yang juga sedang melihatnya.

"Kemari lah ada yang mau saya bicarakan"

Nada suara itu sangat dingin, mendadak murni merasa merinding. Perlahan ia mendekat dan duduk disamping sagara dengan memasang jarak jauh takut kalau lelaki itu ingin mencekiknya maka Murni bisa menghindar dan berlari keluar kamar.

Astaga seram sekali jika itu menjadi kenyataan.

"Mas mau bicara apa?" Suara lembut murni mengalun, gadis itu sengaja memanggil Sagara dengan sebutan 'Mas' agar terlihat sopan tapi alasan utamanya adalah karna Murni bingung ingin memanggil sagara apa selain mas. Kalau langsung panggil sayang Murni takut lelaki itu marah, walau sebenarnya ia tidak keberatan memanggil sagara begitu. Hehehe.

Sagara menunjuk sesuatu diatas meja dengan dagunya, sebuah kertas dengan pena diatas nya yang Murni tidak tau apa isinya.

"Itu apa mas?"

"Baca saja lalu tandatangani"

Murni mengambil kertas itu dan mulai membaca nya, dan membelalakkan mata begitu melihat judul dari kertas itu.

'KONTRAK PERNIKAHAN' 

Pihak pertama : Sagara Tanubrata

Pihak kedua     : Murni Maheswari

Berikut beberapa poin yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak :

1. Pihak pertama akan memberi nafkah berupa uang senilai 20juta kepada pihak kedua setiap bulannya selama masa kontrak pernikahan.

2. Pihak kedua dilarang mencampuri urusan pihak pertama.

3. Pihak pertama bebas melakukan apapun tanpa harus memberitahu pihak kedua.

4. Pihak kedua harus menuruti setiap perintah pihak pertama (tidak boleh membantah)

5. Tidak ada sentuhan fisik.

Pernikahan hanya akan berlangsung selama satu tahun, setelahnya kedua pihak akan bercerai. Semua masalah perceraian akan di urus pihak pertama, pihak pertama akan memberikan apapun yang pihak kedua minta sebagai tanda berakhirnya masa kontrak. 

Murni menatap tidak percaya surat itu dan beralih menatap Sagara dengan wajah terkejut nya. Mengapa sagara tega membuat hal seperti ini? Murni merasa harga dirinya dipermainkan. Ingin ia mengelak namun mengingat janji nya pada nenek dan ibu sagara, Murni harus sabar.

"Apa maksudnya ini mas? Kontrak pernikahan? Kamu pikir hubungan ini bisa dipermainkan?"

"Kamu gak usah banyak ngebantah, cukup tandatangani. Pernikahan ini adalah pernikahan terpaksa, kita bahkan tidak saling mengenal apalagi mencintai"

Murni menggeleng menatap sagara tidak habis pikir, semua bisa berubah jika memang sagara mau memulai.

"Mas kamu harus pikirkan keluarga kamu terutama ibu astelia, gimana perasaan beliau kalau pada akhirnya kita bercerai"

"Buat apa memikirkan masalah keluarga saya? Itu gak penting, mereka bahkan gak mikirin gimana stress nya saya karna harus melakukan pernikahan yang gak saya inginkan ini" Sagara menegakan tubuh dan menatap murni dengan sengit.

"Mereka hanya mau yang terbaik buat kamu, mereka mau kamu berubah dari penyimpangan yang kamu lakukan mas"

Sagara berdiri dan menatap Murni dengan raut wajah mengeras,

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang