Part 8

2.7K 66 1
                                    

Makan malam selesai, paman Antoni dan keluarganya pun sudah kembali sejak 1 jam yang lalu. Sekarang waktu menunjukkan pukul 10 malam, Sagara sedang merenung di balkon kamarnya. Kepalanya dipenuhi oleh beberapa hal, pikiran tentang pekerjaan, pernikahannya, Kevin dan juga... Murni.

Sagara masih bingung apa alasan Murni berbohong di meja makan tadi, gadis ah lebih tepatnya wanita itu berbohong.

"Belum tidur mas?" Suara itu membuat Sagara berbalik, dia melihat wanita cantik itu berdiri di pintu balkon menatap kearahnya. Sagara mendekat kemudian berdiri tepat di depan Murni yang memasang wajah bingung.

"Menurutmu?" Sagara bertanya dengan nada dingin, sebenarnya pertanyaan Murni hanyalah pertanyaan retoris yang tak perlu Sagara jawab tapi begitu melihat wajah sok lugu itu Sagara sangat ingin membuatnya bungkam.

Murni hanya menunjukkan senyum tipisnya lalu memilih untuk berbalik, tapi langkahnya terhenti saat tangan Sagara menahan lengannya.

"Kenapa?" Tanya Sagara yang sontak membuat murni menyatukan alis. Kenapa? apa maksudnya?

"Maksud mas?"

"Kenapa kamu berbohong di depan mamah dan keluarga saya tadi? Untuk apa kamu lakukan itu? Untuk menarik simpati agar bisa mengambil hati mamah saya dan merebut hartanya?" Ucap Sagara dengan nada menggebu mencoba menahan amarahnya.

"Merebut hartanya? Mas aku sama sekali gak ada pikiran kaya gitu, aku berbohong ada alasannya"

"Apa?! Apa alasannya hah?! Saya tau orang jenis apa kamu ini, seseorang yang dipungut dari jalanan seperti kamu pasti hanya ingin mengambil keuntungan dari belas kasihan keluarga saya"

"MAS!!!" Bentak Murni. Kata-kata sagara menancap seperti duri dihatinya, rasanya ia ingin menampar wajah itu tapi ia tidak ingin membuat Sagara semakin membencinya. Sagara tertegun mendengar teriakan Murni untuk pertama kalinya.

"BERANI KAMU BENTAK SAYA?!" Murni memejamkan mata mendengar bentakan dari amarah Sagara.

"Ucapan kamu keterlaluan mas, aku emang orang miskin tapi aku sama sekali gak ada pikiran sepicik itu untuk memikirkan apalagi merebut harta keluarga kamu" Murni tanpa sadar menangis, ia merasa begitu sesak.

"Kalau begitu beritahu saya apa alasan kamu berbohong sama mamah saya? Bagaimana jika dia berpikir jauh soal hubungan kita, bagaimana jika dia berharap pada pernikahan bodoh ini hah?!"

"Kamu mau aku jujur? Aku harus bilang secara gamblang ke mamah kamu kalau aku gak pulang sama kamu dan malah ngeliat anaknya melakukan hal menjijikkan di depan pintu apartemen dengan mata kepala aku sendiri?! Istri kamu?"

Ungkapan Murni membuat Sagara benar-benar seperti kehilangan pijakan, bagaimana Murni bisa ada disana? Dan bagaimana dia bisa datang ke gedung apartemen milik Sagara dan sampai di lantai 7? Sedangkan Sagara yakin bahwa tidak ada yang bisa mengakses lantai 7 selain ia , Kenzo dan Kevin. Kemana perginya para penjaga yang sudah ia tugaskan menjaga agar tidak ada yang bisa sampai di lantai 7?!

Amarah Sagara siap meledak apalagi mendengar ucapan Murni bahwa ia melakukan hal menjijikkan bersama kekasihnya. Kevin.

"Bagaimana kamu bisa sampai disana?! Siapa yang memberitahu mu?!" Sagara mencengkeram kedua pundak Murni membuat gadis itu meringis, cengkraman sagara benar-benar kuat dan terasa sakit.

Murni dengan keberanian yang tersisa sedikit menatap sagara tajam.

"Gak perlu kamu tau tentang hal itu" Sagara semakin menatap Murni dengan amarah yang menggebu, wanita ini benar-benar menguji kesabarannya.

"Aku bisa aja jujur sama mamah kamu, tapi aku gak tega sagara. Mamah kamu begitu senang melihat kita pulang diwaktu yang sama, aku gak bisa melunturkan senyuman itu kalau seandainya aku memilih jujur hiks"

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang