BAB 11 - Teman

122 8 0
                                    

Rumah terasa sepi kembali. Setelah Bang Ical kembali ke kantornya yang ada di Kalimantan. Tentunya Nando juga kembali ke Semarang. Papa sudah berangkat ke kantornya tadi pagi. Mama dan Uni sedang menjenguk kerabat yang baru lahiran. Aku sendiri di rumah kesepian. Aku bingung mau ngapain. Latihan hari ini diliburkan hingga beberapa hari yang akan datang. List drakorku masih banyak namun moodku yang tidak ada. Mau keluar juga bingung kemana.

Sesaat aku berpikir mengundang teman ke rumah. Dan aku ada satu orang yang muncul di kepalaku. Segera kuhubungi dia.

Caramella Hanin
sibuk nggak?

Cinsyy Yola
Weh si paling sibuk nanyain gue sibuk
Kagak, kenapa?

Caramella Hanin
sinilah main ke rumah

Cinsyy Yola
Kagak latihan lu?
Bentarlah jam 11 nanti gue nemenin mama kemo dulu ini

Caramella Hanin
nggak, oke sip ajakin yang lain juga

Cinsyy Yola
Okede

Jam 11 berarti kurang dua jam lagi. Oke bisa untuk bersiap-siap. Aku mandi langsung turun ke bawah lihat ada makanan apa yang bisa disajikan nanti.

Ternyata di kulkas hanya ada es dan buah saja. Hm akhir bulan mama pasti belum belanja. Kuambil ponsel dan segera memesan makanan. Sambil menunggu aku berpikir untuk membuat jus atau es buah. Segar pasti siang-siang menikmati es.

Ting tong!

Suara bel rumahku terdengar menandakan ada tamu yang datang. Kulirik jam memang sudah hampir jam 11. Mungkin temanku sudah datang. Tumben cepat sebelum jam janjian. Segera kuambil langkah menuju pintu depan.

"Assalamualaikum."

"Eh?" Aku termenung di depan pintu sesaat sebelum menanyakan tujuan tamu datang.

"Ngapain?"

"Dijawab salamnya dulu kak."

"Waalaikumsalam. Ngapain kesini bang?"

Tamu yang berdiri di depanku ini adalah Nando. Mengapa dia ada disini tiba-tiba. Setelah dia pamit pulang sekitar 2 bulan yang lalu aku sudah tidak pernah bertemu dengannya. Bagaimana bertemu aku saja di Tangerang sedang dia berada di Semarang.

"Ini dari ibu titipan mama. Tadi waktu aku telpon mama katanya kamu di rumah nggak ada temennya."

Aduh mama kenapa mesti menyuruh Nando untuk datang sih. Aku merutuki mamaku yang seenak udel kalau mau apa-apa.

"Harusnya nggak usah repot-repot kesini bang. Jauh. Ayo masuk dulu." ucapku mempersilahkan dia masuk sungkan dengan effortnya yang jauh-jauh datang malah kusuruh pergi lagi.

"Iya makasih."

Sempat hening aku bingung hendak melakukan apa. Seakan otakku berhenti bekerja menggerakkan anggota tubuhku ataupun berpikir. Oh iya es buahku!

"Sebentar ya bang kutinggal ke dapur, nggak papa?"

"Iya silahkan."

Aset NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang