BAB 7 - Menilai

152 13 0
                                    





















Aku sedang menonton film di laptop. Sudah lama sekali aku bisa menikmati hal ini sejak aku sibuk di dunia atlit. Film yang kutonton saat ini berasal dari negeri idola anak K-Pop, drama korea atau istilahnya drakor. Kisah tentang seorang artis yang berusaha untuk mengembalikan nama baik keluarganya malah dipaksa menjalin hubungan dengan seorang aktor yang sedang naik daun untuk menambah citra mereka di hadapan publik. Miris, sang artis bukannya menolak malah menerima dan membuat ia lari dari kehidupan itu. Entah bagaimana akhir dari kisah ini.

Drakor ini mengingatkanku tentang mama yang menginginkan aku untuk dekat dengan anaknya Tante Tari, Ernando, bukan memaksa namun setidaknya kenal dulu kata Mama. Hmm entah bisa atau tidak aku kenal dan dekat dengannya. Mengingat aku yang introvert tidak mudah bergaul. Bahkan temanku selama ini yang berbasa basi denganku akhirnya nyaman dan dekat. Bukan aku yang berbasa basi kepada mereka. Huh. Semoga saja bisa mengakrabkan diri melihat dia berbanding terbalik denganku.







Sejak acara keluarga bulan lalu dia langsung akrab dengan keluargaku bahkan sudah nongkrong bareng dengan beberapa sepupuku. Aku tau hal ini dari Mas Raka, anak Tante Arum.

Caramella Hanin
tumben mas
pada nongkrong dimana mas?

Raka Pramudya
PH Mel, sini!

Caramella Hanin
siapa aja?

Raka Pramudya
Banyak, Mel, salah satunya Nando nih ada.

Banyak juga yang ikut pikirku.

Aku mengerutkan kening membaca nama terakhir, seingatku aku tak punya sepupu bernama Nando. Ada yang namanya Ananda, semua anaknya Teh Lia ada unsur nama tersebut. Namun anaknya Teh Lia berada di Bogor dan sedang menempuh pendidikan pesantren tidak mungkin bisa ikut nongkrong dengan sepupuku yang lain.

Atau bisa jadi Nando yang kemarin datang ke acara keluarga. Ada pesan lagi dari Mas Raka tentu langsung kulihat.

Raka Pramudya
Nanti Ical nyusul katanya

Caramella Hanin
lah dia di Jakarta?

Raka Pramudya
Tau, tadi gue di grup ngajak ngopi dia jawab gas
Lu latihan? Kalau udah selesai kesini lah nanti pulang bareng yang lain

Caramella Hanin
iya mas latihan
nggak janji ya hehehe

Raka Pramudya
Sip dah
Dapat salam, semangat!, katanya

Tak kubalas pesan terakhir dari Mas Raka. Aku masih memikirkan siapa Nando yang dimaksud Mas Raka di pesannya. Aku berniat pulang nanti menghampiri sepupuku. Meskipun aku harus muter lagi ke Jakarta Timur yang berarti sangat berbanding arah dari rumahku. Aku kepo dengan orang yang bernama Nando. Apakah orang itu yang kemarin tiba mendadak di rumahku saat acara keluarga atau lain lagi. Lagipula ada Bang Ical yang ingin kuseret untuk pulang karena Mama rindu. Sebenarnya aku iya tapi lebih ke kesal dengannya karena tidak pulang kemarin saat acara keluarga. Meskipun ya mulut tanteku sudah mingkem saat ada Nando tapi tetap saja ada omongan nyelekit sebelum itu.

















Sesampainya di tempat sepupuku aku disambut Mbak Awa yang paling heboh jangan lupa suaranya paling menggelegar diantara yang lain.

Aset NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang