[LOCAL AU]
[Yukimiya kenyu x reader]
"menurut pendapat saya, kunci kemenangan adalah jawa. siapa bisa menguasai jawa, itulah yang menang."
Pemuda yang lahir Purwokerto, dengan wajahnya yang tampan, segudang talent yang ada pada...
"Iya, Mas juga udah bawa semuanya kok. Paling jejak kaki Mas aja yang ketinggalan" cengir Kakak [Name].
Saat mendengar jawaban putranya, sang Mamah mendengus, "Krikk.. krikk.. garing kriuk kress. Ga lucu tau, Mas."
"Aduh Mamah, ini tuh gaul namanya. Mamah tahu gaul? It's me Mah, Mas gaul banget"
"Bukan gaul lu mah, Mas. Tapi sok gaul nyerempet ke jayus." hardik [Name] meliriknya sinis.
"Sirik banget sih Adekku ini, sini peluk biar lu ketularan gaulnya gua." setelah mengucapkan hal tersebut, tubuh [Name] dipeluk erat oleh Kakaknya yang berada tepat disebelah nya.
"Nah, ayo kita ke bandara sekarang anak-anak."
Saat perjalanan menuju bandara, sang Kakak iseng bertanya pada adiknya yang sedang memperhatikan jalan dari kaca mobil.
"Dek, itu yang kemarin pakai kebaya hijau sama rambut disanggul siapa dek? Cantik tuh."
"Yang mana? Fakultas apaan sih?"
"Gak tau, ga merhatiin juga. Intinya pas lu hampir dateng terlambat, bocahnya nunggu lu di lobby."
"Ohh yang itu.. kenapa emangnya si Mas nanya-nanya?" tanya [Name].
"Dikata gua, dia cantik dek beneran dah." mendengar perkataan Kakaknya membuat [Name] mendecih dan memicingkan matanya. Ia segera mencondongkan tubuhnya kedepan kearah sang induk.
"Mah, Mas mau nikah nih. Mas suka sama Arin kayaknya, Mah."
"Lho iki beneran ta, Mas? Gapapa kalau beneran, Mamah suka sama Arin soalnya. Ya ampun dia tuh wis ayu, ramah, pinter masak lagi! Cocok *puoolllkowe karo de'e." sang Mamah membalikkan badannya kearah sang putra. Matanya berbinar seolah-olah dia sedang bertemu berlian. *Bangett kamu sama dia
"Bukan begitu Mah, Mas cuma bilang cantik lho padahal. Adek memicu hoax." sanggah sang sulung.
"Alah hoax apa? Benih-benih cinta ikulhoo! Kalau suka mah jangan malu-malu. Mamah tau ya pas adek bawa Arin kerumah, *muatamu ikukoyoarepprotholliate!!"cibir sang induk. *Matamu itu kaya mau copot liatnya
"Lah, Mas? Adek kira Mas ga sadar waktu itu, ga taunya diem-diem merhatiin Arin toh. Kalau gitu bener kata Mamah Mas, kalau suka tuh jangan diem aja. Arin banyak yang suka juga, lho. Nanti [Name] kasih kontaknya deh, siapa tahu Mas mau serius sama Arin." ujar [Name].
"Ya ampun, Mas jadi sayang Adek Mas satu-satunya ini deh. Harusnya kamu lebih peka, jadi ngasihnya lebih awal ke Mas." aku sang sulung tanpa sadar.
"TUH KAN, MAMAS SUKA SAMA ARIN! Lagian adek mana tahu mas suka? Udah jangan protes mulu, ilah. Siapa suruh lu ga minta langsung?" protes [Name] tak terima saat dirinya dibilang tidak peka.
"Udah-udah jangan berantem. Mas kalau ga suka sama Arin ga usah main-main ya mas, Ga boleh main-main sama cewek! Mas punya Mamah, punya Adek yang notabenya cewek." cetus sang ayah mengingatkan sembari matanya menatap kaca spion mobil untuk melihat anaknya yang mabuk asmara.
"Iya Ayah, Mas tahu kok. Cuma emang sebenernya Mas suka sama Arin udah dari lama karena Adek sering bawa Arin ke rumah entah sekedar buat main sama [Name] atau buat kerkom. Awalnya Mas biasa aja, tapi kok lama-lama dada Mas makin jdarjder jug jug an gimana gitu.. terus Mas baru sadar pas Adek wisuda kemarin." sahut sang Kakak sambil curhat.
"Lu- buset dah Mas. Itu udah pasti suka sama Arin, kok baru sadar haduhhh!" kesal [Name] ingin meraup muka kakaknya. Ia menghela napas dan mengelus dadanya agar lebih sabar.
"Yaa.. gimana ya.. lu tau sendiri mas kaga pernah deket-deket banget sama cewek." keluh si sulung.
"Ga laku kali, Mas mah." cemoohnya.
"Asem bat dah lu, [Name]. Emang lu sendiri laku?" balas laki-laki itu mengejek adiknya.
"Ekhem, jadi rencana Mas kedepannya gimana?" tanya sang Ayah menghentikan perdebatan keduanya.
"Untuk sekarang Mas mau di Jogja ngurus Nini dulu, Yah. Nanti kalau Nini sudah mendingan, Mas contact Arin buat temu janji. Abis itu kalau memang Arin mau sama Mas, Mas mau silahturahmi sama keluarganya Arin. Kalau Mas udah yakin, Mas bakalan lamar Arin. Menurut Ayah gimana? Mas ga suka pacar-pacaran soalnya, Yah." tanya kakak [Name] meminta pendapat sang Ayah.
"Boleh si, Mas. Tapi jangan terlalu terburu-buru ya? Inget untuk selalu kasih space dan kenyamanan buat Dek Arin. Jangan sampai bikin dia ga nyaman."
"Iya Yah, Mas bakalan inget."
"Nah bagus itu Mas. Sekarang, ayo kita turun. Kita udah sampai di Bandara." ajak sang Ayah sambil tersenyum.
- TBC -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.