14. Camer

3.9K 339 30
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

"Cantik.." lirih Raden saat melihat penampilan [Name]. [Name] yang mendengar itupun pipinya memerah.

"Udah selesai? Ada yang ketinggalan nggak?" tanya Raden setelah sadar apa yang ia lakukan.

[Name] mengingat-ingat kembali barang bawaannya dan kemudian menggeleng. "Nggak ada kayaknya, mas."

Raden mengangguk dan menatap kedua orang tua [Name] yang ada didepannya. Seolah sudah akrab, Raden mengulurkan tangannya. "Pakdhe, Budhe, pamit dulu ya. Raden pinjam anaknya dulu." Raden berpamitan dan menyalami orang tua [Name].

"Iyo, pinjam aja ndak papa mas Raden. Ndak usah dibalikin juga ndak papa." Tangan Mamah [Name] yang satu lagi terangkat untuk menepuk pundak Raden.

"Ihhh Mamah begitu banget sama anak sendiri!" Kesal [Name] yang membuat orang disana terkekeh.

"Hati-hati Mas Raden, saya titip [Name] selama disana ya." pesan Ayah [Name] yang diangguki Raden.

"Nah ayo berangkat, [Name]." Tangan Raden terulur untuk menggenggam tangan [Name]. [Name] mengeratkan genggaman mereka.

Raden dan [Name] bergandengan tangan, hingga di pekarangan rumah mereka berhenti saat mendengar suara menyebalkan dari arah belakang. "Kiw kiw adek gua udah gede euyy, pegangan tangan segala" goda Kakak [Name] sambil bersiul saat melihat keduanya berpegangan tangan.

"Ngeselin banget si mas!" ketus [Name] dengan pipi yang merah.

Berbeda dengan [Name] yang mendumel, Raden tersenyum dan menyapa Kakak [Name] dengan anggukan. Saat dia ingin menghampiri pria tersebut, ia mengurungkan niatnya karena tangannya ditarik oleh [Name] dan tautan mereka dieratkan oleh sang gadis. “Aduhhh, posesif banget sih, dek?” cibir sang Kakak yang dihiraukan Adiknya.

Raden terkekeh dan berpamitan dengan Kakak [Name] dari jauh. Saat di dekat mobilnya, ia membukakan pintu mobil untuk [Name]. [Name] pun masuk dan berterimakasih kepada Raden.

"Mas?"

Raden yang sedang memasang sabuk pengaman menoleh ke arah [Name]. "Dalem, sayang?"

[Name] sedikit gugup saat mulut Raden berucap seperti itu, dia merasa agak malu saja mendengar nya. "Mas nanti mampir beli Snack dulu ya? Aku dijalan ga bisa kalau ga ngemil."

"Iya udah, ini kita mampir di minimarket depan." angguk Raden mengesein ke arah supermarket. Ia memarkirkan mobilnya dan [Name] Segera turun tanpa babibu. Karena [Name] sangat yakin jika tak langsung turun, pria ini akan membukakan pintu dan itu akan membuatnya canggung. Hei, dia itu hanya malu saja.

Keranjang belanja diambil oleh Raden. Pria itu mengikuti langkah [Name] dan membiarkan gadis itu memasuki barang yang diinginkan ke keranjang tanpa perlu repot-repot akan beratnya belanjaan. "Udah ini aja? Kamu bawa pembalut gak? Biar sekalian beli mumpung masih ada disini." tawar Raden.

𝐌𝐀𝐒 𝐉𝐀𝐖𝐀 - 𝐘𝐮𝐤𝐢𝐦𝐢𝐲𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang