01. Rencana

8.6K 469 14
                                    

Sabtu ini adalah pagi yang damai bagi [Name] sebelum bahunya ditepuk oleh sang Kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu ini adalah pagi yang damai bagi [Name] sebelum bahunya ditepuk oleh sang Kakak. "Dek, buruan disuruh mama angkatin jemuran di depan"

[Name] menyerngitkan dahinya, ia menyipitkan matanya. "Bohong lu, ya? Pasti lu yang disuruh mama, kan?" tuduh [Name].

"Dih bangke, betulan lu tuh disuruh mama. Noh diluar mendung, blegug," sang Kakak menunjuk jendela yang menunjukkan awan berwarna kelabu.

"ADEKK, TOLONG ANGKATIN JEMURAN MAMAH DI DEPAN DEKK. MENDUNG TUH, SEBENTAR LAGI MAU HUJAN." teriak sang Mamah dari arah dapur. Kakaknya mengangkat alisnya dan mendorong bahu [Name] agar melaksanakan apa yang Mamah mereka perintah.

"Lu aja lah mas, gua mau skripsi," suruh [Name] yang asal menjawab. Kurang ajar emang [Name] ini, disuruh malah nyuruh balik.

Lalu sang Kakak mendengus, ia menjewer kuping Adiknya. "Kalau mau bohong tuh pinteran dikit, Dek. Lu udah sidang, tinggal nunggu pake baju item aja."

"Baju item, baju item, lu kata gua mau ngelayat anying?" ketus [Name].

"Adek, bahasanya dijaga! Kamu tuh cewek lho dek." sang Ayah menyeletuk sambil meletakkan kopinya di meja ruang keluarga. [Name] cemberut lalu mengangguk.

"Iya maaf, Yah. Adek enggak sengaja ngomong begitu."

Sang Ayah mengangguk, "Ya udah sana angkat jemuran mamah, nanti keburu hujan" saat Ayahnya berkata seperti itu, [Name] melihat Kakaknya yang menyeringai puas padanya. [Name] mendengus dan segera beranjak menuju halaman depan untuk mengangkat jemuran.

Setelah ia mengangkat jemuran, ia juga melipatnya karena telah kering. Saat sedang melipat, rambutnya dibelai dan disusul dengan suara menyebalkan. "Nah gitu dong, Adekku yang rajin. itu tuh lipetnya yang bener! Gimana sih Dek? perlu gua ajarin kah?"

"MAMAH, MAS RUSUHIN ADEK MULUU NIH, ADEK MAU NGELIPET BAJU PADAHAL," teriak [Name] mengadu pada sang induk.

Sang induk menghela nafas, ia sudah terbiasa saat sang sulung mengusili Adiknya. "MAS JANGAN GANGGU ADEKNYA! MENDING MAS BANTUIN MAMAH NYUCI PIRING. PIRINGNYA BANYAK YANG KOTOR NIH!"

Sang Kakak mendengus, "Monyet lu."

Semuanya sibuk pada pekerjaannya masing-masing. Ayahnya sedang mencuci mobil dan motor, Mamahnya membuat kue, Kakaknya yang mencuci piring dan dirinya yang melipat baju. Setelah beberapa saat, ia ke dapur yang pada saat itu microwave berbunyi.

"Nah, sudah matang kue bolu kita. Ayo makan, Mas tolong panggilin Ayah dong."

"Yah, masa Mas? Adek aja lah mah."

Tak terima dirinya disebut, [Name] melirik sinis sang Kakak, "Dih apa-apaan, masa adek?"

"Udah, udah, kakak panggilin Ayah gih"

Saat sang Kakak ingin menghampiri Ayahnya, yang disebut-sebut muncul juga di pintu dapur. "Halo halo semua, sepertinya kalian kangen Ayah, ya? Kayanya dari tadi Ayah disebut mulu, nih."

Mereka semua menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kepala keluarga mereka. "Ayah sini makan kue buatan Mamah!" ajak si bungsu.

"Wah, enak sekali sepertinyaa~" saat ingin mencomot kue, tangan Ayahnya ditepuk oleh sang Mamah. "Udah cuci tangan, kamu Mas? Cuci tangan dulu sana!" suruhnya.

Ayahnya menggelengkan kepalanya, "Mas udah cuci tangan tadi."

"OKEY KALAU GITU SAATNYA SANTAP KUEE!!" teriak [Name] dan Kakaknya.

Saat ditengah-tengah mereka makan, sang ayah melirik istrinya dan mereka berdua mengangguk. "Mas, dek, kalian kan tau nini sakit kan?  Jadi setelah adek wisuda, gapapa kan kalau misalkan kita pindah ke Yogyakarta? Kasian nini ga ada temen disana."

"Mas sih ga masalah sih, Yah," ucap si sulung.

"Adek, gimana? Setuju gak?" tanya sang Mamah.

Dahi sang bungsu mengerut, ia mempertimbangkan sebentar sebelum mengangguk. "[Name] setuju aja sih, kangen juga sama nini."

"Okey, kalau begitu dicicil dulu barang yang nanti mau dibawa mas, dek. Jangan mau pindah baru beres-beres, nanti keteteran." ucap Ayah.

"Siap, kaptenn~" ujar anak-anaknya.

— TBC —

— TBC —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐌𝐀𝐒 𝐉𝐀𝐖𝐀 - 𝐘𝐮𝐤𝐢𝐦𝐢𝐲𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang