11. Jalan

3.2K 396 28
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-----

Hari ini adalah hari Minggu, seperti kata pemuda Jawa kemarin, dia benar-benar menepati janjinya untuk membawa jalan [Name]. Dia membawa [Name] ke pasar malam yang mana banyak bazar makanan.

"Mau makan sotang ga, mas? Aku mau nyobain ituu." tunjuk [name] ke pedagang seafood.

"Boleh, ayo kesana. Mas aja yang ngantri, kamu beli makanan lain yang mau kamu beli." ucap Raden sembari memberikan [Name] 2 lembar uang merah.

[Name] ingin menolak, namun saat melihat Raden yang meyakinkannya untuk menerimanya, akhirnya ia menyerah. Ia menerima uang Raden dan berterimakasih.

Raden mengatri di stand seafood dan [Name] sudah membeli Odeng, cireng. Saat dirinya ingin berjalan ke stand sosis dan bakso bakar, dia merasakan tangan hangat yang menggenggam nya.

"Hati-hati jalannya, kamu harus liat-liat kalau jalan [Name]." ujar Raden memperingati [Name] yang tidak berubah dari yang terakhir mereka saat beli makanan.

"Hehe, maaf mas." ucapnya cengengesan.

"Hahh, yaudah kamu mau beli apa?" Tanya Raden sembari menggenggam tangan [Name] lebih erat. [Name] pun nampaknya tak keberatan dan nyaman-nyaman saja dengan genggaman pria Purwokerto ini.

"Mau kesana, mas. Aku mau beli corndog." [Name] menatap Raden dengan mata anjingnya yang membuat Raden lemah.

Raden tersenyum dan mengangguk dengan pasrah, "Oke, minumannya beli Thai Tea disebelahnya aja. Kamu mau beli minuman apa makanannya? Misah aja biar cepet jadi."

"Makanannya aja, Mas beli minumannya ya? Hehe." sahutnya dengan kekehan sebagai akhir kalimatnya. Raden ikut terkekeh dan mengiyakan. Saat sampai di stand yang dimaksud, Raden mau tak mau harus melepaskan tangannya dari genggaman mereka dan berjalan menuju stand minuman.

Raden kemudian dengan cepat membeli 2 Thai Tea untuk dirinya dan [Name]. Dia yang sudah selesai membeli pun, melihat [name] yang sedang duduk melamun menunggu pesanan. Ditepuk bahu itu dengan lembut dan ia bertanya. "Udah selesai belum?"

Muka [Name] tertekuk, bete juga nunggu pesanannya selesai. "Belum, itu punya kita lagi dikasih saus kayaknya mas."

Raden mengangguk dan menyerahkan Thai Tea yang sedotannya sudah ia tusuk. "Minum dulu aja, haus kan?" hiburnya. Ia sudah tahu bahwa gadis ini akan sebal menunggu. Eh, bener juga ternyata.

[Name] menerima Thai tea itu dengan senang hati. Ia menyedotnya dan mengangguk. "Heeuh. Haus banget abis ngeksplor jajanan." keluhnya dengan hembusan napas yang berat. Kakinya lumayan pegal sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi? Ia benar-benar menikmati waktunya bersama Raden.

Raden terkekeh dan mengambil corndog pesanan mereka. Ia membayar corndong itu dan menunjukkannya kearah [Name] yang akhirnya bernapas lega. "Nah ini udah jadi. Mau cari tempat duduk atau mau makan dimobil aja?"

[Name] berpikir sejenak, "Mau dimobil aja, Mas. Ngadem sekalian hehe, gapapa kan?" tanya [Name] memastikan. Hei, bagaimanapun juga yang mempunyai mobil kan Raden.

Raden mengerutkan kedua alisnya, "Gapapa lah, emangnya kenapa?" Raden balik bertanya dengan heran. "Ya udah, ayo ke mobil." ajak Raden menggenggam tangan [Name].

Mereka pun berjalan menuju mobil dan memasuki mobil Raden. Raden menghidupkan mesin dan udara dingin pun menyapa tubuh keduanya. "Aduh, dinginnya." senang [Name] memejamkan matanya. Sehabis panas-panasan, memang cocok untuk ngadem di mobil.

Raden mengeluarkan Thai tea dan meminumnya. Lalu, mereka pun memakan jajanan mereka. "[Name] mau coba corndog mas?" tawar Raden menyodorkan corndog yang isi sosis kepada [Name]. [Name] membuka mulutnya untuk menerima suapan sang lelaki.

"Enak gak?" tanya Raden yang melihat [Name] sudah mulai mengunyah potongan corndog yang memasuki mulutnya.

[Name] mengangguk, ia menyeka sudut bibirnya yang terkena saus dan mayonaise "Enak sih, tapi enakan punyaku yang isinya mozza. Cobain deh, mas." Sekarang, tangan itu kemudian terulur untuk menyuapi Raden.

Raden awalnya ingin menolak karena corndong milik [Name] terasa manis. Namun, dirinya tak tega untuk menolak saat melihat binar di manik mata sang gadis. Ia akhirnya membuka mulutnya untuk mencoba milik [name]. Dia mengunyahnya beberapa kali dan mengangguk. "Enak, tapi mas ga begitu suka." akunya membuat [Name] melongo.

"Mas aneh banget masa ga suka corndog mozza." dengus [Name] menggelengkan kepalanya heran. Tapi ya sudah lah, semua kembali ke selera masing-masing sih. Iya tidak mau men-judge seseorang.

Saat Raden sudah membuka mulut untuk menjawab, suara dering telepon mengalihkan pandanganya dan [name], "Siapa?"

[Name] mengangkat teleponnya dan menunjukkan layar teleponnya pada Kenyu. "Mas [brother's name]" adalah nama yang tertera di layar ponsel sang gadis. Raden pun ber-oh ria dan mengangguk.

"Aku angkat dulu ya?" izin [name] pada sang empunya mobil.

"Iya sok, angkat aja disini." katanya mengizinkan [Name] untuk mengangkat teleponnya.

-----
TBC

GUYSS, BOOK INI UDAH MENCAPAI 1K+ READER!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GUYSS, BOOK INI UDAH MENCAPAI 1K+ READER!!!

MAKASIH BANYAK SEMUA YANG UDAH MAU BACA CERITA ABAL-ABALKU😭🙏🏻 AKU SENENK BEGETE, lopyu tritojen oll💟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MAKASIH BANYAK SEMUA YANG UDAH MAU BACA CERITA ABAL-ABALKU😭🙏🏻 AKU SENENK BEGETE, lopyu tritojen oll💟

𝐌𝐀𝐒 𝐉𝐀𝐖𝐀 - 𝐘𝐮𝐤𝐢𝐦𝐢𝐲𝐚 𝐊𝐞𝐧𝐲𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang