[LOCAL AU]
[Yukimiya kenyu x reader]
"menurut pendapat saya, kunci kemenangan adalah jawa. siapa bisa menguasai jawa, itulah yang menang."
Pemuda yang lahir Purwokerto, dengan wajahnya yang tampan, segudang talent yang ada pada...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"NINII?" panggil [Name] mengelilingi rumah dengan nada berteriak. *Nenek
"Kenapa dek teriak-teriak?" tanya Arin mendekati [Name].
"Mbak, liat Nini gak?"
"Nini lagi ngobrol didepan sama Mamah. Ini Mbak mau siapin teh dan cemilan untuk Nini sama Mamah. Ayo bantu Mbak." ajak Arin menarik tangan [Name] ke dapur.
Jika kalian bertanya mengapa Arin disini, maka jawabannya adalah karena Kakaknya ini memang tidak main-main dengan perkataannya. Tiga bulan yang lalu, Ia menyatakan perasaan pada Arin yang ternyata dirinya justru ditantang oleh Arin. Arin berkata, "jika Mas emang suka sama saya, bawa orang tua Mas untuk berbicara sama orang tua saya." dan selesai berkata seperti itu, Arin berpikir jika Kakaknya [Name] akan mundur seperti laki-laki lain yang menyatakan perasaan padanya. Namun Kakaknya menyanggupi tantangan dari gadis pujaannya. "Baik, akan Mas bawa orang tua Mas untuk bertemu orang tua kamu. Tolong sampaikan kepada orang tuamu lusa nanti saya akan melamar kamu, Rin."
Dan BOOM! Kakaknya benar-benar menepati janjinya dan melamar Arin. Dan berhubung mereka berdua sebenarnya memang sudah saling suka, mereka menikah dengan keadaan saling mencintai.
[Name] bahagia saat melihat keduanya menikah dengan senyuman paling tulus yang pernah ia lihat. Dan [Name] sendiri sudah menganggap Arin sebagai kakak sekaligus sahabatnya. Jadi, ia tidak khawatir lagi mengenai calon Kakak iparnya.
"Mbak, sini aku aja yang buat teh nya." [Name] mencoba menawarkan bantuan yang kemudian ditolak oleh Kakak iparnya.
"Ga usah. Kamu tolong ambilin toples biskuit yang ada di meja aja, Dek." suruh Arin.
Lalu ia bergegas untuk mengambilnya. Ia menaruhnya di nampan yang disusul teko teh dan beberapa gelas. Dirinya dan Arin berdebat untuk membawa nampan yang akhirnya dimenangkan oleh [Name]. [Name] mengangkat nya dan berjalan menuju teras rumah.
"NINI, MAMAH, INI DIA TEH DAN CAMILANNYA ~~" teriak [Name] dari dalam rumah.
"Adek, ga boleh teriak-teriak gitu! Ga sopan!" Tegur Mamahnya saat sang anak menyajikan teg untuknya dan Nini nya.
"Gapapa, biarin aja [Mother's Name]." Nini menepuk paha Mamahnya dengan pelan.
"Nini sama Mamah liatin apa sih?" Tanya [name].
"Ya liatin apa saja, nduk. Bisa liatin motor lewat, mobil lewat, apa saja." Jawab Nini nya sambil terkekeh pelan. Tangan Nini nya bergerak untuk mengelus rambutnya [Name]. Sang Mamah pun berkata pada Arin sambil menepuk keramik sebelahnya. "Ayo sini duduk, Nduk."
Arin tersenyum dan mengangguk, ia segera duduk di sebelah sang mertua. Jika Arin duduk disebelah Mamahnya, [Name] duduk di sebelah Nini nya.
"MAS PULANGG. YUHUU~ ADAKAH YANG KANGEN DENGAN BAGINDA PANGERAN INI?" Kakaknya berteriak memasuki pekarangan rumah. Ia melepaskan helmnya dan berjalan menuju perempuan-perempuan kesayangannya setelah ia memakirkan motornya. Arin : 👁️👄👁️