#1

754 24 13
                                    

Paparan cahaya mentari cukup menyilaukan, membuat kelopak mata enggan terbuka, semilir angin pagi diiringi dengan nyanyian burung gereja yang menambah kedamaian.

Ali dengan cepat menyiapkan sarapan untuk ayah, dia dan juga Comot. Tadi malam ia mendapat pesan dari MATA yang isinya memerintahkan Ali agar datang ke akademi tepat jam 8 pagi.

"Haih, habis tu kelas macam mane?" monolog Ali sambil memandangi ponselnya yang mendapat kiriman alamat baru pintu masuk ke akademi.

"Macam mane apa nye?," bingung ayah yang seketika berhenti menyeruput kopi.

"Oh, ini ada kelas tambahan yang mesti Ali sertai, karena nya hari ni mungkin Ali balek lambat sikit." terang Ali sambil mengantongi ponselnya kembali.

"Hm tak pe, Ayah pun balek lambat malam ni, Datok Hisyam nak Ayah ikut sertai projek kerja baru dia." ucap Ayah setelah menenggak habis kopi lalu berfokus pada iPadnya.

"Datok Hisyam lagi yang jabat?!" kaget Ali,

"iye, nak macam mana lagi, beliau je yang boleh pimpin kita orang dan Cyberaya." sahut Ayah.

"Ali pegi dulu, Assalamualaikum." pamit Ali seraya mencium tangan ayah nya.

"Walaikumussalam," balas Ayah.

Ali mengendarai sekuter dengan kecepatan sedang karena waktu masuk masih lama, seperti biasa Comot dengan tenang menempati tas sikut sekolah Ali.

Setibanya Ali di sekolah ia di sambut heboh oleh Victor, jangan tanya alasan nya, Viktor menjadi semangat setiap bertemu Ali dikarenakan ia tahu rahasia Ali yang merupakan ejen, MATA membiarkan ingatan Viktor karena atas permintaan Ali.

Dia tidak mau ingatan sahabat dekat nya menjadi buram tentang dirinya, dan di tambah lagi Viktor telah membantu ejen muda dalam kelangsungan misi sebelumnya.

"Oy Ali, jom main game balek rumah nanti, aku dah install game detektif jebat terbaru ma~" ucap Viktor sesaat Ali menempati bangku nya.

"Maaf Viktor hari ni aku tak boleh," sesal Ali sambil menyatukan kedua telapak tangannya.

"Hmm, misi ke?" bisik Viktor dan hanya dibalas anggukan singkat Ali.

"Hwaa, macam best gile, semangat la Ali, aku akan terus sokong kau." ucap Viktor sambil meninju pelan bahu Ali.

"Ekhem..!" suara deheman terdengar dari arah belakang mereka.

"Oh Alicia, kenapa?" tanya Viktor.

"Ali, ikut aku kemas perpustakaan, sekarang!" ucap Alicia tegas.

"Ck, iye tau." sahut Ali malas.

Setelah meminta izin dengan cikgu Munah, Ali dan Alicia bergegas menuju gudang yang berada di belakang perpustakaan, awalnya bangunan itu merupakan ruang UKS tapi sekarang sudah tidak terpakai dan MATA' mengubahnya menjadi pintu rahasia menuju akademi.

"Apa nak kita buat hari ni?" tanya Ali antusias karena sudah lama mereka di liburkan dari misi.

"Aku tak tau," jawab Alicia.

"Kau dah sehat betul-betul ke ni?" Ali memandang khawatir Alicia.

"Mestilah, lama masa rawatan yang aku jalani, tak kan tak sehat lagi, dah baik kita cepat, jenderal dah tunggu." Alicia mempercepat langkah kakinya.

Setibanya mereka di akademi, Ali di sambut riang oleh semua teman-temannya terutama ejen wanita yang baru selesai menjalani perawatan sehabis kejadian yang menimpa sebelumnya.

"Wah, rindu sangat ngan kau, Ali." heboh Moon seraya meninju bahu Ali.

"Haha, aku pun rindu juga dengan korang semua. Haa, Khai...macam mana misi korang semalam?" tanya Ali sambil mendekati sahabatnya itu.

REUNI (Enam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang