#11

303 24 11
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 22:15 waktu setempat, ayah Ali pulang dari tempat kerja dan bertepatan dengan kedatangan ibu Victor yang menjemputnya pulang.

Setelah kepergian Victor, Ayah Ali sedikit canggung saat melihat Ali dan Afifah berada di ruang tamu, sedang duduk mengobrol bersama.

"Ayah, nak saya buatkan kopi ke?" tanya Afifah saat melihat Ayahnya berdiri memandangi mereka.

Tidak ada sahutan, Dr. Ghazali nampak terpana memandangi putra dan putri nya yang juga ikut diam memandangi sang Ayah, Ali yang risih dengan keheningan segera bersuara.

"Ayah? Afifah tanya tu." tegur Ali.

"Oh, iye maaf. Ayah penat jadi tak fokus, tolong buatkan kopi ya." ucap Dr. Ghazali sedikit gugup.

"Baik, Ali nak Afifah buatkan susu hangat tak?" tawar Afifah.

"Boleh juga, kita order makan ye, dah petang tak sempat nak masak. Takpe kan Ayah?" ucap Ali sambil menunju telpon rumah.

"Iye, pesan lah apa-apa yang korang nak." jawab Ayah seraya menyalakan televisi untuk mengurangi kecanggungan.

Ketika semua makanan datang, Ali dan Afifah menata makanan di meja tengah tempat Ayah mereka beristirahat sambil menonton berita, Ali dan Afifah duduk di lantai.

"Jadi, mana kau tidur malam ni?" tanya Ali di sela-sela mengunyah ayam goreng tepung yang di beli.

"Eerr, saya pun tak tau." jawab Afifah sambil membenarkan jilbabnya.

"Tak kan di bilik aku, tak muat kan Ayah?" ucap Ali.

"Afifah nanti tidur kat bilik Ayah, biar Ayah tidur kat sofa ni." ucap Ayah seraya menyeruput kopi.

Afifah hanya merespon dengan anggukan kepala, setelahnya keheningan kembali melanda keluarga kecil itu, Afifah yang merupakan orang baru di dalam nya hanya bisa diam dan lanjut makan.

"Afifah, aku nak tanya. Kau tinggal ngan aunty Fatimah dari bayi kan?" Ali mencoba mencair kan suasana.

"Iya, dan dari dulu aunty Fatimah tak nak saya panggil ibu, aunty cakap saya ada ibu yang lagi cantik dari aunty dan sudah berada di surga." jawab Afifah panjang lebar.

"Oh, itu lah sebabnya kau pun panggil aunty juga." komentar Ali.

"Betul sekali," sahut Afifah.

"Ah, aunty selalu panggil saya Iva. Kau boleh panggil saya Iva juga." sambung Afifah.

"Baiklah, kau tak nak panggil aku Abang ke?" tanya Ali sambil tersenyum jahil.

"Iish, tak nak lah. Lima menit awal je." sahut Afifah sambil bersidekap.

"Tapi aku lebih tua dari kau, jadi panggil aku Abang! " balas Ali tidak mau kalah dan tegas.

"Iye lah, Abang Ali yang handsome." ucap Afifah seraya mengambil ayam dari tangan Ali dan memakannya.

"Oy, ayam aku." omel Ali.

"Abang harus mengalah kan," ledek Afifah.

Ali mengerucutkan bibirnya membuat Afifah tertawa lepas karena berhasil menggoda Ali, Ayah mereka hanya diam memperhatikan hingga akhirnya ikut masuk dalam percakapan mereka berdua.

"Afi," celetuk Dr. Ghazali.

Ali dan Afifah sontak menoleh.

"Mama dulu panggil kamu Afi." lanjut Dr. Ghazali seraya mengusap kepala Afifah penuh kasih.

"Comel juga lah nama panggilan tu," komentar Ali ikut senang saat Afifah hanya diam dengan rona di wajahnya.

"Afi, saya suka panggilan Mama." gumam Afifah yang masih bisa di dengar Ayah dan Ali.

REUNI (Enam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang