Mika tidak menyangka jika tenaga Rizka benar-benar di luar batas dirinya, jika tidak ada Bulat mungkin saja Rizka bisa mengalahkan Mika, tapi kelelahan yang Mika rasakan bukan hanya dari serangan Rizka saja, Roza dan Zass walaupun di halau oleh Moon mereka masih bisa menyerang Mika.
"Bulat, kau tolong Moon je, aku oke." ucap Mika sambil menepuk bahu Bulat yang berdiri di depannya.
"Eh, betul ke ni? Nanti diorang serang kau macam mana?" tanya Bulat seraya mengaktifkan pelindungnya.
Mika menatap datar lelaki di depannya, sudah sangat jelas jika Moon lebih membutuhkan bantuan ketimbang dia, tapi si ejen TEKNO ini malah memprioritaskan keamanan seorang ejen KOMBAT yang di kenal dengan kekuatan otot mereka.
"Hmm, suka hati kau je lah, aku bingung nak cakap apa lagi kat kau ni agar kau faham." ucap Mika sambil mendorong bahu Bulat agar menjauh dari hadapannya.
"Aku tak selemah yang fikirkan," bisik nya sesaat setelah berada di samping Bulat.
Mika melangkah maju lalu kembali bersuara, "matikan pelindung kau ni!" titahnya.
Bulat menurut dan segera menonaktifkan pelindungnya, ia diam memandangi punggung gadis itu, Bulat merasa sangat bersalah, sungguh dari lubuk hati nya, Bulat tidak bermaksud merendahkan Mika.
"Oy Bulat! Kalau kau nak merenung sebab kena marah Mika, nanti je masa latihan ni habis. Baik sekarang kau bantu aku lawan diorang dua ni! Kalau kalah nanti, semakin lah Mika mengamuk selepas latihan ni." Moon meninggikan suaranya agar bisa di dengar oleh Mika sekaligus.
"Oh oke-oke," sahut Bulat sedikit terbata.
"Sempat lagi kalian kelahi ya?" komentar Rizka.
"Dah jangan bahas! Kau nak sambung ke tak?" sahut Mika ketus seraya kembali memasang kuda-kuda.
"Galak banget sih, nanti cantik nya ilang loh, Chris gak mau dekat lagi." canda Rizka sambil melempar lurus kerambitnya.
"Ck, apa kena mengene dengan Chris ni?!" Mika meninju kerambit Rizka.
"Owh, jadi bukan Chris ya. Emm, apa si Aleks?" Rizka menunduk untuk menghindari tinjuan Mika.
"Engkau ni, kalau nak lawan tak yah cakap hal yang tak penting!" Mika melompat dan menumbuk Rizka.
Rizka refleks melompat mundur sehingga membuat Mika menumbuk tanah kosong.
"Wow, gw cuma bercanda." wajah Rizka sedikit berkeringat saat melihat efek tumbukan Mika pada tanah.
"Kalo kena, habis gw." gumam Rizka.
Rizka masih diam dengan posisi yang sama, matanya menelaah pertarungan disekitar, saat melihat Moon yang tanpa penjagaan, ia segera menyatukan kerambitnya dan melempar lurus pada Moon.
"Eh?! Aaahh! Apa ni?!" Moon histeris saat tubuhnya terjatuh dalam keadaan terlilit kerambit.
Rizka tersenyum, sedetik kemudian Moon tersengat aliran listrik dari kerambit hingga membuat nya tidak sadarkan diri, Bulat berniat membantu Moon tapi di halau oleh Zass, sedang kan Roza berhadapan dengan sahabat nya.
"Roza, kau carilah capture points lain!" sambil menghalau tembakan Roza dengan mengangkat kedua tangannya kedepan untuk bertahan.
"Maaf Mika, aku dah dari awal memang nak capture points diorang ni." sahut Roza saraya melompat menghindari serangan Rizka dari arah belakang nya.
"Memang tim kami segampang itu buat di kalahkan?" tanya Rizka.
"Mudah sangat!" jawab Roza dan Mika bersamaan.
"Woy, perkataan kalian bikin aku sakit hati loh." ucap Rizka sambil menatap datar dua sejoli itu.
"Korang kan dah lama tak latihan bersama, jadi senang nak kalah kan." terang Roza sambil membidik Rizka.

KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI (Enam)
Fanfiction~ini lanjutan cerita ~Black Code ~ Apa nak kita buat hari ni?" tanya Ali antusias karena sudah lama mereka di liburkan dari misi. "Aku tak tau," jawab Alicia. "Kau dah sehat betul-betul ke ni?" Ali memandang khawatir Alicia. "Mestilah, lama masa raw...