Pagi ini Ali sedikit sibuk karena harus menyiapkan barang nya untuk kegiatan ekstrakurikuler yang ia ikuti, Ayah juga terlihat mengawasi Ali sedari anak lelakinya keluar kamar.
"Kenapa ni? Ayah nak cakap sesuatu ke?" tanya Ali akhirnya karena risih dengan pandangan sang Ayah.
"Tak penting pun, Ayah rasa lagi bagus kalo kita bahas persoalan ni selepas kamu sekolah." jawab Ayah.
"Hmm, oke. Tapi Ali balik lambat dari biasanya." ucap Ali seraya berdiri di dekat pintu karena sudah siap akan berangkat ke sekolah.
"Lambat sangat ke?" tanya Ayah yang terlihat panik.
"Iye. Kenapa Ayah?" Ali yang sadar dengan perubahan ekspresi Ayahnya menjadi sedikit penasaran, karena tidak biasanya Ayah berbelit ketika berbicara dengan nya.
"Ali, ingat tak aunty Fatimah?" tanya Ayah sambil menunjukkan hpnya.
"Iya, aunty Fatimah tu, akak Ayah kan. Kenapa?" Ali balas bertanya saat Ayah menunjukkan gambar di ponsel.
"Aunty Fatimah nak datang hari ni, ada yang nak kita orang sampai kan pada kamu." jawab Ayah.
"Baiklah Ali akan berusaha balik cepat, sampai kan salam Ali nanti. Assalamualaikum Ayah." pamit Ali.
Ayah terpaku di depan pintu, tepat setelah kepergian Ali, dering ponsel mengejutkan nya.
"Assalamualaikum, iye...dah sampai! Oke, kejap lagi saya datang jemput." Dr. Ghazali meraih kunci mobil di atas meja makan lalu bergegas ke luar rumah dengan sangat terburu-buru.
Sedangkan Ali di sekolah sama sekali tidak menyangka jika Aunty yang dimaksud kan oleh Ayahnya akan datang menemui dia di depan gerbang sekolah, atas bantuan dari cikgu Bidin alias Ejen Karya, Ali di izinkan untuk menemui keluarga nya sebentar.
"Err, betul ke ni Aunty Fatimah?" tanya Ali ragu pada seorang wanita berpenampilan rapi layaknya ibu pejabat.
"Haa, Ali ke ni? Ya Allah, dah besar rupanya. Haih...rindu Aunty." wanita itu dengan heboh memeluk serta mencium pipi Ali.
"Kenapa Aunty datang sini?" tanya Ali lagi seraya mengusap pipi serta kening nya yang terasa lembab karena ulah Aunty Fatimah.
"Aunty nak pegi Amerika melakukan perjalanan bisnis, takde masa nak tunggu kat rumah. Nah... Aunty bagi duit belanja. Aunty tak boleh lambat ni, pesawat dah nak terbang. Bye Ali, tiga bulan nanti Aunty balek. Jaga adek kamu elok-elok tau."
Aunty Fatimah melambaikan tangannya keluar kaca mobil, Ali hanya bisa tersenyum dan membalas lambaian Aunty Fatimah tanpa memperdulikan semua kalimat yang keluar dari mulut wanita paruh baya itu, tapi seketika ia teringat dengan jelas kalimat akhir yang di ucapkan.
"Adek? Aunty tak ingat ke yang aku ni anak semata wayang. Pelik betul." monolog Ali seraya berjalan masuk ke dalam gerbang sekolah karena bel masuk telah berbunyi.
Tepat di depan pintu kelas, berdiri Alicia sambil bersedekap dan menatap nyalang kepada Ali.
"Baru nak masuk! Bell dah berbunyi dari tadi, mana kau pegi, hah!?" sinis Alicia.
"Aku jumpa Aunty aku kat depan gerbang tadi, kan cikgu Bidin juga yang bagi izin, kau tak tengok ke?" sahut Ali dengan pembelaan diri yang matang agar Alicia tidak menghukumnya.
"Tengok. Tapi Aunty kau dah lama pergi sebelum bell berbunyi, jadi kau sepatutnya balek lebih awal." terang Alicia.
"Hal kecil pun nak kau permasalahan kan juga?! Dah lah, Alicia. Baik sekarang kita pergi markas, sebab sejak tadi handphone aku berbunyi." ucap Ali seraya mengangkat ponselnya ke depan wajah Alicia.

KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI (Enam)
Fanfiction~ini lanjutan cerita ~Black Code ~ Apa nak kita buat hari ni?" tanya Ali antusias karena sudah lama mereka di liburkan dari misi. "Aku tak tau," jawab Alicia. "Kau dah sehat betul-betul ke ni?" Ali memandang khawatir Alicia. "Mestilah, lama masa raw...