Pertarungan sudah berlangsung selama 15 menit dan waktu yang di berikan para mentor adalah dua jam, Tania melompat masuk ke area listrik buatan Soni yang masih aktif selama 12 menit dan sekarang tersisa 6 menit sebelum benar-benar menghilang.
"Memang tidak lama tapi ini sudah cukup untuk menjauh kan ku dari mu," ucap Tania pada Chris yang berdiri cukup jauh dari tempatnya.
"Bijak juga rancangan kau tu tapi dah terlambat dah," Chris tersenyum sambil mengarahkan gejetnya.
Tania terkejut dengan serangan dari dua arah yang Chris lakukan membuatnya kelimpungan antara membidik tempat persembunyian Roza atau membidik lurus pada Chris, apapun yang Tania pilih semua sudah terlambat karena Roza tidak berada di tempat menembak nya lagi.
"Tinggal kau je rupanya," suara dari sisi kiri mengejutkan Tania.
"Kamu? Sial!" Tania mengarahkan gejetnya pada Roza tapi dia selangkah terlambat sebab Roza lebih dulu menarik pelatuk dan menembak sebanyak dua kali.
Tania tumbang tanpa sempat menggores Roza dengan peluru nya, Chris bersiul ketika Roza menghabisi pemimpin tim 4 dan mengambil alih capture points tanpa halangan.
"Jom gerak!" titah Roza.
Mereka berdua berjalan menuju capture points tim 2 yang berada di dekat capture points tim 4, dan sekarang keadaan di sana lebih menegangkan dari sebelumnya.
Cabang 4 yang merupakan tim 3 berhasil mendesak tim 2 untuk tidak keluar dari capture points mereka.
"Kita terjebak!" seru Helen saat pergerakan nya terbaca oleh Raider.
"Mereka tak biarkan aku bergerak lebih jauh," lanjut Helen sambil terus berlari cepat untuk mengecoh tim 3.
"Alvis, apa rancangan kau?" tanya Ken yang juga terlihat sibuk menahan serangan Yusuf.
"Aik, nak bahas rencana kat depan musuh. Yakin menang ke?" cibir Yusuf seraya menekan belati Ken.
"Diam!" Ken mendorong kuat belati dan berhasil menjauhkan Yusuf.
"Lusy bantu aku!" sambung Ken.
"Tak boleh, budak tu tak bagi aku guna gejet." sahut Lusy yang nampak sibuk menghindari pecutan cambuk.
"Cantik, dah ada boyfriend ke?" tanya Thomas di sela-sela menghempaskan cambuk nya.
"Najis!" hardik Lusy sambil meludah.
"Cis, berlagak!" Thomas yang kesal mengayunkan gejetnya dan berhasil menjerat kaki Lusy.
"Hah?! Hwaaaaa! Heleeeennn!" Lusy berteriak semakin nyaring saat tubuhnya tertarik kuat.
Helen yang mendengar suara temannya bergegas membantu, tangannya meraih pergelangan Lusy.
"KEN! PUTUSKAN CAMBUK NI!" seru Helen sambil menginjak cambuk agar tubuh Lusy tidak semakin tertarik.
Thomas mengencangkan pegangannya lalu menghentak kuat membuat Helen terhuyung hampir jatuh beruntung dia berhasil memperbaiki pijakan kakinya.
"Argh! Helen, kaki aku sakit!" rengek Lusy yang hampir menangis.
"Woy! Kau gila ke! Cedera kaki kawan aku nanti! Ini berlebihan!" Helen memeluk tubuh kecil Lusy sambil tangan nya menahan tarikan cambuk.
"Kat luar sana masa kau lawan orang jahat takde yang namanya berlebihan, bahkan diorang bisa lebih jahat lagi. Mungkin kaki kawan kau ni akan putus." Thomas menyeringai.
Helen menggeram pegangannya tidak ia lepaskan dari cambuk Thomas walaupun darah mewarnai cambuk itu, Lusy terbelalak saat melihat tetesan kecil dari tangan temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI (Enam)
Fanfiction~ini lanjutan cerita ~Black Code ~ Apa nak kita buat hari ni?" tanya Ali antusias karena sudah lama mereka di liburkan dari misi. "Aku tak tau," jawab Alicia. "Kau dah sehat betul-betul ke ni?" Ali memandang khawatir Alicia. "Mestilah, lama masa raw...