#10

320 24 30
                                    

Melihat kedatangan Killian di ruangan itu, Mei melebarkan senyumnya, ia berbalik dan kembali mengutarakan omong kosong lainnya.

"Rizka, kau benci saya sebab saya dah rampas tempat sahabat baik kau kan?" tanya Mei dengan suara lantang.

"Sebab tu kau bully saya. Kenapa kau jahat pada saya, saya tak buat jahat pun kat kau." lanjutnya.

Kini semua ejen berpikiran sama seperti Mei, karena pada dasarnya Mei dan Rizka baru bertemu hari ini lalu kenapa Rizka malah mendorong nya dan mengatai gadis malang itu.

"Haaaa, dah agak dah. Budak inti ni memang budak tak baik. Tak mengherankan kau pun jadi macam diorang, Sam." ucap Jacob.

Bisik-bisik mulai terdengar, Rizka tidak peduli dengan sekitar dan hanya fokus pada ponsel nya, entah apa yang sedang dilakukan gadis itu.

Kim yang melihat temannya menjadi ejekan dari ejen lain berniat membelanya tapi tidak jadi saat mendengar suara Killian.

"Mei, minta maaf!" titah Killian.

"Eh, Killian saya tak salah. Dia yang-"

"Diam! Minta maaf sekarang!" bentak Alvis, lelaki itu terlihat berusaha menahan diri untuk tidak menampar rekan se-teras nya itu.

Mei yang mendapat tatapan tajam dari ketiga rekan se-teras nya hanya bisa patuh dan berjalan mendekati Rizka untuk meminta maaf, tapi belum juga ia bersuara seorang pria segera menegur mereka semua.

"Drama apa yang korang lakon kan ni?" suara tak asing itu membuat Rizka mengangkat wajahnya.

"Kenapa kalian ada disini?" tanya Rizka dengan sedikit membentak.

"Haih, tak sopan betul budak ni. Kita ada disini sebab kita ni mentor lah." jawab seorang wanita berpenampilan layaknya artis, sangat gelamor.

"Kalian seharusnya di penjara, kenapa-"

"Rizka, mereka terbukti tak bersalah. Ayah Alena sendiri yang meminta mereka untuk dibebaskan." putus Ejen Dayang.

Rizka tidak bisa membantah lagi jika ketua teras yang sudah berbicara, ejen Dayang kembali menjelaskan kepada yang lain bahwa kedatangan mentor dari cabang 2 sedikit terlambat karena ada kendala, dan nanti mereka juga akan bertugas sebagai pengajar seperti mentor yang lain, ejen Dayang juga menegaskan jika kembalinya para mentor cabang 2 tidak ada kaitannya dengan pemberhentian Alena.

"Sekarang kembalilah ke sekolah, besok kita akan mulai latihan." ucap ejen Dayang di akhir pidatonya.

Semua ejen melanjutkan aktivitas sebagai seorang pelajaran biasa dan melupakan semua kejadian yang tidak diinginkan selama di akademi.

"Macam mana ekskul hari ni?" tanya Victor sesaat setelah Ali menempati bangku nya.

"Banyak hal terjadi hari ni," jawab Ali dengan wajah sedih.

"Kenapa? Cerita lah." bujuk Victor.

"Tadi kan-"

"Sssstttt!" tegur Alicia di ikuti oleh murid lain.

Ali dan Viktor hanya bisa nyengi kuda saat di tatap seisi kelas, Alicia memelototi Ali dan mengkode nya untuk tidak banyak bicara. Ali yang kesal dengan sorot mata Alicia hanya bisa membalas dengan decihan.

"Nanti aku bagi tau kau selepas sekolah," bisik Ali pada Victor.

"Oke, kita main game juga nanti ye." balas Victor juga berbisik.

Ali hanya merespon dengan anggukan pelan, kini fokus mereka kembali pada pelajaran hingga bel pulang berbunyi Ali tidak berbicara lebih pada Victor seperti yang Alicia mau.

REUNI (Enam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang