Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_ _
_
🦢🦢🦢
Dua Minggu berlalu sejak Kana mulai mengingat keluarga nya. Wajah nya menunjukkan sinar bahagia saat bermain dengan Markonah dan Jaenab di temani dengan Chander.
"Adek jangan lari-lari nanti jatuh!" Peringat Chander begitu adik nya berlari mengejar hewan nya.
Chander menuntun adik nya keluar menuju halaman belakang dimana sudah ada Yuki menunggu di sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Abang Uki!"
Teriakan cempreng Kana kalah cepat dengan tangan Dylan yang sigap menjauhkan anak asuh nya dari tuan muda Yuki.
Bagaimana tidak, markonah bisa-bisa nya mau di kasi es krim Mixue.
"Jangan tuan muda, nanti Markonah batuk."
Yuki melengos, "Idih, makin gila aja mereka." Gumam nya.
"Chan, kasi tau gue gimana suara angsa batuk?" Pemuda itu menatap saudara nya nelangsa.
Chander bergeming, dia gak mau ikut campur perihal penyakit hewan-hewan adik nya. "Gue lagi stres bang, jangan nambahin beban pake pertanyaan lu."
Pemuda itu menduduki kursi kayu dengan Kana di pangkuan nya. Mereka menonton kegiatan Markonah dan Jaenab yang tengah di latih oleh Dylan dan Joshua.
"Gak ada kerjaan banget kita, masak nonton beginian." Desah Yuki lelah.
"Ya mau gimana lagi. Kalau udah adek bersabda kita bisa apa." Sahut Chander sambil mengusap pipi adik nya lembut.
"HEH KALIAN! BALIKIN ANAK PAPA CEPAT!" ketiga nya menoleh kaget begitu melihat sosok Stefanus yang datang tergesa-gesa dengan sebuah botol susu di tangan nya.
"Loh papa ga kerja?" Beo Yuki. Tadi pagi dia ingat Stefan berangkat kerja, masak jam segini udah pulang. Kasian deh karyawan nya punya bos macam dia.