Part 25. BangSet Tertekan

8.5K 898 58
                                    

_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_

_

_

🦢🦢🦢

Pagi ini yang cerah secerah wajah Kana saat melihat Markonah ahli dalam ice skating. Tak sia-sia perjuangan para bebeksitter dalam mengurus dan menemani Markonah selama les berlangsung hingga kini berhasil.

"Saya bangga tuan berhasil membawa Markonah sampai ke titik ini." Dylan dan Joshua tersenyum sopan pada Stefanus yang duduk memangku Kana.

Wajah pria itu sangat serius namun dalam hati ingin sekali menangis saking geli nya. Selama ini bebek dan angsa itu menghabiskan dana banyak sekali untuk les, kesehatan sampai dengan perawatan. Tak sia-sia juga sih setidaknya Kana tidak kesepian karena kedua hewannya itu sangat di sayang putranya.

"Baiklah kau boleh pergi. Siapkan Markonah karna sebentar lagi Kana akan membawanya keluar." Ucap Stefan datar diangguki Dylan.

"Baik tuan segera."

Sepeninggal Dylan dan Joshua, Kana sibuk memainkan jari-jari besar milik papa nya. Sesekali Kana mengigit nya untuk merasakan rasanya.

"Nda ada laca." Lirihnya pelan.

Stefan tertawa gemas dengan kelakuan random putra bungsunya. "Ya jari papa ga ada rasa dek. Ada-ada aja kamu ni." Pria itu memberikan kecupan di pipi gembil Kana.

"Papa temalin adek ain ke lumah Ifin ada buaya becallllll!!" Stefan fokus mendengarkan cerita si kecil yang terus menerus menunjukkan kekaguman pada sosok temannya itu

"Telus Ifin puna Kuda becal ada jenggot na Papa," ucap Kana senang menceritakan pengalaman seru nya kemarin.

"Kuda?" Beo Stefanus. Pria itu merasa sedikit aneh jika keluarga macam Cozta memelihara kuda di mansion.

"Jangan percaya adek pa, kuda di mata dia ya singa." Celetuk Chander yang kebetulan lewat membawa sepiring roti isi untuk makan siang Markonah dan Jaenab.

"Singa bang?" Tanya Stefan memastikan tak salah dengar.

Chander mengangguk miris, "Papah tau kan temen nya adek ga ada yang beres. Sama kayak adek juga ga beres." Lanjutnya.

"Sembarangan kamu! Anak papa ini." Ketus Stefan tak terima.

Chander memeletkan lidahnya mengejek, pemuda itu berlalu menuju kandang bebek dan Angsa milik Kana.

KANAKA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang