Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_
_
_
🦢🦢🦢
Sejak pagi tadi Kana diam di kamar nya. Mata nya berembun, tangan nya membawa sebuah bingkai kecil berisi potret seorang wanita yang cantik. Anak itu menatap sedih dan terus bergumam kecil.
"Ibu lindu~"
Anak itu benar-benar rindu dengan sosok wanita yang tak pernah dia lihat selama hidup nya. Dia ingin sekali pergi menemui nya tapi Kana tak tau cara nya.
Kata Papa dan Mama nanti sore akan pergi mengunjungi Ibu. Kana sudah menyiapkan diri sebaik mungkin, dia ingin tampil tampan dan rapi saat bertemu dengan ibu nanti.
"Kana bawa Malkonah cama Jaenab Ibu, tunggu na."
Jempol nya mengusap potret senyuman ibu nya yang sangat cantik. Anak itu menahan air mata nya yang terus mengalir turun ke pipi nya.
Di dekapnnya figura itu dsngan sayang. Mata nya menatap lurus ke depan berusaha meresapi rasa pelukan ibu nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kana tidak kekurangan kasih sayang disini. Hanya saja dia tetap merindukan yang nama nya sosok ibu kandung nya.
Kana sudah mengetahui semua nya. Perihal diri nya yang hanya lahir dari sebuah kesalahan tak di sengaja. Sejak dia kecil nenek selalu menyempatkan membawa Kana ke makam Ibu nya. Sekedar merayakan hari ulang tahun nya ataupun ulang tahun ibu nya.
"Ibu telimakacih. Adek cenang bica lahil dali lahim ibu." Gumam nya sedih.
"Dicini adek nda kecepian agi. Ada mama, papa, abang uga."
Kana terus berceloteh bersama potret ibu nya, sampai tak menyadari kehadiran keluarga nya di depan pintu kamar nya.
Stefan mengusap sudut mata nya yang berair. Pria itu sangat sedih mendengar ucapan putra nya itu.