Bab 24 : Dia Kembali

1.8K 167 1
                                        

Ketika film sudah selesai dan lampu dalam gedung bioskop telah menyala kembali. Akhirnya Raka bisa tenang, ia berhasil meredam hasratnya melihat bibir ranum Mala yang menggoda. Entah kenapa dalam keadaan yang gelap gulita membuat pikirannya traveling kemana-mana.

"Makan yuk" ajak Raka sambil memegang perutnya yang lapar setelah keluar dari gedung bioskop.

"Makan? Bukannya tadi kita udah makan??" Mala menolak ajakan Raka.

"Ya gapapa, tadi kan makan sore kalo sekarang makan malem. Sekalian nanti kalo pulang bisa langsung tidur" Raka merayu dan berharap agar Mala mengikuti keinginannya.

"Ya udah kalo gitu" Mala tidak bisa menolak meski dirinya tadinya kesal, tapi karena perlakuan Raka membuat rasa kesalnya itu tiba-tiba lenyap seketika.

Raka memarkirkan motor di area parkir yang lumayan luas. Mereka memutuskan untuk makan di sebuah restoran tak jauh dari tempat mereka tadi menonton. Mereka berdua masuk ke dalam restoran. Raka kembali mengengam tangan Mala. Mala benar-benar dibuat melayang salting seharian oleh Raka.

Mereka memilih meja dekat jendela karena sama-sama suka tempat duduk dekat jendela. Di rumah pun, meja makan posisinya tidak jauh dari jendela yang langsung memperlihatkan taman kecil dengan kolam ikan ditengahnya.

"Lo mau makan apa? Tapi tolong jangan bilang terserah karena ga ada dalam daftar menu!" kata Raka yang tau wanita akan berkata terserah jika sedang diajak makan dan sedang tidak mood.

"Iya ga! Gue mau makan spaghetti"

Raka kemudian memesan untuk Mala dan dirinya. Sambil menunggu makanan datang, Raka sibuk dengan ponselnya. Mungkin dia lupa ada Mala dihadapannya, namun Mala malah tidak bisa melepas pandangan darinya. Garis wajahnya yang terlihat tegas nampak serius saat berhadapan dengan benda pipih itu, dilihat dari gerakan tangannya dia pasti sedang mengetik teks panjang.

Mala yang terus menatapnya membuat Raka melirik "Maaf, gue ngurusin kerjaan sebentar"

"Iya gapapa"

Raka menaruh ponselnya tanpa diminta selesai mengurusi tugas kantor. Dia sedikit lebih peka dari pada sebelum-sebelumnya. Akan tetapi jika Raka benar-benar sibuk dengan urusannya, tidak masalah bagi Mala jika ia terus menatap ponsel, Mala akan memakluminya.

"Dua spaghetti dengan minumnya es jeruk lemon ya. Selamat menikmati" ucap pelayan perempuan mengantarkan pesanan mereka.

"Makasih mbak" sahut Mala.

.................

Selesai menghabiskan makanan, Mala bangkit dari tempat duduknya untuk membayar makanan yang mereka pesan.

"Pake ini aja!" ucap Raka menyodorkan black card yang diambil dari dalam dompetnya.

"Ga usah gue aja yang bayar gapapa" tolak Mala.

"Ini ambil!!" Raka terus menyodorkannya sedikit memaksa agar Mala mau mengambilnya.

"Ya udah kalo gitu gue bayar dulu" Mala mengambil kartu itu dan berjalan menuju kasir.

Raka terus sibuk menatap layar ponselnya. Meski dirinya seorang CEO, ia terus saja sibuk bekerja berusaha untuk mencapai pencapaiannya sendiri tanpa campur tangan papanya. Kini Raka telah berubah menjadi pria dewasa penuh tanggung jawab bagi pekerjaannya. Tapi untuk rumah tangganya? Entahlah apakah ia sudah bisa disebut dewasa dan bertanggung jawab??

"Sayangg..." suara lembut seseorang wanita menghampiri meja Raka yang tengah duduk sendiri sibuk dengan ponselnya.

"Iya..." jawab Raka spontan, membuat kepalanya mendongkak melihat siapa yang bersuara.

Betapa terkejutnya Raka melihat orang yang memanggilnya sayang adalah mantan pacar SMA nya.

"Elo!! Ngapain disini?!" ucap Raka marah lalu bangkit dari tempat duduknya.

Tanpa basa-basi Manda langsung memeluk Raka, Raka hanya diam tanpa membalas pelukannya dirinya masih terkejut dengan kedatangan Manda.

Mala yang melihatnya dari kejauhan berusaha tenang menahan diri untuk tidak rapuh dan memberanikan diri untuk mendekatinya.

"Ini kartunya!" terlihat dari wajah Mala menahan ini semua. Wajahnya terlihat tegar tapi tidak dengan matanya yang berair.

Raka yang mendengar suara Mala mendorong kasar Manda menjauhkan dari tubuhnya.

"Rakaaaa" ucap Manda yang terdorong namun tidak dihiraukan oleh Raka.

"Kamu kenapa sayang!" Manda kembali mendekat dan memegang lembut pipi Raka dengan kedua tangannya.

Hati Mala sesak seperti tertindih batu besar, ia mencoba kuat tapi beban hatinya terus meningkat. Menekannya untuk melengang dari tempat berdirinya sekarang. Mala tidak bisa memaksa untuk tetap tinggal karena beban yang terus menekan perlahan akan membuat hatinya buyar.

Raka yang melihat Mala mulai melangkahkan kakinya meninggalkan tempat, menepis tangan Manda dan meraih tangan Mala.

Langkahnya terhenti menoleh kembali ke belakang. Tatapannya bertemu dengan mata Raka. Terlihat dari sorot mata Mala mengisyaratkan untuk tidak menghentikan langkahnya dan membiarkan ia meninggalkan mimpi buruknya.

Raka menarik Mala datang kedalam pelukannya dan memegang pinggang ramping Mala.

"Sayang ini siapa?" tanya Manda dengan wajah panik.

"STOP PANGGIL GUE SAYANG! Antara kita udah ga ada hubungan!!"

"Tapi sayangg......"

Bersambung...

Mohon maaf baru sempet update karena selama ini banyak halangan.
Aku usahain terus untuk update sampai cerita selesai tapi ga janji untuk update tiap hari🙏🙏

Semoga masih setia menunggu dan ga bosen sama ceritanya
Jangan lupa vote dan komennya aku tunggu🙌

AMALA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang