Prolog

2.3K 169 0
                                    

Selama ini, Halilintar tak pernah membenci hidupnya.

Justru, ia sangat mensyukuri kehidupan yang telah dianugerahkan Tuhan padanya. Dia memiliki orang tua yang penyayang, dan seorang adik yang walaupun isengnya kebangetan tapi tetap bisa Halilintar andalkan.

Halilintar Arkan Mahardika tidak menyangka jika hidup sempurnanya dapat berubah total hanya karena sebuah film yang ditontonnya.

Hari Minggu yang cerah, seakan menjadi hari Minggu yang suram baginya. Ia tak pernah menyangka hal semacam ini dapat terjadi pada dirinya. Entah apa juga penyebabnya.

Terlempar ke dalam tubuh seorang remaja laki-laki yang Halilintar sendiri ketahui bahwa keberadaan remaja itu hanyalah fiktif belaka. Jadi bagaimana bisa jiwanya tiba-tiba berada di dalam tubuh itu?

Itulah keanehan awal yang ia rasakan.

Dia yang tadinya berada di posisi seorang sulung, terpaksa berganti menjadi bungsu dengan 6 kakak laki-laki yang begitu membencinya.

Halilintar tahu jika di kehidupan aslinya, dia memang memiliki sifat yang cukup menyebalkan. Pendiam, introvert, tidak pandai bergaul, dan lain sebagainya. Tapi seingatnya, semua sifat itu tidak membuat dia dibenci orang kok.

Memang hanya sedikit orang yang mau berteman dengannya. Namun tak sampai membuat Hali memiliki musuh.

Lantas kenapa di kehidupannya yang baru, dia malah memiliki seorang musuh yang ngeselinnya sampai ke ubun-ubun?!

Tak hanya sampai disitu, keanehan-keanehan lain pun secara bergiliran Halilintar rasakan.

Satu per satu fakta mulai terungkap.

Tentang tubuh yang didiaminya, dan ikatan takdir antara Halilintar dengan si pemilik tubuh. Dia tenggelam dalam ketidaktahuan. Membuat otak rata-ratanya itu harus bekerja ekstra untuk menyambungkan satu fakta ke fakta lainnya.

Halilintar seakan ingin pensi saja jadi manusia. Sungguh, ia lelah dengan semua hal di luar nalar yang dialaminya.

Apakah Tuhan sedang bosan sehingga ingin sedikit bermain-main dengan hidupnya yang menurut Halilintar sudah sempurna itu? Jika memang begitu, mengapa harus dia yang Tuhan pilih?

Selama 16 tahun, baru kali ini Halilintar membenci hidupnya. Dia hanya ingin hidup normal. Bermain, bersekolah, bekerja, menikah, dan mati dengan bahagia. Tentu saja tanpa ada drama di dalamnya.

Tapi sepertinya, Tuhan beserta takdir tak merestui hal itu.

Hanya satu yang terlintas dalam benak Hali.

Permainan takdir macam apa ini? 

Bersambung ...

••••••

Chap satu nyusul :)

Vomment nya jangan lupa ya, semoga suka! Makasii!!

Minggu, 16 Juli 2023.

Munchausen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang