Halilintar menatap binar rumah sederhana yang berdiri kokoh di depannya. Rumah yang suasananya begitu mirip dengan rumah asli Halilintar. Oh, kalian masih ingat 'kan dengan rencana menginap Hali di rumah Fang malam ini?
"Masuk, Hal! Mama masih kerja, mungkin pulangnya malem, atau malah nggak pulang."
Langkahnya ia bawa memasuki pintu kayu bercat cokelat itu. Pandangannya mengedar ke sekeliling ruang tamu. Tak banyak barang yang dapat Hali temukan disini. Namun tak ayal ia merasa lebih nyaman disini dibanding rumah mewah Adhikara.
Fang menuntunnya masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar yang tidak terlalu luas tapi tak bisa dikatakan sempit juga. Ada satu kasur tingkat di sisi kiri kamar, lemari kayu di samping kasur, dan meja belajar yang dilengkapi komputer di depan jendela bagian kanan.
"Lo udah kabarin orang rumah?"
"Buat apa? Nggak bakal ada yang nyariin juga."
Mendengar jawaban itu, Fang mengangguk maklum, "yaudah, tunggu sini, gue ke kamar mandi bentar."
Halilintar menurut. Seusai eksistensi Fang menghilang di balik pintu kamar mandi, Halilintar memindai keseluruhan dari kamar yang sekarang ia tempati. Beberapa foto terpajang di dinding. Hali yang merasa penasaran pun melihat foto-foto itu lebih dekat.
Hampir semua dari foto itu berisi Fang dengan anak laki-laki lain yang terlihat mirip. Awalnya Halilintar tak tahu siapa anak laki-laki yang bersama Fang itu, hingga akhirnya Halilintar menyadari satu hal setelah melihat bingkai foto terakhir.
"Fang adiknya kak Kaizo?"
Ya, dia memang tahu masalah yang melanda keluarga Kaizo. Sejauh yang Hali tahu, Kaizo memang memiliki seorang adik. Namun saat Kaizo menginjak usia 9 tahun, ia harus tinggal terpisah dengan sang adik karena perceraian orang tua mereka.
Hali tidak pernah bertemu dan mengenal adik Kaizo. Karena pertemuannya dengan Kaizo juga berawal di perkemahan pramuka yang diadakan saat sekolah dasar.
Saat itu Hali masih berada di kelas 4. Di malam hari, saat siswa lain tengah melakukan kegiatan jurit malam, Halilintar justru kebagian tugas menjaga tenda. Dengan senang hati Halilintar melaksanakan tugas itu. Setidaknya ia tidak perlu bertemu dengan pocong jadi-jadian yang disediakan para panitia untuk memeriahkan kegiatan malam ini.
Rasa bosan lama kelamaan menghinggapi dirinya. Tak tahan dengan jenuh yang melanda, Halilintar memutuskan untuk keluar tenda dan berjalan-jalan. Tidak jauh tentunya, hanya melihat-lihat tenda kelas lain.
Saat dirinya berada di kawasan tenda murid kelas 5, di salah satunya, Halilintar bertemu dengan Kaizo. Waktu itu Halilintar tak sengaja melihat Kaizo yang sedang tertidur di dalam tenda, karena memang pintu tenda Kaizo sedikit terbuka.
Berniat untuk pergi, Halilintar malah tak sengaja menginjak kaleng bekas soda yang tergeletak di dekat tenda Kaizo. Suara kaleng yang penyok karena kakinya membuat Kaizo terbangun. Remaja 11 tahun itu segera keluar dari tenda dan melihat Halilintar yang sedang salah tingkah.
Karena kejadian itu, mereka pun berkenalan. Asyik mengobrol hingga teman-teman mereka kembali dari jurit malam. Kaizo banyak menceritakan soal hidupnya saat itu. Mulai dari perkenalan singkat mengenai dirinya, masalah keluarga, hingga rasa rindunya pada sang adik yang sudah 2 tahun tidak bertemu.
Sejak saat itu, Kaizo dan Halilintar semakin dekat. Bahkan hingga Kaizo lulus dan tidak satu sekolah lagi dengan Halilintar pun mereka masih berteman dekat.
Kembali ke masa sekarang, Halilintar masih mencerna fakta yang baru ia temukan ini. Benarkah Fang adalah adiknya Kaizo?
Cklek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Munchausen
FanfictionHalilintar tidak mengerti. Padahal ia hanya ingin menikmati hari Minggunya dengan menonton film drama yang baru saja rilis di platform streaming langganannya. Hanya karena tokoh protagonis utama yang memiliki nama sama dengan dirinya, membuat ia te...