THE SWEET KETOS [ GXG ]

[ 8 ] h. Mimpi kehilangan

↷✦; w e l c o m e ❞

.
.
.

Author's pov

Sedikit tentang Elinor, aku hanya menjelaskan tentang Anna di chapter sebelumnya.

Elinor rafaelza putri, Anak angkat dari pengusaha sukses dikota, kedua orangtuanya tergolong orang penting. Karena banyak perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan milik orangtua Elinor.

Elinor dibuang oleh orangtua kandungnya saat ia masih bayi, ada seseorang yang menemukan Elinor dan membawanya ke panti asuhan. Elinor tumbuh dipanti asuhan selama 7 tahun, lalu orangtuanya yang sekarang mengadopsi Elinor.

Mereka merawat Elinor dengan telaten, kasih sayang selalu mereka berikan pada Elinor, namun tak dengan adiknya.

Alina selalu merasa iri pada Elinor,  Alina berfikir jika kedua orangtuanya hanya sayang pada Elinor dan mengabaikan dirinya.

Karena itulah Elinor memilih untuk tinggal di apartemen, ia hanya pulang ke rumah sesekali untuk mengunjungi orangtua nya.

Elinor pada dasarnya memang memiliki sikap dingin dan terlewat cuek, ia tak mempermasalahkan tentang Alina yang tak bisa akur dengannya. Bukan karena tak sayang, justru Elinor paling menyayangi adiknya, tapi kalian tau jika gengsi Elinor setinggi tubuhnya Haruto.

Elinor selalu dikelilingi oleh orang yang baik dan lemah lembut, itu membuat dirinya memiliki sifat menyenangkan dan soft, tapi terkadang ia tak dapat mengontrol emosinya.

Dan fakta tentang Elinor, Elinor sangat tak suka jika ada yang mengekang nya. Apalagi sampai masuk dalam urusannya. Tapi ia akan benar benar menurut pada seseorang yang dicintainya saja, seperti orangtuanya dan Anna.

Author's pov end

Annabella💗

Anna, mau jalan sore ini?
16:20

Boleh, kemana kak?
16:21

Kita kepasar malam, mau?
16:21

Iya mauuuuu
Aku siap siap dulu yaaa :"D
16:23

Iya.. Love you💗
16:24

Tooo🙇‍♀️💗
16:24

Elinor tersenyum melihat jawaban Anna. Ia segera mandi dan memakai pakaiannya. Simple namun rapi.

Elinor hanya memakai kaos putih polos serta kemeja coklat, dan celana panjang yang senada dengan kemejanya.

Ia segera turun ke lantai bawah, saat ditangga ia berpapasan dengan adiknya, Alina.

Alina menatap tajam Elinor, lalu melewatinya.

"Alin." Alina menghentikan langkahnya saat Elinor memanggil namanya.

"Apa?" Alina bertanya dengan wajah datarnya yang terkesan menyebalkan.

"Kakak mau pergi, kamu mau nitip sesuatu?"

"Enggak butuh." Alina kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Elinor menghela nafas panjang, setelahnya ia pergi menuju apartemen Anna dengan motor andalannya.