↷✦; w e l c o m e ❞
.
.
.Sudah terhitung 1 minggu Anna tak pulang kerumahnya karena kejadian orang tuanya yang akan menjodohkan Anna.
Ia menginap di apartemen Elinor, dan sudah 1 minggu ini juga Anna tak bersekolah.
Bahkan Vina dan Reva pun terus menghubungi nomor Anna, tapi tak ada balasan dari Anna.
Pukul 01:00
Anna terbangun dari tidurnya karena merasakan Elinor yang tak ada disampingnya.
Ia memperhatikan sekitar, Elinor masih berkutat dengan laptop dan semua berkas kepentingan OSIS.
"Kak..?" Anna memanggil dengan suara serak.
Elinor menoleh, ia tersenyum tipis.
"Kebangun?."
Anna mengangguk, ia berdiri kemudian berjalan kearah kursi Elinor, ia mendudukkan tubuhnya dipangkuan Elinor lalu menenggelamkan wajahnya pada dada Elinor yang sedang menuliskan sesuatu di berkasnya.
"Kenapa?" Elinor bertanya sekali lagi.
Anna mendongak, ia memperhatikan wajah tegas Elinor yang ada didepannya.
Anna mengecup sekilas bibir merah Elinor lalu menenggelamkan wajahnya lagi.
Elinor tertegun, sungguh ini pertama kalinya Anna mengecup bibir nya.
"Hey.. Babe." Elinor mengelus rambut pirang Anna.
"Hm?" Anna berdehem.
"Lihat aku." Elinor mengarahkan wajah Anna agar menatapnya.
Elinor mengecup bibir Anna, kecupan itu berubah menjadi lumatan pelan.
Elinor memiringkan kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka.
Elinor melesatkan lidahnya kedalam mulut Anna, mengabsen deretan gigi Anna.
"Euugghh.." leguhan keluar dari bibir manis Anna.
Elinor tersenyum, ia mengigit bibir bawah Anna meninggalkan bekas yang perlahan mengeluarkan darah.
Elinor menjilat darah yang ada dibibir Anna. Lalu mengecupnya lagi sebagai penutupan.
Anna menetralkan nafasnya, ia memukul bahu Elinor karena mengigit bibirnya.
"Besok sekolah ya?." Elinor bertanya, ia menyingkirkan poni yang menutupi mata Anna.
Anna menggeleng pelan.
"Nga mau."
"Kenapa?"
"Nga mau aja, males." Anna menjawab asal.
"Temen kamu pada nyariin.. Mereka khawatir."
"Biarin, kan cuma Reva sama Vina."
"Aku ada hadiah kalo kamu mau sekolah besok." Elinor menatap Anna yang juga menatapnya.
"Apa?!" Anna nampak bersemangat.
"Aku bakal kasih sepulang sekolah."
"Yaudah aku berangkat." Anna bangkit dari pangkuan Elinor, lalu membaringkan tubuhnya pada kasur dan mulai tidur kembali.
Elinor menggelengkan kepalanya pelan melihat perubahan sikap Anna. Ia bahagia bisa bersama Anna, ia bahagia Anna ada dalam hidupnya.
Elinor sebenarnya tak tau kenapa dia bisa menyukai Anna yang jelas jelas berkelamin sama dengannya. Tapi inilah cinta.. Walaupun ia tau akhirnya tak akan bahagia.
Tapi setidaknya sekarang dia menemukan kebahagiannya, jalani apa yang ada sekarang, jangan terlalu memikirkan apa yang ada di masa depan, karena masa depan tak terduga alurnya.
Elinor tau jika ini salah, jadi anggaplah dirinya sedang buta karena menjalani sebuah kesalahan.
Semua manusia bisa menjadi apa pun yang mereka inginkan, tak terkecuali Elinor yang menginginkan Anna dihidupnya.
Elinor tak salah, hanya saja kesalahan yang datang pada Elinor.
"Aku mencintaimu Anna, biarkan itu menjadi urusanku." Elinor berbaring disamping Anna. Ia memeluk tubuh Anna erat seakan ia takut kehilangan Anna.
.
.
.
.
."Kak turunin aku disini aja.." Anna menepuk bahu Elinor yang sedang mengemudi.
"Kenapa?"
"Aku gamau ada yang tau kalo kita deket apalagi pacaran, anggap aja kita masih musuhan.."
Elinor menghentikan motornya disamping jalan, ia menatap Anna yang turun dari motornya.
"Kamu gasuka pacaran sama aku?." Elinor bertanya, raut wajahnya mendadak datar.
"Ehh.. Bukan gitu kak--"
"Terserah, hati hati." Elinor memotong ucapan Anna, ia kembali melajukan motornya menuju sekolah.
Anna menghela nafas panjang, sebenarnya bukan itu maksud Anna.
Ia hanya tidak ingin ada yang tau tentang hubungan mereka, jika banyak yang tau pasti akan membuat masalah pada hubungan mereka terutama Elinor.
Elinor itu murid pintar dan teladan, ia juga seorang ketua OSIS, jika warga sekolah tau mereka berhubungan pasti akan berdampak pada jabatan Elinor.
Anna berjalan menuju sekolah, ia menendang beberapa kerikil yang ada dipinggir jalan.
Tin.. Tin.. Tin
Anna menghentikan langkahnya saat ada suara motor yang berhenti disampingnya.
"Ayo bareng gue." Valen membuka helmnya, ia memperhatikan Anna yang menatapnya bingung.
"Hey.." Valen mengusap rambut Anna untuk menyadarkan anak itu.
"Hah?.. Oh Hai.." Anna malah menyapa, Valen terkekeh melihatnya.
"Bareng gue aja, ini udah mau bel."
"Gausah, gue lari aja."
"Udah cepetan naik." Valen memakaikan helmnya pada Anna.
"Yaudah deh, gratis juga." Anna naik dijok belakang Valen.
Valen kembali melajukan motornya menuju sekolah, ia memarkirkan motornya.
Anna turun, ia melepaskan helmnya dan memberikannya pada Valen.
"Thanks tumpangannya." Anna hendak pergi, namun matanya mengarah pada Elinor yang memperhatikannya.
Elinor menatap Anna dengan tajam dan wajahnya yang semakin datar, ia juga bersama dengan perempuan lucu disampingnya yang mengandeng tangan Elinor.
Anna kesal, ia lalu mengandeng tangan Valen disampingnya.
"Hah?" Valen nampak bingung, Valen melihat ke arah pandang Anna, ia menyeringai.
Mereka berjalan beriringan, Anna melirik tajam Elinor saat bersampingan dengannya.
Anna menghampiri kedua temannya saat sampai didalam kelas.
"Astaga, berangkat juga lo!!" Reva heboh ia menggoncang goncangkan bahu Anna.
"Kita telfonin lo, kok nga diangkat?." Vina bertanya. Anna hanya cengengesan.
Valen memandangi Anna dari kursinya.
"Maybe, i like you?." ia bergumam.
TBC
.
.
.
.
.Vote komen yaaa..
Maapkeun kalo chapter ini kependekan, author kehilangan ide😭😭﹛♛﹜Thankyou
- lvyourpert.h
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SWEET KETOS [ GXG ]
Ficção Adolescente[ Follow dulu sebelum baca!! ] Ga pinter nulis deskripsi, disaranin langsung baca aja. Authornya baperan, jadi kalo kaga vote + follow kaga update. GXG AREA⚠️ [ Girls x Girls ] / [ Cewek x Cewek ] Gasuka?, gausah dibaca lah bajingan! Jangan bikin...