Special chapter -- valen gina version's

1.2K 58 4
                                    

↷✦; w e l c o m e ❞

.
.
.

pukul 17.50

"Lo ngapain bawa gue kesini dah?" gina turun dari motornya, mengikuti valen yang masuk ke dalam caffe tempatnya bekerja.

"Heh, lo mau ngapain? mau maling ya?" gina berkata kala melihat valen mencoba membuka pintu caffe yang terkunci.

"Gue kerja di sini, tenang aja." ucapnya, lalu masuk diikuti gina, gina melihat sekeliling, gelap.

"Caffe lagi tutup, jadi cuma kita berdua aja." lanjutnya sembari menyalakan lampu, gina hanya mengangguk.

"Lo mau minum ga?" gina menoleh ke arah valen yang sedang membuka kulkas.

"Ada minum apa emang?" tanyanya.

"Eum.. bir?" valen menjawab.

"Lah emang ada? boleh?" gina menghampiri valen dan berdiri di sampingnya meliputi isi kulkas yang terdapat beberapa kaleng bir.

"Boleh aja." valen membawa empat kaleng bir, lalu duduk di tempat yang gina duduki, gina mengambil dua kaleng lagi lalu menyusul valen, mereka duduk berhadapan. valen membuka dua kaleng bir dan memberikannya satu untuk gina.

Gina langsung meminum seteguk.

"Katanya mau ngomong?" gina bertanya, lalu kembali meminum bir nya.

"Nanti aja." valen memperhatikan setiap inci wajah gadis di depannya ini.

Satu jam kemudian, gina sudah habis tiga kaleng bir, kini wajahnya memerah dan kesadarannya hampir hilang. sedangkan valen ia masih sadar.

"Lo tau ga sih? pertama gue ketemu lo di kelas, lo tuh nyebelin banget. rasanya tuh pengen gue pukul." ucap gina asal karena mabuk, valen terus saja memperhatikan tingkah gina.

"Oh iya, lo ngapain juga suka sama anna?, dia itu target gue. awas aja lo macem macem sama dia" lanjutnya. valen tersenyum tipis melihat tingkah gina yang benar benar sudah mabuk.

"Gue jadi penasaran, rasa mulut cerewet lo ini." gina meletakkan kaleng birnya di meja.

"Hah?" gina menatap valen dengan mata sayunya.

Valen memajukan tubuhnya, wajahnya mendekat ke wajah gina, berhenti sejenak memandangi wajah memerah ini, mata valen bergantian menatap bibir dan mata gina, lalu valen langsung meraup bibir pink gina yang sendari tadi terus berbicara.

Gina refleks memejamkan matanya, tangan kanannya mencoba mendorong tubuh valen agar menjauh, namun kedua tangan valen memegang tengkuk gina untuk memperdalam ciuman mereka, hingga tangan gina benar benar lemas, ia hanya bisa menerima perlakuan yang gadis itu berikan.

Valen melepaskan ciuman mereka, lalu berdiri dan membopong tubuh gina ala koala dan kembali mencium nya, tak begitu berat bagi valen untuk membopong gina, kedua tangan gina bertumpu di pundak valen, tangan kanan valen merengkuh pinggang gina agar tak jatuh, dan tangan kirinya masuk kedalam baju yang dikenakan gina.

Valen berjalan menuju dapur sembari mengendong gina, valen menumpukan gina di atas meja yang ada di dapur.

"Tunggu dulu.." gina menghentikan valen yang hendak melepaskan bajunya.

"Hmm?" salah satu alis valen terangkat tanda bertanya.

"You look sexy when like this." valen kembali mencium bibir gina lalu pindah ke arah leher membuat beberapa bercak kemerahan.

"Aargh.." gina hanya meringis, tenaganya seakan terkuras habis.

"V-valen arghh" gina mendorong kepala valen agar berhenti mencium lehernya, mata gina sayu ia hampir menumpahkan cairan dari matanya. tapi valen dengan sigap mencium kedua nata gina yang berkaca.

"Biarin yang terjadi hari ini cuma lo sama gue yang tau."

"Gue cape, ngantuk.." gina menenggelamkan wajahnya di ceruk leher valen, ia benar benar sudah mengantuk, dan benar saja belum ada semenit pun gina sudah tertidur di pelukan valen. valen hanya terkekeh melihat gina, tangannya mengusap punggung gina agar empunya semakin nyaman saat tidur.

Valen mengendong gina dan menidurkan nya di sofa yang ada di caffe, ia membuka jaketnya dan menyelimutkan nya di tubuh gina. valen mengambil ponselnya di saku celana lalu membuka kamera, memotret gina untuk di jadikan wallpaper (?).

.
.
.

Pukul 23.00

Gina membuka matanya perlahan, kepalanya masih terasa pusing, penglihatannya juga masih buram. ia merubah posisinya menjadi duduk, samar samar gina melihat seseorang tertidur di sampingnya, gina mendapati valen yang tertidur lelap di samping sofa, beberapa rambut valen menutupi matanya, gina menyingkirkan anak rambut yang menutupi mata gina, namun tiba tiba ia teringat kejadian tadi.

Wajah gina langsung merah padam, ia menutupi wajahnya dengan bantal dan berteriak, teriakan gina membangunkan valen.

"Hey?" valen berbicara dengan suara serak

"Diem!! gausah ngomong sama gue!!" ucapnya yang masih memeluk bantal di wajahnya. valen lagi lagi tersenyum dengan tingkah gina, valen beranjak dari posisi nya, ia beralih posisi menjadi di atas gina yang terlentang di sofa.

Satu tangan valen menyingkirkan bantal yang ada di wajah gina, dan satu tangannya lagi mencemgkeram kedua tangan gina di atas kepala, mereka bertatapan, gina terus terusan mengalihkan pandangannya dari valen.

"You look so pretty when you quite." yah satu kalimat itu membuat gina benar benar tak tenang, ia mencoba melepaskan cengkraman valen, tapi entah kenapa tangan gina terasa tak bertenaga.

Valen memajukan kembali wajahnya, namun gina dengan spontan membenturkan dahinya ke arah wajah valen membuatnya melepaskan cengkraman gina dan memegangi hidung nya. gina memanfaatkan kesempatan itu untuk membalikkan posisi mereka. jadi sekarang gina yang ada di atas valen.

"Asal lo tau aja, kalaupun gue belok gue tetep dominan." ucapnya menyingkirkan tangan valen yang menutup hidungnya. gina terkejut kala melihat darah yang mengalir dari hidung valen.

"Lah anjir malah mimisan" paniknya, ia turun dari atas valen dan pergi mencari tisu, valen mendudukkan dirinya. setelahnya gina datang membawa tisu dan duduk di samping valen, tangannya dengan telaten membersihkan darah yang mengalir dari hidung valen.

TBC
.
.
.
.
.

siapa yang nungguin valen gina?
voteeeeee!!!

[ ♟️ ] Thank you
- yechan's girlfriends

THE SWEET KETOS [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang