[ 16 ] p. Menjauh

1.5K 66 4
                                    

↷✦; w e l c o m e ❞
.
.
.

Pukul 13.30, masih di hari yang sama saat reva benar benar menghindar dari vina, bahkan saat vina masuk kedalam kelas, reva sudah duduk di depan dengan anak lain, tak menghiraukan vina.

Vina hanya menghela nafas, ia berjalan menuju mejanya dan mengambil tas nya, lalu kembali berjalan keluar lewat pintu belakang kelas, membolos. vina berjalan menyusuri koridor dengan pikiran yang entah kemana sampai ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Eh?, sorry.." Vina menoleh berusaha melihat siapa yang ia tabrak.

"Valen?" lanjutnya.

"Lain kali hati hati kalau jalan." valen berjalan meninggalkan vina, vina hanya terus menatap punggung gadis itu yang kian menjauh.

.
.
.

Ttrringggg...

Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua anak berhamburan untuk pulang, sedangkan elinor ia tengah berjalan menuju kelas anna. saat tengah berjalan ia tak sengaja melihat gina dan valen tengah berjalan bersama, elinor mengernyit bingung sejak kapan mereka saling kenal?.

Saat tengah asik bergulat dengan pikirannya, salah satu anggota osis datang dari arah belakang.

"El!" elinor sontak menoleh mendengar teriakan temannya. ia mengangkat sebelah alisnya tanda bertanya.

"Kata kesiswaan kita di suruh rapat sekarang." ucapnya menjelaskan, elinor hanya mengangguk lalu mereka berjalan beriring menuju ruang osis. elinor membuka hp nya untuk mengirim pesan pada anna.

Annabella💗

Anna, aku pulang telat hari ini
kamu sama vina gapapa ya?
15.45

Iyaaa kak, gapapa
fightingggggg🫶🏻🫶🏻
I love youuuu
15.45

I love you more..
15.45

Elinor memasukkan lagi ponselnya kedalam saku seragamnya.

Anna berjalan keluar kelas setelah membereskan semua bukunya, namun langkahnya terhenti kala melihat reva tengah menopangkan kepalanya di lokernya, anna menghampiri reva.

"Reva!!" teriaknya lantang, membuat reva menoleh dan langsung mengusap sisa air yang tumpah dari matanya.

"Eh? lo kenapa? nangis lagi?" anna bertanya dengan khawatir. reva hanya bisa menggeleng dan memeluk anna, ia kembali menangis. Anna mengusap pelan punggung reva mencoba menenangkan.

"Kenapa sih? ada masalah?"

"Gue sama vina.." tak sempat melanjutkan reva kembali menangis, seakan bibirnya tak kuasa untuk menyebut nama vina. Anna membiarkan reva menangis di pelukannya untuk beberapa saat sampai reva tenang.

Selang beberapa menit, reva sudah menghentikan tangisannya, anna nampak khawatir melihat sahabatnya itu.

"Lo ken--"

"Gausah nanya, nanti gue nangis lagi" potong reva saat tau anna akan kembali bertanya.

"Yaudah kalo lo belum bisa cerita, sekarang ayo pulang dulu" ajaknya. reva megangguk ia berjalan berdampingan dengan anna.

.
.
.

Di sisi lain, kini vina tengah memarkirkan motornya di salah satu caffe tempat temannya bekerja, ia kerap datang ke caffe ini bukan untuk minum namun untuk membantu temannya.

Vina mendorong pintu bar itu.

"Vina!!!" teriakan berhasil masuk ke gendang telinga vina saat ia baru satu langkah masuk ke dalam caffe.

Perempuan, panggil saja Jia ia berlari memeluk vina dengan erat membuat empunya kesulitan bernafas.

"Tumben banget lo kesini? lagi ada masalah ya?" ejeknya, ya sudah biasa bagi jia, jika vina datang ke caffe nya maka sudah jelas vina sedang ada masalah.

Vina hanya tersenyum membalas jia, ia mengambil apron yang mengantung dan memakainya.

"Gue udah ada barista baru" jia berucap kala melihat vina yang hendak membantunya. vina mengangkat sebelah alisnya.

"Abis ini dia dateng" jia menjawab

"Gapapa, gue ga butuh bayaran." vina melanjutkan aktivitasnya, jia hanya mengeleng melihat perilaku temannya ini, ia melanjutkan membersihkan meja meja.

Tak lama kemudian seorang perempuan mengenakan celana hitam panjang dan jaket tracktop datang.

"Sorry kak gue telat." ucapnya, semua atensi tertuju pada gadis itu, termasuk vina.

Vina menajamkan penglihatannya, ia nampak tak asing dengan anak itu, gadis itu menoleh menatap vina yang juga menatapnya.

"Valen?" vina menghampiri.

"Lo ngapain di sini?" lanjutnya

"Dia kerja part time di sini, kalian saling kenal?" jia bergantian menatap mereka berdua.

"Iya, kita sekelas." valen menjawab, ia mengambil apron yang mengantung dan memakainya nya di tubuhnya. lalu membantu jia membersihkan meja meja, vina terus memperhatikan gerak gerik gadis itu hingga jia dengan sengaja memukul pelan punggung nya dengan kain lap.

"Woy!! lo masih mau bantuin ga?" vina hanya mengangguk menangapi jia.

.
.
.

"Kak!!" anna berteriak memanggil elinor saat anak itu baru saja keluar dari ruang osis, elinor menatap terkejut pada anna.

"Kamu belum pulang?" ucapnya dengan lembut sembari mengusap pelan rambut anna. Anna hanya menggeleng lucu.

"Aku tadi nganterin reva pulang terus kesini lagi nungguin kamu" elinor terus memperhatikan anna yang berbicara, matanya selalu teralih pada bibir anna.

Elinor merengkuh pinggang anna dan mencium bibir manis anna membuat anna refleks menumpukan kedua tangannya di pundak elinor, anna memejamkan matanya saat elinor mencoba memasukkan lidahnya kedalam mulut anna, elinor mengabsen tiap deretan gigi anna lalu memilin lidah anna.

Karena merasa anna kehabisan oksigen, elinor dengan terpaksa melepaskan ciuman mereka, anna menetralkan nafasnya.

"Kamu mesum banget sih?!" amuknya pada elinor, sedangkan elinor hanya terkekeh melihat wajah anna yang memerah seperti tomat.

"Bibir kamu nge-goda aku mulu, jadi ga tahan" balas elinor mendekatkan wajahnya, tangannya masih setia berada di pinggang anna.

"Kak, kita masih di area sekolah loh, kalo ada yang lihat giman?" anna mendorong pundah elinor agar tak terlalu dekat dengannya.

"Berarti kalau di rumah boleh?"

"Ihh apalah kak apalah, mesum lo!" amuknya, anna berjalan lebih dulu meninggalkan elinor dengan wajah merah nya. elinor berlari menyusul anna lalu merengkuh kembali pinggang anna dan berjalan berdampingan.

TBC
.
.
.
.
.

VOTEEE!!!!!

[ ♟️ ] Thank you
- yechan's girlfriends

THE SWEET KETOS [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang