[ 17 ] q. Bar

1.4K 60 3
                                    

↷✦; w e l c o m e ❞
.
.
.

Gina memperhatikan anna dan elinor dari balik loker, ia tak mengerti dengan perasaannya terhadap anna. gina menyukai anna atau hanya emosi belaka, ahh sungguh ia tak tau.

Lama memperhatikan, shela dan adel datang dari arah belakang gina, mengejutkan nya.

"Woy!!" shella berteriak tepat di samping telinga gina, membuat empunya terlonjak kaget.

"Bajingan!! ngagetin aja."

"Kalem atuh" adel menimpali

"Kayaknya akhir akhir ini lo sama si adek kelas baru itu bareng terus deh. lo ada hubungan sama dia?" shella tiba tiba berucap, membuat atensi gina sepenuhnya pada gadis itu, adel mengangguk menangapi perkataan shella.

"Ngaco lo kalo ngomong, mana mungkin anjir" balasnya memalingkan wajah, shella mengernyitkan alisnya tak percaya. sebelum shella kembali bertanya gina lebih dulu pergi meninggalkan mereka.

"Wehh tungguin atuh!!" adel berlari menyusul gina diikuti shella di belakangnya. saat berjalan gina terus memikirkan perkataan shella tadi sampai ia tak sadar jika valen berada di depannya.

"Woy." panggilnya, gina sontak berhenti dan menatap valen.

"Mau ngomong sebentar." lanjut valen.

"Yaudah ngomong aja" valen menatap kedua teman gina mengisyaratkan agar mereka berdua pergi. namun sepertinya shella dan adel tak peka.

Gina menoleh ke belakang, ia melihat kedua temannya masih memperhatikannya, alis gina terangkat menyuruh mereka agar pergi terlebih dahulu, dan akhirnya shella paham, ia menggandeng tangan adel dan menariknya pergi.

"Udah, mau ngomong apa?" gina kembali memperhatikan valen.

"Jangan di sini, ikut gue." valen berjalan lebih dulu menuju motornya yang terparkir rapi. gina mengikutinya.

"Nyuruh temen gue pergi, tapi ga ngomong disini" gumamnya

"Kemana sih?"

"Ikut aja." valen mengenakan helm full face nya lalu melaju meninggalkan pekarangan sekolah begitupun gina. mereka berdua menuju kaffe tempat valen bekerja, tak lama hanya sekitar 20 menit dari sekolah.

.
.
.

"Kak kayaknya reva sama vina berantem deh" elinor menoleh pada anna yang duduk di sebelahnya, sekarang mereka tengah di perjalanan untuk pulang.

"Hm? berantem kenapa?" elinor kembali memusatkan pandangannya pada jalan di depannya.

"Aku engga tau, tapi reva kaya ngehindar dari vina" lanjut anna. elinor menghentikan mobilnya di samping jalan, ia berbalik menatap anna. elinor memajukan wajahnya hingga bibirnya menyatu dengan bibir anna.

"Mungkin mereka lagi ada masalah pribadi, kamu ga usah khawatir.." balas elinor setelah melepaskan ciuman mereka. Anna hanya mengangguk menangapi kekasihnya.

"Aku beli minum dulu, kamu tunggu di sini ya?" anna kembali mengangguk, elinor turun dari mobilnya. saat menunggu elinor mata anna memperhatikan jalan yang begitu ramai, mungkin karena sudah sore.

"Eh kaya kenal gue motor itu." Anna tak sengaja melihat pengendara yang sepertinya ia tau. tapi ia mengalihkan pikirannya.

"Motor yang kaya gitu kan ga cuma satu, motor gue aja gitu" pikirnya.

Elinor kembali memasuki mobil, ia memberikan satu air mineral pada anna. lalu kembali melajukan mobilnya.

.
.
.

Pukul 22.30

Sementara di sisi lain, reva tengah bergelut dengan pikirannya, saat ini ia sedang di bar langganan nya.

Reva sudah minum 3 botol sendirian, ia masih tak mengerti dengan perasaannya pada vina, ia mencoba menepis jauh jauh pikiran anehnya. reva kembali meneguk minuman nya. niatnya akan minum sampai tengah malam, tapi ia sudah mabuk duluan berdiri saja sudah tak sanggup.

Reva mengeluarkan ponselnya, ia menelepon salah satu temannya untuk datang dan mengantarnya pulang.

"Halo?" tak ada jawaban dari reva.

"Reva? halo?" masih tak ada jawaban.

"Hey? kamu jangan bikin aku panik. kamu dimana?" dan reva masih tak menjawab, ia antara sadar dan tak sadar.

"Hm? bar." akhirnya reva menjawab, ia mematikan ponselnya dan memejamkan mata, sungguh ia sudah tak sadar sekarang. vina yang mendengar reva dari seberang telepon langsung mengambil kunci mobilnya dan melesat menuju bar, vina sudah tau persis reva di bar mana.

Sekitar 15 menit kemudian vina sampai di bar, ia memarkirkan mobilnya asal, lalu berlari masuk kedalam, sudah ia duga, bar ini selalu ramai bahkan untuk masuk pun terasa sangat sesak. vina memgedarkan penglihatannya ke penjuru arah, mencoba mencari seseorang yang menelepon nya tadi. ia juga tak mengerti kenapa reva tiba tiba menelepon nya.

Mata vina berhenti di salah satu sofa yang terdapat perempuan yang tengah tertidur dan dua pria di sekitarnya, vina langsung menghampiri sofa itu kala melihat salah satu pria itu hendak membuka kancing kemeja yang dikenakan reva.

"Don't touch mine!." Vina menendang bahu pria itu, matanya menyalang nyala, seperti singa yang menemukan mangsanya. pria itu nampak terkejut dan menoleh, ia hendak membalas tendangan vina tapi lagi lagi vina kembali menendang pria itu di bagian perut dan tersungkur. sedangkan pria yang satunya hendak membopong reva, vina langsung mengambil botol alkohol dan melemparnya kearah pria itu hingga kepalanya berdarah dan pingsan.

"I told you not to touch mine!!" ucapnya kembali, lalu vina menggendong reva ala bridal style dan membawanya ke mobil. vina membaringkan reva di kursi mobil belakang agar anak itu lebih nyaman saat tidur, vina merapikan beberapa anak rambut reva yang menutupi matanya, tiba tiba reva membuka matanya, ia mengalungkan kedua tangannya di leher vina lalu tersenyum.

"Hm? lo siapa?" reva masih mabuk, tangan kanannya mengelus pipi vina, wajah reva benar benar memerah sekarang.

"Vina? lo ngapain sih dateng ke sini? gue jadi ga bisa ngelupain lo kan jadinya.." reva kembali memejamkan mata dan melepaskan pelukannya, kini wajah vina yang memerah menahan malu melihat tingkah gadis ini. vina membenarkan posisi tidur reva sebelum melaju meninggalkan bar.

TBC
.
.
.
.
.
VOTEE!!
jadi pengen ngeship in valen gina

[ ♟️ ] Thank you
- yechan's girlfriends

THE SWEET KETOS [ GXG ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang