↷✦; w e l c o m e ❞
.
.
.Anna terbangun di ruangan yang tak asing baginya, matanya sembab, bibirnya kelu. Dipikirannya hanya menyebut nama kekasihnya.
"Anna?" reva masuk kedalam ruangan tempat anna berbaring, ia menolehkan pandangannya dan terduduk, air matanya kembali mengalir deras.
Reva langsung datang setelah menerima kabar bahwa elinor kecelakaan, ia juga telah menghubungi vina. reva memeluk tubuh lemas anna, tak menghiraukan bajunya yang Basah akibat anna.
"it's okay, dia bakal baik baik aja, sekarang ganti dulu baju lo biar ga masuk angin, gue juga udah beli makanan."
"Dunia gue seakan hancur rev, gue cuma punya dia, gue gamau kalau dia ninggalin gue. gue--" anna tak sanggup lagi melanjutkan ucapannya.
Reva tak kuasa menahan air matanya, ia merasakan bagaimana sakitnya menjadi anna, air mata juga membanjiri pipi reva, ia mengelus pelan pundak sahabatnya guna menenangkan anna.
.
.
.Anna terduduk kaku melihat kekasihnya yang terbaring tak berdaya di bangsal rumah sakit.
"Kak ayo bangun, hidup lebih lama lagi, jangan kemana mana cukup di sini sama aku.." Anna hanya mampu membatain menatapi kekasihnya yang tak kunjung membuka mata. reva menunggu di depan, iabtak mau membuat anna semakin sedih. tak lama vina datang sembari membawa buah, ia masuk kedalam kamar inap elinor dan meletakkan buah yang ia bawa di meja samping bangsal.
Vina juga sempat memeluk anna, ia juga merasa sedih melihat kondisi anna yang berantakan, vina keluar setelah beberapa saat menenangkan anna ia duduk di samping vina yang sejak tadi hanya mematung.
Vina hanya diam tak bersuara, reva menyenderkan kepalanya di pundak vina, empunya hanya menoleh sekilas lalu membiarkannya.
"Gue.. minta maaf.." Kata itu berhasil keluar dari bibir reva, vina terkejut tentu saja. vina hanya mampu mengulas senyum.
.
.
.1 bulan kemudian
Anna tergesa gesa melajukan motornya dengan senyum semangat, ia mendapatkan kabar jika elinor sudah terbangun, tak lama ia sampai di rumah sakit, memarkirkan motornya sembarang lalu pergi berlari menyusuri lorong menuju kamar elinor, anna juga sudah menghubungi reva. semenjak kali terakhir hubungan reva dan vina kian membaik.
Anna dengan perlahan membuka pintu kamar elinor, ia mengintip sedikit kedalam, bisa ia lihat jika ada suster dan dokter yang sedang mengecek kondisi elinor, ia benar benar, ini seakan mimpi baginya.
Setelah pemeriksaan selesai, dokter dan suster itu keluar dari kamar elinor, anna segera masuk dengan perlahan, karena mendengar suara gesekan pintu, elinor menolehkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca. Anna ingin menangis saja rasanya, ia benar benar bahagia.
Elinor terus memperhatikan gerak gerik anna yang kian mendekat padanya, hingga anna benar benar berada di samping elinor.
"Lo siapa?" Kata itu mampu membuat senyuman anna sedikit memudar, oh ia lupa apa yang dikatakan dokter kala itu, bahwa saat terbangun elinor akan sedikit kehilangan ingatannya. tak mungkin jika anna langsung mengatakan bahwa ia pacarnya, itu pasti akan membuat elinor terkejut.
"Gue anna, kakak lo" yah hanya itu yang terpikirkan oleh anna, bisa anna lihat elinor sedikit mengerutkan keningnya, ia pasti bingung.
"Gausah terlalu di pikirin, lo baru sadar" elinor hanya mengangguk. anna hanya menghela nafasnya, ia duduk di samping bangkar elinor.
"Lo udah makan?" anna bertanya. elinor menggeleng, anna mengambil makanan yang tergeletak di meja, ia menyuapkan bubur kedalam mulut elinor dengan telaten, hatinya seakan terlukis kembali kebahagiaan yang lama pergi.
"Cukup." anna meletakkan nampan kembali ke meja. elinor senantiasa memperhatikan anna.
"Kenapa?" anna bertanya setelah membenarkan bantal elinor.
"Lo udah makan?" elinor bertanya dengan wajah lucu, anna nampak berpikir apakah kecelakaan mampu membuat seseorang yang dingin menjadi seperti seekor anak anjing yang penurut?
"Hah? oh gue belum makan.." balas anna sedikit gugup.
"Sebenernya gue belum terlalu nyaman sama situasi ini, lo yang tiba tiba muncul dan ngaku sebagai kakak gue, itu... terlalu asing." elinor kembali membuka suara yang mana mampu membuat anna terdiam.
Anna juga tak nyaman dengan situasi seperti ini, ia yang datang mengaku sebagai kakak kekasihnya benar benar membuat hati anna seakan terkoyak, namun hanya ini yang bisa ia lakukan.
"Gapapa, gue juga ngerti situasi lo yang belum familiar, gausah buru buru gue bisa nunggu lo inget semuanya sampai kapanpun.. jangan khawatir." anna membalasnya dengan nada rendah, mata elinor tak lepas dari perempuan di depannya ini.
Entah mengapa elinor seperti sangat mengenal gadis di depannya.
"Lo istirahat aja, gue ada urusan sebentar nanti gue kesini lagi." lanjutnya, elinor hanya mengangguk paham.
Anna beranjak dari duulduknya, sebelum pergi elinor menahan tangan anna membuat empunya menoleh bertanya.
"Tungguin gue ya? entah kenapa lo familiar banget di ingatan gue."
Anna tertegun, ia mati matian menahan air mata yang hendak menetes keluar itu.
"Iya, gue tungguin.." balasnya dengan suara gemetar, lalu anna kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan kamar inap elinor, hatinya seakan sesak benar benar menyakitkan.
Anna menangis di balik helm yang menutupi wajahnya, ia melajukan motornya dengan kecepatan penuh sembari meluapkan emosinya.
TBC
.
.
.
.
.halooww, ada yang kangen ga nih? wkwk
janlup vote nya yaaa, thengyuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SWEET KETOS [ GXG ]
Genç Kurgu[ Follow dulu sebelum baca!! ] Ga pinter nulis deskripsi, disaranin langsung baca aja. Authornya baperan, jadi kalo kaga vote + follow kaga update. GXG AREA⚠️ [ Girls x Girls ] / [ Cewek x Cewek ] Gasuka?, gausah dibaca lah bajingan! Jangan bikin...