Malam hari renata benar-benar merenung dibalkon kamarnya, duduk menatap langit yang dipenuhi bintang untuk menenangkan pikiran
akhir-akhir ini pikirannya sedang kacau, saat ini dirinya belum bisa menentukan ia akan bagaimana
Perasaan seperti ini membuat dirinya kesal sendiri, walaupun sudah menceritakan perasaannya pada dua temannya, tapi tetap saja masih belum bisa memutuskan ia akan bagaimana, tapi yang jelas dirinya sudah lumayan lega karena telah memberi tahu apa yang dirasakan akhir-akhir ini pada mamanya dan juga dua temannya
Ia tak habis pikir mengapa dirinya se plin-plan ini kalau dihadapkan dengan masalah perasaan.
Dirinya lelah tapi kalau harus mundur sekarang ia rasa akan lebih membuatnya resah
Mundur sekarang apa akan membuat semuanya baik? Atau bertahan sekali lagi malah bisa membuat semuanya lebih baik?
Rintik hujan mengguyur malam hari ini, padahal siang tadi cuaca sangat cerah, memang cuaca tidak bisa diprediksi. Padahal renata berniat pergi ke supermarket tapi gagal karena hujan tiba
Melihat jendela yang belum tertutup, gadis itu segera menutupnya
Namun saat hendak menutup ia melihat terdapat motor yang baru saja sampai didepan rumahnyaOrang tersebut mendongak menatap kearah kamar renata, lalu berjalan mendekat ternyata orang tersebut ialah gavin.
"Bisa kita bicara sebentar?"ucap gavin setelah mendekat
"Ngapain kesini?"tanya renata
"Mau bicara, boleh ya?"
Gadis itu menghela napas lalu turun kebawah menemuinya, mau menolak tapi kasihan melihat cowok itu datang kehujanan
"Kata mama disuruh masuk"ucapnya
"Enggak, disini aja"gavin menolak
"Baju lo basah, jangan gila deh"ucap renata sedikit kesal
"Takut gue sakit?"tanya gavin sambil menaikan sebelah alisnya
Renata memutar bola mata malas "mau masuk nggak??"
"Bicara disini aja"
"Yaudah, kalau sakit salah sendiri dibilangin ngeyel"
Gavin tersenyum mendengar itu "nggak bakal, pulang nanti langsung bersih-bersih supaya nggak masuk angin"
"Terserah, mau bicara apa?"
"Masih soal kemarin"
Tepat sekali tebakan nya, gavin pasti mau bicara tentang hal itu
"Gue kan udah bilang, renungin dulu apa yang ngebuat gue kayak gini baru temuin gue"ucap renata
"Jangan cape buat ngehadapin gue ya?"pinta nya
"Tolong Bertahan sekali lagi"
"Atas dasar apa lo minta gue buat ngelakuin itu?"balas renata
"Lo paham renata, please jangan mempersulit"ucap gavin terlihat putus asa
"Kayaknya lo belum renungin masalah ini ya?"balas renata
"Ren-"
"Lo aja nggak ngikutin apa yang gue suruh, kenapa gue harus ngikutin yang lo suruh?"ucapnya, seakan menantang cowok itu
Gavin mengacak-acak rambutnya kasar, gadis ini sungguh membuatnya frustasi
Lantas lelaki itu menyentuh punggung tangan renata
"Maaf kalau gue belum bisa paham, tapi gue nggak bisa lebih lama lagi kalau kita jauh kayak gini"ucap gavin, cowok itu menatap lekat renata
"Lebih baik lo pulang, nggak ada gunanya kita bicara sekarang"ucapnya, lalu melepas tangannya yang digenggam oleh gavin
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelampiasan [Sedang Direvisi]
Teen Fiction[SEDANG DI REVISI ] YANG GA TAU KAPAN KELAR NYA, DOAIN AJA SECEPATNYAAA. Part awal-awal masih acak-acakan banget,mohon dimaklumi. -Selesai sebelum dimulai- "Ada beberapa hal yang aku takuti saat ini, dua masa lalu yang balik ke dua...