Curigaan

444 22 0
                                    

Mendapati Eka belum juga pulang hingga jam makan malam, Tessa jadi sepenuhnya tak bersemangat untuk makan.

Gadis itu menyentong nasi ogah-ogahan ke piring. Tak sadar kalau sang kakek sedang memperhatikan ke arahnya. 

"Ke mana Eka pergi kok sampai jam segini belum pulang?" Pria tua itu bertanya untuk memancing atensi sang cucu.

Tessa mendengkus ogah-ogahan sebelum menjawab dingin, "Nggak tahu." Kemudian mengangkat dua potong paha ayam goreng berukuran besar yang terhidang di atas meja.

Dan sekarang, Tessa sukses membuat kakeknya geleng-geleng kepala. 

Biasanya, semenarik apa pun menu yang terhidang, Tessa akan menahan diri untuk bersikap rakus dengan alasan diet.

Belakangan, alasan diet tidak lagi digunakan sebab dia selalu membagi hampir semua menu dengan Eka. Namun saat sedang kesal begini, semuanya tentu bisa berubah lagi.

Nafsu makan Tessa mendadak meningkat dua kali lipat dan masa bodoh dengan berat badan yang kemungkinan akan langsung meroket keesokan harinya.

Lagian toh, Eka juga belum dipastikan bakal pulang atau tidak. Dan menunggu bisa jadi sesuatu yang sia-sia.

Sayang sama ayam gorengnya kalau nanti tak ada yang menghabiskan, begitu pikir Tessa. 

"Bukannya pagi tadi kalian pergi bersama? Apa kalian bertengkar?" Kembali, kakeknya bertanya. Namun, sebelum Tessa sempat menjawab, terdengar suara ponsel pria tua itu berdering dari dalam kamar dan menjeda obrolan mereka.

"Tunggu sebentar." Kakek Tessa gegas pergi menjawab panggilan itu dan tak berselang lama, dia keluar lagi sambil membawa ponselnya dengan langkah terburu-buru. "Dari Eka. Dia mau ngomong sama kamu."

Merepotkan betul memang kalau tak saling menyimpan nomor ponsel.

Sang kakek menyodorkan ponselnya kepada Tessa yang secepat kilat langsung menyambarnya dan berlari ke kamar. 

Sementara sang kakek hanya kembali duduk melanjutkan makan. Tak mengerti, mengapa kedua cucunya itu tidak saling menyimpan nomor ponsel satu sama lain kalau sudah jadian?

Setelah memastikan pintu terkunci dan dapat tempat duduk strategis, Tessa baru menempelkan ponsel ke kuping. 

"Kamu baik-baik aja?" Suara Eka mengalun dari seberang. 

Cukup melegakan karena akhirnya bisa mendengar suara manly itu lagi setelah sempat berpikir negatif kalau Grace membuat pria itu melupakannya. 

"Kamu lagi sama wanita lain tanpa aku tahu, apa yang kalian lakuin sekarang. Gimana mungkin aku bisa baik-baik aja? Aku bahkan jadi nggak mood makan." Tessa menjawab dengan lagak ngambek.

Tetapi ironinya, Eka malah terdengar senyum keras di seberang sana seolah kabar dirinya menderita adalah sesuatu yang menggembirakan bagi Eka. 

Apa dia bersenang-senang dengan Grace? 

"Kami lagi mau makan sate bekicot di alun-alun. Kamu juga harus makan sekarang, jangan sampai telat."

Kurang asem! Tessa mengembuskan napas kasar ingin mengamuk.

Jadi mereka bersenang-senang berkat dirinya yang rela mengalah dan sakit hati? 

"Tadinya ... aku mau makan setelah denger suara kamu. Tapi sekarang aku udah beneran nggak nafsu." Tanggapan Tessa makin lengus. 

"Lho, kenapa?" 

"Pakai nanya lagi kenapa. Emang kamu nggak peka? Aku nggak nafsu makan karena kamu nggak ada. Tapi kamunya malah asyik makan sate bekicot sama Grace!"

Sexy Smoothie (Tanpa Restu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang