prolog

17.7K 755 18
                                    

Leo Defarasta.

Bocah sembilan tahun dengan predikat bocah paling menggemaskan satu komplek Mascopet. Warga sekomplek mengidolakan dia sebab sikap ceria, ramah dan lucunya hingga para warga begitu menyukainya.

Pipi gembilnya yang nyaris tumpah, serta hidung kecilnya semakin memperlengkap indahnya ciptaan Tuhan itu. Jika ditanya siapa orang tuanya, maka dia akan menjawab bahwa warga sekomplek adalah orang tuanya.

Memang begitulah kenyataannya. Leo tidak tau siapa orang tua kandungnya, lebih tepatnya dia di buang. dan apakah dia sedih? Oh tentu tidak. Nyatanya kasih sayang dari warga satu komplek sudah lebih dari cukup untuk anak itu. Dia bahagia dan sangat sangat bahagia bisa mengenal dan di besarkan penuh kasih sayang oleh orang-orang yang berada  di komplek itu.

Meskipun para warga komplek itu di cap buruk oleh masyarakat, tapi bagi Leo merekalah orang-orang baik yang berjasa dalam hidupnya. Membuatnya bahagia, dan mengajarinya berbagai hal tentang hidup. Hingga di usia yang masih belia, anak itu sudah paham betapa mengerikannya dunia ini.





"BLENGSEK!!! DASAL OLANG MISKIN!!"

"OI OM!!! LU BAU JENGKOL!!"

"HEH ANJING SYEKALI ANDA!! GUA BUKAN KALUNG BELAS BANGSAT!!"

"Abang ganteng kiuw!! Bagi duitnya dong!"

"Heh buaya!! Bagi duit sini!!"

"Woi!! Lu pada ngapain di daelah gua?! Mau cali hidup? Eh salah, Cali mati?!"










.

.

Hi guys!!!


Gmana?


Typo tandai oke?


Tetep di up or nggak?

LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang