15

4.4K 427 18
                                    

Hai, kembali lagi bersama ang di work Leo!!!

Terimakasih untuk teman teman yang sudah berpartisipasi sejauh ini. Saya selaku author mengucapkan banyak banyak kata tengkyu~😊 hahahh, bahagia selalu kawand!!!

Oke, segitu aja.

Happy reading🖤🖤🖤




Glek.

Viko, Galang, Gilang juga Kazen menelan ludah kasar tatkala tatapan menusuk dari Parto terlontar untuk mereka. Beda lagi dengan Arka dan Kalan yang berani balas menatap mata Parto.

"O-om, jangan natap kita kaya' gitu. Takut om..." Galang mencicit sambil sesekali meremat jarinya persis seperti bocah ketahuan berbuat kesalahan.

"Diem elah." Bisik Kazen seraya mencubit paha Galang. Kesal dia tuh, di saat begini tidak bisakah dia diam sebentar? Malang sekali nasib Kazen dapat teman modelan Galang yang mereog sana sini tak tau tempat.

Aduh, jangan salahkan Galang yang benar-benar tidak bisa tenang sekarang. Hei bayangkan saja kalian ditatap penuh permusuhan dari lima orang sekaligus. Rasanya seperti akan menyerahkan leher untuk di gorok secara cuma cuma.

"Lo pada kenapa bisa sama Leo?" Tanya Farhan serius. Dia sedang dalam mode waras, dan tidak bisa diajak bercanda saat ini.

"Dia nyasar dan kita bantuin antar pulang." Sahut Kalan jengah. Ayolah dia sudah kesal sejak tadi. Orang-orang didepannya ini bersikap seolah-olah Leo adalah milik mereka.

"Ini terakhir kalinya kalian ketemu sama bocah kesayangan gue."

Arka dan Kalan sontak menajamkan tatapan mereka mendengar perkataan Parto.

"Mana bisa begitu!!" Seru Viko tak terima. Heyy, enak saja mereka ini. Leo itu sudah menjadi anak bawang di geng mereka.

"Terima gak terima ini keputusan gue. Kalau sampai gue liat lo nunjukin muka lo pada di depan Leo, habis lo." Kata Parto penuh dengan penekanan.

"Om gak bisa gitu lah. Kita juga gak ngapa-ngapain dia kan? Niat kita itu baik, pengen Leo jadi temen kita, pasti dia kesepian kan disini?" Tutur Galang yang sudah jengah. Entah dapat keberanian dari mana, pemuda itu mengutarakan isi kepalanya.

"Adik saya bener om. Kita janji, bakal jagain Leo di luar sana." Imbuh Gilang mendukung pemikiran kembarannya. Parto nampak berfikir, menimang nimang apakah para pemuda di depannya ini pantas untuk dia percayai.

"Beh, kayaknya bener deh, apa yang mereka bilang. Kita gak bisa terus terusan batasin Leo dalam segala hal. Dia juga butuh suasana baru."

"Ho'oh bang. Nih para anak muda kayaknya bisa dipercaya."

Huft

Helaan napas kasar terdengar dari Parto. Pria setengah baya itu terlihat frustasi. Begitu banyak hal yang ia khawatir kan saat membiarkan Leo nya keluar dari pengawasannya. Apalagi saat Farhan, Doni dan Khairul juga mendukung para pemuda itu.

"Oke, gue biarin lo ketemu Leo kapan aja."

Raut tegang wajah Arka dan Kalan mendadak melunak. Senyum samar terbit di bibir seksi keduanya.

"Makasih, om!" Jerit Galang girang.

"Dah malem, gak baik teriak teriak di tempat orang." Tegur Kazen yang dibalas cengiran lebar oleh Galang.

"Tapi kalau sampai Leo lecet, awas aja lo pada. Gue bakal kasih pelajaran yang gak bakal kalian lupain, dan jangan harap bisa ketemu bocah kesayangan gue lagi." Peringat Parto dengan nada dingin. Setelah mengatakan itu, dia segera masuk kedalam rumah untuk memeluk Leo nya.

LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang