Typo gengs~⭐⭐⭐
Enjoy your time!!! 🌸🌸🌸
"Dek, maafin kakak sayang, hm..."
Hiks
Ugh
Hiks
"Ka-kak hiks, ja-hat ugh, hiks..."
Nisa memeluk erat daksa si bocah yang masih menangis sesenggukan. Demi apapun Nisa sangat merasa bersalah karena kelepasan membentak adiknya. Selama Leo hidup, ini pertama kalinya dia mendapat bentakan dari kakaknya, sebab itu Leo sangat shock. Suara keras Nisa masih terngiang-ngiang di kepalanya."Iya, kakak jahat, adek boleh marah sama kakak tapi berhenti nangisnya oke, hm?" Ujar Nisa sembari menyeka air mata yang terus membasahi pipi gembul Leo. Bocah itu tidak menjawab, namun semakin membenamkan kepalanya di ceruk leher sang kakak.
"Leo, hiks... Ta-kut..."
"Sorry honey, salah kakak, itu salah kakak. Maaf hm..." Leo menggangguk pelan dengan isakan yang terdengar semakin lirih. Matanya berat, dan dia sangat mengantuk. "Janji gak akan lagi." Bisik Nisa yang menyadari kalau Leo sudah tertidur. Perempuan itu memandang motornya lalu beralih ke Leo yang sudah lelap digendongannya.
Adiknya tidur, tidak mungkin dia pulang dengan motornya. Pasti Leo akan terganggu. Dia merogoh sakunya lalu menelepon seseorang.
"Jemput gue sekarang." Titahnya dingin lalu menutup telponnya. Dia menaikkan kupluk hoody sang adik, lalu mengelus lembut pipinya. Kecupan sayang dia bubuhkan di pelipis bocah itu.
"Kakak gak akan biarin mereka ambil Leo. Leo milik kakak sama babeh, bukan mereka."
★★★
"Ma, gimana? Om udah ketemu?"
"Om Vanza lagi cek semua CCTV di sekitar jalan yang kita yakin dilewatin sama ayah." Pertanyaan gadis itu di jawab datar oleh satu satunya remaja diantara para orang dewasa itu.
"Tenang Za, bodyguard juga udah dikerahkan buat cari om Raja. Bahkan ayah sama Kai juga ikut cari." Jelas wanita berperawakan tinggi tersebut. Si gadis,-ah, Vaza lebih tepatnya belum bisa tenang mendengar kabar dari sang mama. Gadis itu gelisah entah karena apa, apalagi saat memikirkan pertemuan singkatnya dengan–
"Vaza..."
Lamunannya buyar saat bahunya di elus oleh wanita cantik nan ayu yang tak lain adalah tantenya, istri dari adik papanya.
"Pikirin apa? Kok ngelamun?" Tanya wanita itu. Vaza tersenyum sambil mengelus tangan lembut wanita yang tengah hamil itu.
"Gak pikiran apa apa kok tan. Tante Sarah tenang aja." Sahut Vaza mencoba untuk terlihat tenang.
Beberapa saat kemudian, terdengar langkah kaki yang berjalan memasuki ruangan perkumpulan itu. Sarah yang mengira bahwa itu adalah suaminya langsung bergegas menyambut di pintu masuk, sekalian bertanya tentang perkembangan pencarian Raja pada sang suami.
"Mas, gimana–"
Matanya membelalak dan spontan berteriak memanggil yang lain. Mendengar teriakan itu, orang yang di dalam segera berlari kearah asal suara karena takut terjadi sesuatu. Namun pemandangan yang mereka lihat membuat semuanya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leo
FanfictionMonggo di baca. Ini first book saya, so monmaap karena masih banyak banget salahnya. Karya murni dari brain mungiel saya, and gk ada plagiat plagiat!!!