16

4.3K 378 21
                                    

Vote comment nya kawand!





"SELAMAT PAGI EPLIBADIH!! LEO YANG CETAL MEMBAHANA DATANG!!"

Pagi pagi sekali, Leo sudah mereog di depan warung Parto. Anak itu keluar rumah hanya dengan menggunakan handuk sebatas pinggang dan tanpa alas kaki. Tubuh gempal bocah itu berjalan dengan angkuhnya masuk kedalam warung, dimana Parto, Nisa serta trio gesrek juga berada di sana.

Para manusia itu menatap datar si bocah yang berjalan kearah mereka.

"Napa ndak balas sapaan olang ganteng ini?" Tanyanya dengan kening berkerut dalam. Beraninya para manusia ini mengacuhkan kedatangan seorang bintang seperti Leo. Sudah tampan, ganteng, handsome bahenol lagi. Eh? Harusnya dia disambut dengan karpet merah.

"Om~Leo mau susu..." Pintanya manja saat menyadari tatapan tak bersahabat dari om kesayangannya.

"Kenapa gak pake baju hah? Kenapa kemari cuma pake handuk? Ini lagi, udah kayak ayam gak pake alas kaki." Serbu Parto dengan sewotnya membuat si bocah cemberut tak tertolong. Apa apaan ini? Bukannya memberi apa yang pangeran minta, si om malah menyerang dengan pertanyaan beruntun yang membuat kepala prince pusing tujuh tanjakan.

"Kagak usah di monyong monyongin itu bibir... Dah kayak Bebek aja lu." Sinis Farhan sambil menyeruput kopinya. Ekhm, sebenarnya Farhan hanya tidak ingin khilaf saja. Kalian tau, Leo yang mode seperti itu berbahaya untuk kesehatan mentalnya.

"Ish! Semuanya ngeselin aja pagi pagi. Leo itu cuma minta susu! Napa di malahin sih?!" Sungut si bocah tak terima. Nisa tertawa nista melihat muka cemberut si bocah.

"Sini dek, sama kakak aja. Gak usah sama mereka." Perempuan cantik itu membawa Leo ke gendongannya. Tangannya di pakai untuk mengelus lembut punggung polos bocah itu.

"Tapi pake baju dulu. Di luar dingin, nakal banget sih." Gemas Nisa menjawil hidung mancung  Leo. Anak itu tertawa cekikikan karena geli hidungnnya di mainkan.

"Heheh... Leo ndak bisa buka lemali~tinggi..." Leo berbisik di telinga Nisa membuat perempuan itu tertawa karena ucapan polos Leo. Salahnya karena lupa mengeluarkan baju bocah itu dari lemari.

"Maaf, kakak lupa. Kalau gitu kita pasang baju dulu, terus baru minum susu." Kata Nisa yang dibalas anggukan semangat oleh Leo. Keduanya pun langsung menuju ke rumah yang letaknya tepat di belakang warung Parto. 

"Makin nakal aja itu bocah." Sungut Parto kesal. Ketiga trio gesrek hanya terkekeh memaklumi Parto.

"O ya, bang. Gue dapat kabar dari 'mereka'. Katanya 'dia' kembali berulah." Celetuk Doni yang membuat suasana mendadak suram. Saking heningnya, dentingan jam terdengar begitu jelas. Farhan menelan ludah kasar saat menyadari aura Parto yang menggelap. Buku buku tangannya terlihat memutih tanda dia sedang menahan amarah saat ini.

"Aku tidak akan membiarkan 'dia' menyentuhnya bahkan seujung kukupun." Desis Parto dengan menatap tajam ketiga manusia di depannya.

Uhuk uhuk!!

Farhan pura-pura batuk untuk menetralisir kegugupannya akan Parto yang mode begini.

"Pasukan juga menutup semua akses 'orang itu'. Jadi abang tenang aja, 'dia' gak akan pernah bisa gapai tujuannya." Kata Khairul yang untungnya membuat suasana kembali kondusif. Parto menghela napas berat.

"Gue percayain semua sama kalian." Ucap Parto yang dibalas anggukan mantap dari tiga lelaki di depannya.

"OM PALTO!!"

Pria itu tersenyum teduh saat tubuh gempal Leo berlari pelan memasuki warungnya.

"Leo, jangan lari!!" Teriak Nisa yang mengejar bocah itu dari belakang. Mendengar itu, lari Leo yang awalnya pelan semakin mencepat.

LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang