8

6.4K 474 3
                                    

Typo tandai.





"Heheh... Leo pulang."

Suara jangkrik masih mendominasi setelah suara sapaan Leo yang imut lucu dan lembut terdengar. Para warga itu saling melempar pandang sebelum akhirnya....

"DEDEK EMESH!!"

Suara Khairul yang menggelegar membuat semua orang sadar dan mulai riuh kembali.

"Kemana aja lu bocah?" Tanya Parto dengan nada cemasnya. Pria paruh baya itu mendekati Leo yang hanya berdiri lengkap dengan senyum gusinya. Pria itu membolak-balikan tubuh kecil si bocah– memeriksa apakah ada luka yang berani menggores kulit bocah kesayangannya.

"Baik baik aja kan lu?" Ujar Danu yang juga berbuat sama seperti Parto.

" Leo oke kok. Buktinya udah di sini sekalang." Sahut Leo santai. Mendengar itu, Farhan yang kesal langsung menjitak  pelan kening Leo, tapi si bocah pura-pura meringis hingga jadilah Farhan mendapat tatapan tajam dari semua orang yang berada di lokasi.

Farhan kan jadi merinding. Apalagi ditatap tajam sama pujaan hati separuh jiwa raga serta separuh ginjal dan ususnya(hehehhe) maksudnya di tatap oleh Nisa. Kan makin merinding Farhan jadinya. Bagaimana kalau sang pujaan nanti menolaknya lagi? Perjuangan Farhan sia sia nanti.

"Bocah edan lu. Kagak sakit juga, lu sengaja kan?" Kata Farhan. Gemas dia tuh! Bisa bisanya Leo menistakan dirinya yang notabenenya si pangeran komplek Mascopet yang kece badai, tornado bahkan puting beliung kalah akan bahaya ketampanannya.

Leo tersenyum lebar mendengar misuh misuh Farhan. Hahahh, hiburan tersendiri untuk Leo.

"Adek kemana aja seharian? Kakak ama yang laen cuma ijinin adek buat turun di sekitar komplek lho, kenapa adek malah ngilang? Kita panik banget tadi sampai nyariin kamu keliling." Ucap Nisa panjang lebar sambil sesekali masih sesenggukan. Leo menatap sendu kearah perempuan cantik itu.

"Maafin Leo kak..." Lirihnya lalu memeluk erat tubuh satu satunya perempuan yang ia sayangi di dunia ini.

"Leo tadi nyasal... Maafin Leo udah bikin kakak khawatil." Jelas si bocah sambil menikmati elusan lembut Nisa pada punggung kecilnya.

"Semuanya, karena bocil kita udah balik, mending semua bubar. Istirahat sana, ini udah malam." Kata Parto berniat membubarkan kerumunan sebab aksi mewek Nisa dan Leo bisa bisa membuatnya menangis. Kan nggak lucu tetua komplek nangis kejer gegara bocil?

Setelah mendengar titah dari tetua, warga yang lain segera bubar kembali ke rumah masing-masing. Tinggallah Parto dan Nisa, serta trio prince gadungan juga Leo.

"Ngapa lu bertiga kagak balik?!" Ketus Parto ketika melihat Danu, Farhan dan Khairul masih berada di sana.

"Aelah beh! Kita masih mau ngobrol sama bocil tau!" Sahut Farhan yang dihadiahi delikan tajam dari Parto.

"Babeh babeh pala lu! Gua bukan babeh lu!" Mereka kembali menertawakan Farhan yang ternistakan.

"Dedek emesh cerita dong kenapa bisa nyasar sampe pulang malam? Terus dianterin sama siapa pulangnya?" Tanya Khairul pada Leo. Lebih baik dia berbicara dengan si bocah daripada menyaksikan drama tak bermanfaat nan menjijikkan dari Farhan.

"Oke... Leo celita sekalang."

Kelima manusia itu memasang telinga baik baik untuk mendengar cerita menggemparkan dari si bocah–maskot kompleknya Mascopet.

***

Sementara di tempat yang lain,

suara deru motor dan mobil yang memekakkan telinga terdengar sangat keras di sebuah sirkuit balap. Hari yang semakin malam pun tak menyurutkan semangat para remaja tanggung itu untuk datang ke sirkuit. Semakin malam, maka akan semakin banyak yang datang.

LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang