9

5.4K 462 9
                                    

"Ngapain lo di sini?"

Aura di tempat itu mendadak jadi dingin. Tatapan tajam saling di layangkan, dan aura mencekam pun menyeruak di malam yang semakin larut.

"Kenapa? Menurut lo, ngapain gua di sini?"

"Ck, kalau mau ngerusuh jangan di sini. Kita gak mau buang buang tenaga ngurusin hama kayak kalian." Sahut Viko sinis. Empat pemuda yang baru saja datang menghampiri mereka itu nampak menatap nyalang ke arah Viko yang masih berceloteh dengan mulut pedasnya.

"Cih, geng lo yang hama." Sahut salah satu dari pemuda yang baru datang tadi.

"Ngapain lo pada datang? Perasaan kita gak ngundang geng kalian deh." Ucap Galang sembari berdecak malas. Selalu saja seperti ini, pasti geng tak dikenal ini selalu mengganggu mereka. Ya, nyali mereka termasuk besar hingga berani mencari ribut dengan geng ternama seperti geng Vortynos ini.

"Santai bro. Gua cuma mau nikmatin pertandingan wakil ketua dari dua geng ternama. Sehebat apa sih?" Sahut si ketua dari geng yang menghampiri Arka dkk.

"Cih, lo baru keluar dari goa sampe gak pernah liat balapan Vortynos sama geng Hanterez?" Sinis Viko dengan tatapan mengejeknya. Denis– si ketua geng Gelaryus mendelik sinis pada salah satu inti geng Vortynos itu.

"Gua sama anggota gua gak niat cari ribut sama kalian. So, gak usah kepedean." Sahutnya dingin.

"Dih, sekate Kate lu!" Kata Gilang mendelik sebal pada Denis. Ada ada saja ketua geng Gelaryus ini. Apa katanya tadi? Kepedean!?

"Gak niat cari ribut tapi nyamperin kita kesini. Lo mau apa?" Tanya Kazen yang sudah jengah mendengar adu mulut antara temannya dan juga anggota Gelaryus.

"Kita kesini cuma mau bilang sama waketu lo itu buat hati hati di lintasan. Ada yang otaknya miring di Negerdon." Kata Denis dengan wajah santainya.

"Maksud lo apa? Di sirkuit ini curang melanggar aturan dan dianggap kalah. Gak mungkin mereka nyalahin aturan." Kata Viko tak terima. Setaunya geng yang akan mereka lawan tak suka dengan namanya kecurangan. Tapi kenapa malah mendapat aduan seperti itu dari Denis? Musuh mereka pula. Jadi tak salah kalau Viko menganggap Denis bohong.

"Well. Serah lo pada sih mau percaya apa enggak. Kita cuma bersikap baik dengan kasih peringatan buat kalian. Gak mau percaya ya tanggung konsekuensinya." Jawab Denis kelewat santai. Setelah berkata begitu, Denis dan tiga anggotanya pergi dengan melayangkan flying kiss yang di sambut tatapan jijik dari Viko, Galang dan Gilang. Sementara Arka dan si bos tak bereaksi sama sekali.

"Gimana menurut lo Lan?" Tanya Arka pada si bos yang tak lain dan tak bukan adalah Kalan.

"Menurut lo pada?" Kalan balik bertanya.

"Menurut gua sih tuh orang udah jelas jelas bohong." Viko yang pertama angkat suara.

"Tapi kita gak tau kan, siapa tau emang bener. Si Denis juga keliatan jujur tadi." Galang menimpali.

"Setuju ama lo Lang. Rasanya aneh aja gitu si Denis nyamperin kita pake kepala dingin gitu. Biasanya kan dia langsung kebakar emosi." Tambah Gilang.

"Itu artinya dia lagi pengen sesuatu itu." Kazen menimpali ucapan Gilang.

Arka terdengar menghela napas. Melihat Kalan juga menatapnya, Arka tau kalau dia dan si bos itu satu pemikiran. Dan yang membuat Arka kesal adalah dia yang harus menjelaskan pada para makhluk yang tak bisa diam itu!!

"Terlepas benar atau nggak omongannya Denis tadi, satu satunya cara ya buktiin di lintasan." Akhirnya Arka buka suara. Telinganya sudah pengang mendengar berbagai asumsi tak berdasar dari teman temannya.

LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang