13

4.7K 430 36
                                    


Holla~



Happy reading guys🧡🧡🧡









Di sebuah kamar bernuansa lemon soft, seorang lelaki berperawakan tegap tengah duduk di pinggir kasur sambil menatap kosong langit-langit kamar.

"Nak...."

Lirihannya menggema di kamar kosong itu. Tangan kekarnya perlahan mengelus lembut pinggiran baby box yang diletakkan tepat di pinggir ranjang. Tatapan tajamnya menyorot sendu kotak bayi itu, dan tanpa disadari olehnya, setetes air mata mengalir tanpa di minta.

Tes

Tes

Tes

"Maafkan ayah.... A-ayyah.... Ayah tau–ayah salah sayang, ma-af..." Isaknya sambil mengelus selimut di dalam kotak bayinya. Sumpah demi apapun, hatinya benar-benar sesak saat ini. Sesuatu menghujam menghantam telak dan memporakporandakan batinnya.

"Ay-ayah salah hiks... Ma-aaf, semua salah ayah..."

Seandainya dia tidak ceroboh....

Dia tidak gegabah....

Tidak mengambil keputusan bodoh....

Seandainya saja waktu bisa dia putar....

Dia ingin bayinya, dia ingin mendekap bungsu kecilnya, dia ingin melihat bayinya belajar berjalan, berbicara dan ingin mendengar kata 'ayah' terucap dari bibir bayinya.

Tapi itu semua hanya sebatas kata seandainya, dia tidak akan pernah bisa memutar waktu, dia tidak akan pernah bisa memperbaiki apa yang telah terjadi di masa lalu, dan dia tak akan pernah menyaksikan apa yang ia idam idamkan bersama bayinya.

Semuanya harus rela di telan oleh waktu, dan dia....















Terlambat untuk semua itu.

****

"Abang, Leo mau pulang."

"No~Leo disini aja sama abang."

Bocah itu cemberut lalu tanpa rasa bersalah memukul kepala Kalan hingga menghasilkan suara renyah yang membuat twins G, Kazen, Viko dan Arka menghentikan kegiatan bermain game mereka.

"Setdah, suaranya gurih bat coeg!!!" Heboh Galang yang dibalas geplakan manja dari Gilang.

"Sakit nying!!!" Pekiknya sambil memukul keras lengan kembarannya.

"Lo sih!! Pake bilang gurih segala, lu kira pala bos makanan apa?!" Sewot Viko mewakili kekesalan Gilang dan yang lain. Galang mencibik sinis lalu menatap tajam teman temannya.

"Ape lu?! Sirik amat jadi orang!! Gue cuma lagi bergaya bahasa ya!!"

"Lah si bego emang. Sok banget lu jadi orang. Padahal bahasa Indonesia aja remedi mulu lu." Ucap Kazen dengan tampang kelewat polos minta di geprek. Bibir Galang mencibik semakin dalam. Kenapa anggota circle ini senang sekali menistakan pangeran berwajah tampan sepertinya.

"Bangsad lu pada." Gumam Galang tak ingin Leo sampai mendengar umpatannya. Bisa bisa habis dia jika Leo mendengar umpatan yang terlontar dari mulutnya. Hadeuh pemirsa... Galang belum tau jika Leo kita sudah fasih dan khatam dengan berbagai umpatan itu.

"Lan, Leo bener. Ini udah malem, pasti keluarganya khawatir dia ngilang." Kata Arka yang mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya dia juga tidak rela berpisah dengan bocah tengil itu, tapi apalah dayanya sebagai orang baru di hidup bocah itu. Keluarganya tetap menjadi nomor satu untuk Leo.

LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang