28

2K 216 6
                                    

David menggeram. Beraninya mereka berdua mengacuhkan nya. Alhasil dia berjalan mendekat lalu tanpa aba aba menggendong Leo yang masih mengunyah hingga nyaris membuat anak itu tersedak.

"Apa yang kau lakukan?!!" Marah Arga menatap tajam pada David. Bukan apa apa, dia hanya takut anak itu terluka. "Om apaan sih? Tulunin!!! Leo ndak mau sama om!!!" Leo berontak minta diturunkan. Enak saja main angkat angkat! Jangan mentang-mentang dia kecil semok dan bahenol, mereka bisa mengangkatnya seperti kucing sembarangan. Lagipula dia masih marah dengan omnya satu ini.

David tak mendengar. Dia menatap sengit Arga seolah saudaranya telah melakukan sesuatu yang sangat fatal.

"Apa? Kau tidak perlu melototi ku begitu!"

"Om tulunin!!! Ish, bikin kesel aja, Leo lagi makan om!!!" Pekik Leo sambil menggigit lengan David yang melingkar erat di pinggangnya. Namun bukannya lepas, itu justru semakin kuat. Leo bahkan sampai terengah-engah untuk lepas dari jeratan David, namun hasilnya sia sia.

"Biarkan dia makan dengan tenang David! Salahmu yang tidak membangunkannya sarapan, lihatlah dia yang kelaparan itu!" Titah Arga yang hanya diacuhkan oleh David.

"Kau tidak boleh seenaknya membawa putraku tanpa seizinku." David tidak mengeluarkan suara, namun Arga mengerti apa yang dia katakan lewat gerakan mulutnya. Pria itu berdecih kemudian duduk di kursi dan hanya memandang acara bujuk ngambek antara dua manusia itu.

"Leo..."

"Ndak mau! Om nakal! Ndak kasih kasih Leo makan! Leo lapeeel~!! Om tau!? Hump!" Pekik si bocah sembari membuang pandangannya lalu kemudian melipat tangannya di depan dada.

"Leo boleh makan tapi gak harus disuapin sama dia juga!" Sungut David tak terima. Leo melotot setelah mendengar alasan om om satu ini.

"Leo males, makanya minta di suapin!!"

"Leo-"

"-ada apa ribut ribut?" Ketiganya menoleh ke ambang pintu dimana nyonya Bimantara, Nisa dan juga Kalan berdiri dan memandang mereka penuh tanya. Arga dengan santai menyeruput kopinya kemudian menunjuk Leo dan David.

"Mereka yang merusuh." Cih!!! David melotot garang padanya! Jika bukan karena dia yang membangkitkan api cemburu itu, semua tidak akan seperti ini. Arga menyadari tatapan membunuh David, tapi dia pura-pura tidak melihat saja. Lagipula kapan lagi dia bisa menistakan adik bungsunya semulus ini?

"Om tulunin!!!!" Pekik Leo yang minta diturunkan untuk yang kesekian kalinya. David melihat pada Leo kemudian mengalihkan pandangannya pada Arga yang balas menatapnya sambil mengangkat satu alis. Benar benar menyebalkan!!! Parto ingin memukul wajah jelek itu saat ini juga.

"Hah, babeh turunin itu kasian adeknya." Bujuk Nisa. Gadis itu menghela napas melihat tingkah kekanak-kanakan ayahnya. Melihat wajah memerah Leo, akhirnya David menurunkan bocah itu. Setelah terbebas dari lilitan tangan David, Leo segera menjauh dengan berlari mendekati Arga minta kembali di suapi.

Dengan senang hati Arga menyetujui. Bahkan dia melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, yaitu menggunakan tangannya langsung untuk memberi makan anak itu. Haiis!!! David semakin cemburu dibuatnya. Kalian saja tempat ini bukan tempat yang paling aman untuk Leo, dia tidak akan pernah membawa bocah kesayangannya kemari.

Disini saingannya banyak!!!! Arrgh, David bisa gila lama lama.

"Kasian banget om." Ejek Kalan yang dibalas tatapan tajam oleh David. Sialan memang! Anak ayah sama saja!

****

"Leo, maafin om dong..." Lirih David yang sudah tak tahan diacuhkan Leo. Wajah pria itu sudah sangat lesu seperti pantat monyet. Leo tak menghiraukan David dan fokus menonton kartun di TV sambil di pangku Kalan.

LeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang